Reviews

Kisah-Kisah Tengah Malam by Edgar Allan Poe

xyifa's review

Go to review page

2.0

not my cup of tea. the story is either full of hatred and rage or it ends when it gets exciting.

thebookclubmks's review

Go to review page

Berisikan 13 cerpen dengan genre gothik horor, buku ini memperlihatkannya talenta yang dimiliki Edgar Allan Poe, penulis klasik yang karyanya memberikan banyak pengaruh di dunia literatur dunia.

Berbeda dengan genre horor modern, horor yang ditulis oleh Poe tidak sekedar memantik ketakutan tapi memberikan pula ketegangan dan rasa penasaran, tak hanya bagi masyarakat pada masa cerita tersebut ditulis, tapi juga pada manusia modern seperti sekarang. Dengan masih melekatkan ciri khas gaya gothik horor yang selalu berfokus pada keadaan psikologis dan lingkungan sekitar setiap karakter.

Meski tema-tema yang diangkat Poe terbilang lazim bagi cerita horor kebanyakan seperti pembunuhan dan rasa bersalah, hantu, hukuman mati, obsesi yang terlalu berlebihan, hingga kondisi alam dan wabah, namun semua tema tersebut berhasil dieksekusi dengan berbagai sudut baru serta alur cerita yang tak terduga membuat cerita tersebut seakan menghembuskan nafas baru dan berbeda.

Meski Poe di masa-masa produktifnya menulis, harus bergumul dengan depresi, kemiskinan, alkohol, serta dugaan gangguan jiwa lainya, tapi kecemerlangan bakatnya tidak dapat ditutupi hal-hal tersebut. Menjadi bacaan wajib menurut saya bagi pencinta literatur klasik serta genre horor, buku ini akan membuka pintu baru bagi kita, mempertontonkan jika horor tidak sekedar hantu gentayangan atau pembunuh dengan pisau berkilat, tapi tentang ketakutan dan ketegangan yang mengalir nikmat di nadi.

*Review by Ical

puchaea's review

Go to review page

5.0

Ghost? No.
Monster? No.
Serial killer? Nah.
For Poe, horror is about dragging you to the very center of raging storm, taking you to a closed and dark room with bad circulations and a swinging ax waiting to chop you into pieces, bringing you to the darkest deepest mind of someone where you cannot even be sure if you're seeing a sanity...
His definition of horror is terror.
His best friend is solitude.
His favorite character is lunatic.

My favorite is The Pit and the Pendulum.

senandika's review

Go to review page

adventurous dark mysterious slow-paced

3.75

nyzky's review

Go to review page

4.0

Entah apakah karena penerjemah, saya tidak merasa buku ini begitu membuat bulu kuduk berdiri.

theecatreaders's review against another edition

Go to review page

dark mysterious medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? It's complicated

3.75

rixinshuo's review

Go to review page

3.0

•[⭐ 3.25/5 ⭐]•



Dari semua cerita yang ada di sini, aku cuman suka 'A Tell-Tale Heart' karena bisa dibaca sekali duduk dan setiap katanya memberi pengaruh terhadap imajinasi pembaca. Untuk cerita yang lain cukup membosankan

museofbibliophile's review

Go to review page

tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot

3.0

sharq's review

Go to review page

dark mysterious fast-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? No

3.75

sofiachmadila's review

Go to review page

3.0

Saya suka sebagian besar cerita di buku ini, terutama yang menjadi favorit saya adalah "Gema Jantung yang Tersiksa", "Setan Merah", "Kucing Hitam", dan "Potret Seorang Gadis". Sedangkan cerita yang berjudul "Pesan dalam Botol" menurut saya berjalan agak datar (kecuali di bagian akhir) dan sedikit kurang menegangkan dibanding cerita lainnya. Tetapi menemukan kekurangan dalam cerita-cerita Poe sebenarnya sulit, karena plotnya yang unik dibalut dengan deskripsi mendetail membuat para pembacanya benar-benar terpukau.