Reviews

Bound by Okky Madasari

blackswazn's review

Go to review page

kebebasan, gender, seksualitas, queerphobia, agama, ketenagakerjaan, politik, bullying, penyalahgunaan kekuasaan. buku ini mengangkat isu-isu penting dan dikemas dengan sempurna.

words can't describe how much 'bound' means to me. as a non-binary person, i find sasa really relatable, though we're not exactly the same. this book made me feel seen and heard. my hometown is used as one of the settings, that made the story feel so real to me.

i'm glad to know that this book is loved by many people.

rahmamutiaa's review against another edition

Go to review page

adventurous challenging dark emotional inspiring sad tense medium-paced

5.0

rasunshiny's review against another edition

Go to review page

4.0

Trigger warning: violence, sexual abuse, blood, suicide, abortion, prostitution, death, bullying.

Buku ini mengisahkan perjalanan Sasana (Sasa) dan Jaka Wani (Cak Jek) dalam upaya 'melepaskan jiwa' yang terkukung dalam dikte masyarakat. Ku kira buku ini hanya berfokus pada bagaimana Sasa menemukan jati dirinya, ternyata jauh lebih dari itu. Seperti bukunya Entrok, Okky Madasari mengangkat isu sosial yang marak terjadi. Mulai dari isu pengamen jalanan hingga kehidupan para buruh.

Aku merasa Pasung Jiwa memiliki nyawa yang mirip dengan Entrok, keduanya membuatku mempertanyakan realitas sosial yang ada. Sebenernya siapa yang lebih pantas dihukum? Sebab beberapa orang tidak berperilaku sesuai dengan aturan sosial yang ada haruskah mereka menerima kecaman sekeras itu? Buku ini juga mengingatkanku pada Convenience Store Woman dimana seleksi sosial itu ada jika kita hidup tidak sama dengan yang lain. Padahal orang-orang yang dihakimi itu hanya kerja untuk bisa hidup dan cuma sekedar untuk makan. Coba tengok orang-orang berkuasa disana, sudah berapa banyak hak rakyat mereka rampas namun sampai saat ini belum juga mendapat balasan.

Buku ini menggunakan sudut pandang kedua tokoh utama tersebut yang membuat aku sebagai pembaca dapat merasakan segala keresahan dan dilema yang dihapadi Sasa dan Jek. Aku sangat suka bagaimana Okky Madasari berhasil menarasikan dua sudut pandang dengan gaya bahasa yang berbeda. Saat membaca pergantian sudut pandang aku dapat merasakan cerita ini dinarasakan oleh yang berbeda. Bahkan, narasi yang dibuat Sasa saat kecil dibanding saat dewasa juga terasa. Menurutku hal ini sangat menganggumkan. Narasi yang disuguhkan jug sangat mengalir dan mudah untuk dicerna.

Sejak awal cerita hingga akhir alur yang dibawa sangat rapi. Dimulai dari bagaimana Sasa sudah mengenal piano sejak dalam kandungan hingga ia melepaskan pasung jiwanya. Aku suka bagaimana penulis mengenalkan awal mula 'keanehan' yang terjadi pada diri Sasa. Selain itu, emosiku rasanya diacak-acak sepanjang baca buku ini. Aku ikut merasakan sedih, gembira, marah sebagaimana yang dialami para tokoh.

Setiap tokoh yang ada juga sangat memorable meskipun hanya muncul sebagian cerita. Juga aku sangat suka bagaimana penulis menggambarkan sosok orang tua Sasa. Hatiku terenyuh ketika membaca hubungan antara Sasa dan Ibunya menjelang akhir cerita.

I give it 4/5

yuliyono's review against another edition

Go to review page

4.0

actual rating: 3,5 star

selain mata di tanah melus, ini perkenalan pertama dengan tulisan okky di novel-novel sastranya. cukup intriguing dari awal sampai akhir. isu-isu sosial yang mewarnai rajutan kisahnya begitu intens nan emosional. awalnya agak ragu mau nerusin, karena otak susah bener diajak jajan sastra macam ini. syukurlah akhirnya menguatkan diri untuk menyelesaikannya dan wow... bagus, ya. etapi belum lanjut baca buku okky yang lain sih. ini aja dulu.

jasminertea's review against another edition

Go to review page

dark emotional mysterious tense slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? It's complicated
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

angelreads_5's review against another edition

Go to review page

challenging emotional reflective tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

2.75

itzreibrary's review against another edition

Go to review page

3.0

Plotnya oke, gaya bahasanya tentu juara, tpi ternyata Entrok tetep novelnya Okky yg numero uno. Terutama yang ganggu buat saya waktu bagian pergulatan batin dan goyangan Sasa/Sasana, kayaknya terlalu panjang dan bertele-tele

itzdiyann's review against another edition

Go to review page

5.0

Buku ini berlatar tahun 1990an hingga awal 2000an. Yup era orde baru-reformasi. Yang mana banyak hal yang "ditentang" pada zaman itu. Buku ini menceritakan tentang Sasana sedari kecil, hingga di bangku kuliah is bertemu dengan Cak Jek. Cerita mereka dimulai dari sini.

Buku ini cukup bikin aku kewalahan dalam membacanya, karena mulai dari awal bab hingga akhir beneran kayak aku ngerasa dibawa masuk ke dalam cerita dan seolah-olah dikasih tunjuk langsung bagaimana penderitaan yang mereka lalui. KRITIK SOSIAL DI BUKU INI BERANI BANGET??? dan yaaa aku suka!

Pas aku bacanya rasanya aku mau marah, mau ngumpat, mau teriak, mau nangis (nangis beneran sih). Tahu kisah mereka tuh jadi kepikiran kalo dunia ini kejam banget yaa? I want to protect Sasa at all cost.

prahayu's review against another edition

Go to review page

4.0

Pasung Jiwa - Okky Madasari

4 dari 5 bintang

Seluruh hidupku adalah perangkap. Tubuhku adalah perangkap pertamaku. Lalu orangtuaku, lalu semua orang yang kukenal. Kemudian segala hal yang kuketahui, segala sesuatu yang kulakukan. Semua adalah jebakan-jebakan yang tertata di sepanjang hidupku. Semuanya mengurungku, mengungkungku menjadi tembok-tembok tinggi yang menjadi perangkap sepanjang tiga puluh tahun usiaku. — Sasana, hlm. 293.


Pernahkah kalian memikirkan, apakah kehendak bebas itu benar-benar ada? Memang dikatakan kalau Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat karena kita adalah manusia. HAM merupakan satu hal yang universal dan dimiliki oleh setiap orang, dimanapun mereka berbeda. Adanya HAM seolah-olah menjamin bahwa kebebasan seseorang dalam berlaku dan bertindak dapat terjadi. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan kemudian adalah, apakah setiap keputusan yang kita ambil, tindakan yang kita lakukan, murni pengejawantahan dari kehendak bebas yang kita miliki? Apakah benar, kita ini memiliki kehendak bebas? Bukankah pada akhirnya keseluruhan keputusan yang kita ambil dan tindakan yang kita lakukan merupakan hasil kontemplasi dari batasan-batasan yang ada dalam masyarakat? Batasan-batasan yang tanpa sadar telah mengekang kehendak bebas kita.

Melalui kisah Sasana dan Jaka Wani, kita akan diajak menyelami apa itu kebebasan yang ada dalam hidup kita.

Resensi lengkap dapat dibaca di http://prayrahayusbook.blogspot.co.id/2017/08/resensi-pasung-jiwa-okky-madasari.html

anotasikertas's review against another edition

Go to review page

adventurous challenging dark reflective tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.75