I'm most definitely Team Roth, which is why I read this book - Roth was the only thing from the first book that hooked me.

But...

What I imagine happening with a crowned Prince of Hell definitely doesn't happen here. This book is PG compared to my XXX imagination.

What I get is a half-demon/half-warden pretending to be a normal girl leading on two male descendants of angelic beings - an issue that's not resolved at the end of the book so I expect more of the same to come in the third. Maybe Layla will just figure out she needs both blokes and go with a polyamorous relationship - doubtful, but I can dream (what else would I do with all of Roth's references to Stoney *eye brow wiggle*).

And, on top of that, there's some major slut-shaming, especially at the start of the book. I don't like the Wardens or their attitudes toward sex. Talk about buzz-kill for my adult-imagination but it is an issue that teenage girls have to come to terms with because there are people with mind-sets like the Wardens who will judge those girls when they become sexually active. Take that as you will - as for me, the attitude makes me hope the Wardens get their butts handed to them by the demons at some point in this series, which encourages me to read the next book.

Alright... so this is second book in a trilogy right? So of course I could have guessed at the twists that occurred... I mean... duh...

But somehow it was so well developed and I just couldn’t put it down.

I am total sucker for a well developed love triangle... I know tons of people are not fans of the trope, but I’m all for it!

And this book- or the whole series probably- is such a fun love triangle story.

I’m all in for the world and the magic and the take on Wardens and Demons...

I cannot wait to get to the third book.

The idea of how free-will is key to who we are, not just what we are, is played with in such a great way.

I cannot believe I haven’t read this series before now!

Lo ame, no puedo decir más. Estoy en shock

so much better than the first one. still had a few issues, but oh man, that ending.

3,8⭐/5 — TIDAK BISA BERHENTI MEMBALIK HALAMANNYA

—  ❝ Cinta adalah mahluk aneh yang orang kira mereka mengerti dan pahami, hanya untuk mengetahui kemudian bahwa itu hanyalah rasa yang paling sederhana dari yang asli. ❞


Sekuel dari White Hot Kiss dalam seri The Dark Elements ini mengalami perkembangan yang baik di beberapa bagian. Seperti buku sebelumnya, alur cerita berjalan dengan cepat. Saya tidak henti-hentinya mendapat adegan aksi menegangkan di setiap bagiannya. Konflik berkembang lebih kompleks meski masih bisa saya tebak. Tetapi menurut saya, perkembangannya sudah baik. Masih menggunakan sudut pandang orang pertama dari Layla, saya semakin menikmati membaca Stone Cold Touch. Sosok Layla tidak banyak berubah tetapi Ia menjadi lebih tangguh dan kuat. Dalam buku ini, saya diajak untuk menelusuri lebih jauh kehidupan Layla dengan keluarga Warden, kehidupan para demon, juga hubungan pertemannya dengan Stacey dan Sam. Ah, tak lupa juga saya dihadapkan pada kisah cinta Layla yang sepertinya semakin rumit. Cinta segitiga dan segala keruwetannya pun muncul dan berpengaruh cukup besar dalam keseluruhan cerita.

Stone Cold Touch juga semakin membuat saya mengenal tokoh-tokohnya lebih jauh. Rasanya menarik untuk melihat hubungan antartokoh satu dengan yang lain, entah hubungan tersebut semakin erat atau justru semakin terancam untuk hancur. Layla masih tetap seperti gadis remaja lainnya, labil dan terlalu terbawa emosi. Tetapi setidaknya saya melihat bahwa Ia belajar dari kesalahannya. Ia menjadi lebih mandiri, tangguh dan terbuka pada hal di sekitarnya. Begitu pula dengan Zayne yang juga belajar dari kesalahan. Ia menjadi lebih peduli tetapi malah terkesan overprotektif. Sedangkan Roth, yah, dia masih tetap arogan dan menjengkelkan. Tetapi dari buku ini saya mengetahui niatnya yang sebenarnya. Stacey masih tetap sama, heboh dan baik hati, tetapi Sam justru yang mengalami perubahan. Sam yang dulunya kutu buku kini mulai bergaya lebih keren. Di buku kedua ini, tokoh favorit saya yang semula adalah Roth bergeser menjadi Bambi. Bambi adalah demon ular milik Roth. Saya terkesan padanya karena meski digambarkan sebagai ular raksasa yang menyeramkan dan mematikan, Bambi sebenarnya baik dan selalu menjaga Roth dan Layla dari bahaya. Jika saja ukurannya tidak sebesar itu, mungkin Bambi akan terkesan menggemaskan hehehe.

Saya bersungguh-sungguh ketika mengatakan Stone Cold Touch mengalami perkembangan yang baik dari buku sebelumnya. Tetapi ada salah satu dari perkembangan tersebut yang membuat saya menggeleng-gelengkan kepala karena rasanya sangat klise. Ya, cinta segitiga. Selama membaca buku ini, saya menjadi ingat seri Twilight Saga. Cinta segitiga di kedua buku terlalu rumit dan tampak jelas bahwa si tokoh wanita bimbang dan tidak bisa menentukan pilihan karena alasan-alasan tertentu. Selain konsep cinta segitiga yang memiliki kesamaan, saya pun sadar ternyata reaksi saya juga tidak jauh berbeda. Kedua buku menggunakan sudut pandang orang pertama dari tokoh wanita ditambah dengan keahlian penulis yang berhasil menumpahkan seluruh emosi tokoh di dalam buku, membuat saya memahami kenapa baik Bella Swan maupun Layla tidak bisa memilih salah satu dan mengakhiri segala kerumitannya. Tetapi meski saya memahami, saya tetap kurang suka dengan cinta segitiga yang terlalu rumit, klise, dan berlebihan.

Overall, saya menikmati Stone Cold Touch. Alur ceritanya cepat, konfliknya seru dan ringan namun membuat saya ketagihan, serta tokoh-tokoh yang semakin menarik. Adegan romantis masih bertebaran dalam buku ini dan lagi-lagi berhasil membuat saya berharap ada di posisi Layla. Tetapi cinta segitiga yang ada rasanya terlalu umum dan kurang membuat saya terkesan. Namun di luar itu, Stone Cold Touch membuat saya penasaran dan terus membalik halamannya. Jika kalian menikmati buku dengan konsep demon, cerita yang sederhana namun menarik, tokoh-tokoh yg mengesankan dan kisah romantis yang dibalut dengan adegan aksi menegangkan, saya sarankan Stone Cold Touch untuk ditambahkan ke dalam daftar to-read kalian.

Basically the same review as the first one, with a few differences. This book was even more predictable than the first one (the foreshadowing was so obvious I'm not sure I can even call it that). The main character got a little feistier and there are some nice bits in here about accepting yourself for who you are, demons and all. Love triangle-ness still going strong in this book (probably more so than the first). Still not wowed, though I will admit I was intrigued enough to read it in 2 days and immediately after finishing the first.

Jennifer Armentrout has done it again! Stone Cold Touch is an amazing read and did not disappoint after the spectacular White Hot Kiss. I cannot wait to read the next installment in this series.

HA! I KNEW IT!

If you ask me, this one was even better than the first. It was longer, with more action and romance, even though Layla tended to annoy me slightly more. I still don't really like Zayne, and I still love Roth. All of this still makes me think a lot of the Lux series, but I liked Lux, so it's not really a problem.
adventurous dark emotional mysterious tense medium-paced
Strong character development: Complicated
Loveable characters: Yes
Diverse cast of characters: No
Flaws of characters a main focus: Yes

C - 7
A - 8
W - 8
P - 7
I - 8
L - 7
E - 9 

*3.5
This book started out really well but it just went downhill from there.