Reviews tagging 'Emotional abuse'

Resign! by Almira Bastari

1 review

clavishorti's review against another edition

Go to review page

challenging funny reflective fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

3.0

Di kantor konsultan penuh inovasi di Jakarta, tengah berlangsung pertarungan sengit di antara The Cungpret, alias Kacung Kampret. Mereka tidak ambil pusing soal penghargaan atau jabatan mentereng, melainkan tengah asyik mengincar kemenangan dalam taruhan paling berisiko: resign secepat kilat! Dalam suasana yang penuh intrik, The Cungpret berupaya menyusun rencana-rencana jitu. Siapakah di antara mereka yang bakal berhasil meloloskan diri dari radar tajam sang bos dan meraih kemenangan? 
 
Dalam buku berjudul Resign! yang memeluk genre MetroPop, Almira Bastari tidak hanya berhasil menciptakan hiburan yang memikat, tetapi juga meninggalkan kesan yang mendalam. Bagi pencinta MetroPop yang haus akan tawa ringan, buku ini tak sekadar menjadi pilihan, melainkan sebuah perjalanan menghibur yang patut diikuti. 
 
Daya tarik utama Resign! terletak pada pengembangan karakter dan dialog yang memukau. Setiap tokoh dipahat dengan kehidupan dan keunikan yang membuat mereka tampak begitu nyata. Dialognya, seperti melodi yang memikat, tak hanya menghibur, tetapi juga mengundang tawa yang meledak dari lubuk hati. Namun, seiring dengan kesenangan membaca, sejumlah pertimbangan mulai timbul. 
 
Di tengah sorotan yang cemerlang dalam Resign! karya Almira Bastari, kita menyaksikan perubahan mendalam dalam perasaan Alranita yang muncul tanpa penjelasan yang memadai mengenai motivasinya. Seolah-olah, kita melewati momen penting dalam hidup karakter ini dengan kilat, tanpa memahami akar penyebab perubahan tersebut.

 
Kecepatan cerita terkadang terasa mengikuti ritme yang mendesak, dan di tengah-tengahnya, pergeseran emosional Alranita mengejar ketertarikan pembaca tanpa memberikan pijakan yang cukup untuk dipahami. Apakah sebenarnya ada momen khusus atau serangkaian kejadian tertentu yang memicu transformasi ini? Kekurangan penjelasan terhadap motivasi Alranita memberikan sentuhan misteri pada kisahnya, namun, di sisi lain, dapat menciptakan rasa ketidakpuasan yang meresahkan.
 
Penambahan kedalaman pada eksplorasi emosi Alranita bisa menjadi kunci untuk memahami perjalanan karakter ini secara lebih menyeluruh. Misalnya, apakah ada konflik internal yang mungkin mempengaruhi perasaannya, ataukah hubungan dengan tokoh lain yang memicu perubahan tersebut? Keterlibatan lebih lanjut pada aspek-aspek psikologis karakter dapat memperkaya narasi dan memberikan lapisan emosional yang lebih dalam. 
 
Selain itu, sorotan telak pada karakter Tigran dalam alur cerita Resign! membawa kita ke dalam medan dilema etis yang semakin kompleks. Perilaku Tigran, yang mencirikan sifat stalker dan penyalahgunaan kekuasaan, menghadirkan bayangan kelam dalam cerita yang sejatinya penuh keceriaan. Meskipun penampilannya yang tampan dan kekayaannya membungkusnya dengan kilau kepribadian yang mungkin memikat sebagian pembaca, meromantisasi tindakan semacam itu tidak hanya memunculkan pertanyaan etika, melainkan juga menyeret kita ke refleksi mendalam tentang batas-batas moralitas dalam ranah fiksi.
 
Sejalan dengan itu, pertanyaan yang muncul adalah apakah perilaku seperti yang ditunjukkan oleh
Tigran
dapat diwajarkan dalam ranah fiksi. Apakah pengarang memandangnya sebagai narasi yang membantu menggambarkan kompleksitas manusia, ataukah merupakan representasi yang meromantisasi perilaku yang seharusnya dianggap tidak etis? 
 
Namun, keseluruhan perjalanan melalui halaman-halaman Resign! tetap menyenangkan, terutama berkat kehadiran yang riang dari karakter-karakter The Cungpret. Setiap halaman dipenuhi dengan keceriaan humor yang menghadirkan tawa tanpa henti. Gaya bahasa Almira Bastari seperti merajut pesona, menjaga agar setiap dialog mengalir dengan keaslian, menjauhkannya dari kebosanan dan monoton. 
 
Saya merasa begitu tak sabar untuk menyambut karya-karya mendatang dari Almira Bastari, dengan harapan bahwa setiap nuansa cerita dapat lebih dipahami dan terungkap secara lebih menarik. Sebagai pembaca, antusiasme saya membayangi ekspektasi akan petualangan berikutnya, sambil berharap untuk terus terpesona oleh kepiawaian Almira Bastari dalam menganyam cerita-cerita yang semakin matang dan memikat. 

Expand filter menu Content Warnings
More...