Reviews

Classic Starts(r) Arabian Nights by

alfath's review

Go to review page

3.0

Saya merasa lega sudah menyelesaikan buku ini. Lebih tepatnya, cerita-cerita dalam buku ini menimbulkan rasa campur aduk bagi saya. Ada kalanya saya merasa ingin dnf di bagian-bagian tertentu. Seringkali saya berusaha meyakinkan diri untuk menyelesaikan buku ini. Paling tidak, saya bisa menemukan jawaban atas rasa 'ketidaknyamanan' saya selama membaca buku ini.

Jujur saja, judul dan cover buku ini membuat saya berharap ada cerita bijak ala Abunawas, cerita-cerita bijak berlatar di sekitar Timur Tengah. Kalaupun bukan cerita bijak seperti itu, mungkin ada cerita unik ala-ala Aladdin dan lampu ajaib. Sayangnya, cerita yang ada bukan tentang keduanya.

Kalau ada yang berharap cerita dalam buku ini melibatkan tokoh beragama Islam dan menjalankan syariat secara baik, nyatanya tidak juga. Secara umum, ada beragam agama yang disinggung dalam cerita seperti Islam, Kristen, Yahudi, dan Majusi. Walaupun saya tidak tahu banyak kesamaan-kesamaan larangan dalam agama-agama ini, saya merasa tokoh-tokoh dalam cerita bukanlah para pemeluk yang taat. Kebanyakan bersikap semena-mena, mudah membunuh orang, dan praktik sihir dianggap wajar dalam keseharian.

Ada banyak cerita dari Timur Tengah yang dimuat dalam buku ini. Semuanya disampaikan oleh satu penutur bernama Syahrayar. Dia menuturkan cerita-cerita tsb sebagai upaya mempertahankan hidupnya tiap malam, dari upaya pembunuhan yang dilakukan suaminya sendiri. Seorang suami yang bertekad membunuh siapa saja wanita yang menikah dengannya setelah melewati malam pertama. Syahrayar bertekad untuk mengembalikan kepercayaan si suami agar mampu mempercayai seorang wanita.

Kembali ke bahasan tentang cerita-cerita dalam buku, secara keseluruhan ceritanya kelam. Mungkin lebih tepatnya, tidak sesuai harapan saya. Misal, saya berharap para pemimpin kerajaan seharusnya bijak, atau minimal pintar dalam menganalisis, serta tidak malas menyelidiki kebenaran. Nah, pemimpin-pemimpin dalam cerita di buku ini jarang seperti apa yang saya harapkan. Sungguh kesal bukan main saya membacanya! Ups, maaf, saya hampir lupa, kemampuan tiap manusia tentu berbeda. Yang jelas, saya heran orang-orang demikian bisa menjadi raja. Kasihan sekali rakyatnya.

Selain pemimpin, cerita dalam bukujuga banyak menguji kegigihan saya untuk menyelesaikan keseluruhan halaman dalam buku ini. Ada skandal percintaan antara seorang hamba sahaya dengan lelaki merdeka. Eksplorasi perasaan si pria dan wanita yang merasa 'tak bisa bersatu' begitu dibahas habis-habisan. Alih-alih berjuang mencari cara untuk bersama atau sekadar mengakhiri hubungan, mereka berdua lebih memilih meratap/menyesali diri dan berujar kurang lebih "kematian lebih baik untuk para pencinta yang tidak bisa bersama". What?? Playing victim?

Oiya satu lagi, cerita-cerita dalam buku ini juga banyak dikaitkan dengan sihir. Ada beberapa karakter yang mampu menggunakan sihir. Dalam cerita, ntah itu benar bisa terjadi atau tidak dalam kejadian nyata, ada beberapa manusia dalam cerita sempat berubah wujud menjadi makhluk selain manusia. Yang jelas, pengaruh sihir melalui makanan/minuman/percikan air yang telah dimantra-mantra bisa terjadi (dengan izin Allah).

" ... kembalillah ke bentuk yang diciptakan Tuhan untukmu."

Melihat cerita-cerita yang tidak menyenangkan ini, saya berkesimpulan bahwa cerita-cerita 'seram' tersebut digunakan Syahrazad untuk menyadarkan suaminya (dan tentu saja berharap mampu menggerakkan hati pembaca) agar mengambil hikmah dari setiap cerita. Bisa dibilang, suami Syahrazad adalah orang yang sadis. Jadi, Syahrazad menceritakan beragam kisah dengan tokoh-tokoh yang tertimpa kemalangan karena kesadisan tokoh yang lain. Ada balasan untuk setiap perbuatan.

Di akhir buku, tidak ada perbincangan antara Syahrazad dan suami. Saya tidak menemukan bagian epilog semacam rasa bersalah, menyesal, atau permintaan maaf sang suami kepada Syahrazad. Paling tidak, terdapat catatan akhir penerjemah edisi bahasa Inggris yang menyatakan bahwa Syahrazad tidak mengalami nasib yang sama seperti wanita-wanita pendamping suaminya terdahulu.

Akhir kata, kalau mendengar 'arabian nights' berkaitan hal-hal yang menghibur dan menyenangkan, maka jangan berharap demikian saat memulai lembar pertama buku ini.

tinaperoni's review

Go to review page

4.0

I highly recommend this book if you haven't read these stories before like myself. I love the simplicity of these stories and I loved the different stories. My favourite story has got to be Aladdin and will definitely recommend to everyone that loves a good arabian themed book.
More...