Take a photo of a barcode or cover
Buku ini berhasil ku selesaikan dalam sekali duduk (pas sakit, yang mana artinya banyak skimming read). Cerita dengan menggunakan kepingan format ini membuatku tertarik dan tidak bisa melepaskan buku ini meski sakit kepala.
Suka banget sama awalnya, meski kesannya Mbak Dee rada maksa buat gabungin sains dan fiksi tapi menurutku tetep keren, pas di pertengahan jadi ngerti kenapa rangorang nyebut buku ini salah satu masterpiece-nya Mbak Dee.
Sayangnya menurutku di akhir banyak plot holes, karakter utamanya mendadak ngubah keputusan tanpa alesan yang jelas padahal semua tindakan dia sebelum itu bertolak belakang banget sama keputusan yang tiba-tiba itu, alhasil ending-nya kerasa keburu-buru ): Males baca buku keduanya karena setelah baca review orang katanya udah beda cerita sama buku pertama ini
Tapi ending yang nge-twist dan tak terduga cukup menghibur disaat telah lelah dengan bahasa-bahasa fisika susah yang Dee suguhkan sebagai appetizer dan main course di cerita A.
"Putri Bungsu dari Kerajaan Bidadari. Tak kusangka akan menemukanmu secepat ini"
-Kesatria-
" "Mas Arwin nggak ada salah apa-apa, kok." Itulah satu-satunya kesalahanmu, Mas"
-Putri-
"Kita cuma berdagang di sini. Saya hanya mau berdagang dengan orang-orang seperti kalian. Kalian nggak patut diberi apa pun cuma-cuma karena kalian sendiri cuma bisa bicara dengan bahasa uang"
-Bintang Jatuh-
Sebelumnya, pertama mari kita cari arti dari Supernova.
Menurut KBBI,
supernova /su·per·no·va/ n Astron bintang meledak berukuran besar
menurut salah satu artikel di national geographic,
Some stars behave as if it's better to burn out than to fade away. These stars end their evolutions in massive cosmic explosions known as supernovae.
yang inti dari keduanya dalah bintang yang mengakhiri evolusinya dengan ledakan. Judul yang cocok untuk buku ini yang mengajak pembaca dalam ledakan pemikiran "yang mengolah - sejarah, mitos, sains, bahkan daftar belanjaan" menjadi pandangan yang unik. Sebelum yang kedua, kesan saat pertama kali membaca buku ini adalah bingung. Yup, bingung dengan berbagai istilah sains. Buku ini sudah saya miliki sejak 2 tahun lalu, tapi belum pernah saya baca keseluruhan. Pada halaman-halaman awal tentang penjelasan ilmiah "badai serotonin" , "turbulensi", "chaos", dan lainnya sungguh membuat saya bingung dan menyerah untuk membaca buku ini. Mungkin saat itu saya belum mau berpikir tentang segala bentuk istilah sains ^^. Apa yang membuat saya mencoba membaca kembali buku ini? oke, awalnya karena buku ini akan diangkat ke layar lebar (jangan salahkan hobi saya yang senang nonton film/drama dari buku^^). Namun, pada akhirnya terdamparlah saya pada percakapan-percakapan Reuben dan Dimas yang membuat saya berpikir keras "ini novel, buku fisika, atau buku filsafat?". Cukup dengan kata "sebelumnya", mari kita masuk di kisah Supernova.
Dimas dan Reuben adalah dua tokoh sentral di Supernova. Pasangan ini bertemu dalam satu hari yang berbeda yang memungkinkan dua orang dengan latar belakang berbeda berbagi rasa. Reuben si anak geng beasiswa yang sinis dan kuper sedangkan Dimas anak orang kaya, anak Indonesia yang berlebih harta. Kedekatan mereka dimulai saat keduanya sama-sama mengalami "badai serotonin". Untuk pertama kalinya Reuben merasa "jernih" dan bersama Dimas ia nyaman. Keduanya sepakat, sepuluh tahun mendatang mereka akan membuat masterpiece.
Review Lengkap