Reviews

Manifesto Flora by Cyntha Hariadi

aliferuz's review against another edition

Go to review page

5.0

Life sucks, just deal with it. Kiranya itulah kesan yang saya dapat dari tokoh-tokoh yang diciptakan Cyntha di cerpen-cerpennya ini. Semuanya sendu, semuanya miris, tapi tokoh-tokoh tertentu seolah siap menampar siapa saja yang berlarut meratapi hidup dan tidak menjalaninya. Dua cerpen yang sangat membekas di ingatan saya adalah Mohon Tinggalkan Aku Sendiri dan Telepon dari Luar Negeri. Dua-duanya sama-sama berkisah tentang seseorang yang tetap tegak meski dipisahkan dengan orang terkasih oleh kematian. Yang satu ditinggal istrinya, yang satu ditinggal mamanya.

clavishorti's review

Go to review page

adventurous challenging dark emotional funny informative inspiring mysterious reflective sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

4.0

Buku Manifesto Flora karya Cyntha Hariadi mempersembahkan kumpulan cerita pendek yang menggugah perasaan, merangkai setiap kata dengan puitis, dan membawa pembaca melalui serangkaian kisah kehidupan. Dengan 23 cerita pendek, setiap halaman buku ini menghidupkan sudut pandang yang segar dan tokoh yang menarik. Dari keintiman hingga ketegangan, setiap cerita membawa kita menjelajahi kompleksitas keluarga dengan penuh kehangatan dan ketidakpastian.

1. Bapa, Ini Aku Grata
Dalam cerita pembuka “Bapa, Ini Aku Grata”, kita diundang untuk menyusuri dunia penuh konflik dalam keluarga Grata. Lewat mata Grata, kita menyaksikan kebingungan seorang anak yang ingin dihargai atas pilihannya. Seakan menyelinap di antara baris-baris, cerita ini menggambarkan betapa sering kita keliru mengartikan keinginan orang lain. Di antara sorot mata Grata, tersembunyi keinginan sederhana: hidup sesuai keinginannya, bukan mengikuti pandangan ibunya yang kadang membentuk bayangan yang salah. Penggambaran hubungan antara Grata, ibu, dan bapanya memberikan panggung emosional yang mendalam, mengundang pembaca untuk merenung tentang kompleksitas dinamika keluarga.

2. Apa yang Kau Tunggu, Ny. Liem?
Dalam petualangan melalui memori yang memudar, “Apa yang Kau Tunggu, Ny. Liem?” mewakili perjalanan emosional seorang ibu yang terperangkap dalam tabir waktu. Momen-momen indah berjualan bersama Liong dan Liang menjadi catatan berwarna di buku kenangan Ny. Liem, menyisakan kehangatan di tengah usia yang membawa kelupaan.

Kisah ini tidak hanya menyentuh tema kekeluargaan, tetapi juga memperkenalkan dinamika rumit yang menghubungkan Liong, Liang, dan Ny. Liem. Dengan penuh warna, bagian akhir cerita menghadirkan sebuah ledakan emosi. Kepedihan dan kekecewaan Ny. Liem terungkap dalam teriakan yang menggetarkan hati, merinci peristiwa di balik konflik antara Liong dan Liang yang memuncak karena tipu daya. Peristiwa ini menjadi momen katarsis yang membuat kita terlibat dalam pusaran emosi, menyoroti kekuatan dan kerapuhan hubungan keluarga yang kerap rumit dan tak terduga.

3. Tuan dan Nyonya di Jalan Abadi
Dalam “Tuan dan Nyonya di Jalan Abadi”, Titin memainkan peran sebagai pekerja rumah tangga di rumah pasangan di Jalan Abadi. Cerita ini mengejutkan dengan penceritaan yang mendalam, namun makna sebenarnya di akhir tetap mengundang tanda tanya. Apakah penulis ingin menyampaikan bahwa desain hidup yang tampaknya ideal dapat berubah menjadi penjara ketika tak dapat memenuhi hasrat dan keinginan batin? Ataukah ini hanyalah upaya menutupi sikap malas dan pasif si Tuan? Misteri di balik pilihan Tuan semakin menarik kita, menciptakan perasaan penasaran yang mendalam. Seolah-olah ada sesuatu yang lebih dalam dan misterius di balik tirai hidup yang tampak begitu terorganisir dengan baik.

Dengan nuansa misteriusnya, cerita ini merangsang imajinasi dan membiarkan pembaca membuat interpretasi pribadi. Melalui konflik dan karakter yang kompleks, penulis menciptakan narasi yang menantang kita untuk merenung, menghadirkan pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik pikiran.

4. Mohon Tinggalkan Aku Sendiri
Dalam lorong-lorong rahasia kehidupan keluarga, “Mohon Tinggalkan Aku Sendiri” menjadi sebuah perjalanan emosional yang mengungkap lapisan terdalam perasaan seorang bapak. Terpendam di dalam hatinya, konflik, dan perubahan dalam pernikahannya menjadi benang merah yang menggugah emosi pembaca.

Kita diajak menyaksikan bagaimana perubahan dalam diri sang istri menghantarkan bapak ke kesedihan yang mendalam. Cerita ini menggelitik rasa ingin tahu, membuat kita penasaran dengan beban perasaan yang tak terungkap selama ini. Kematian istri menjadi puncak dramatis, membuka lembaran baru dalam hidup sang bapak yang akan menentukan takdirnya sendiri. Pertanyaan tentang bagaimana sang bapak akan menjalani hidupnya selanjutnya tanpa membebani anak-anaknya menggantung di udara, menjadikan cerita ini sebagai potret kehidupan yang sarat emosi dan misteri.

5. Amerika I
Dalam “Amerika I”, Mimin, seorang wanita yang telah menikah, merasakan goncangan dalam hubungan pernikahannya yang dulu kokoh. Cerita ini memperlihatkan bagaimana perubahan tak terduga bisa merobek dimensi keintiman. Dengan sentuhan seni kontemporer dan kecerdikan naratif, penulis menyajikan potret yang mengundang rasa ingin tahu, menyingkap misteri di balik perjalanan emosional Mimin.

6. Amerika II
Melalui cerita pendek “Amerika II”, penulis dengan cermat meramu narasi yang mengundang pertanyaan-pertanyaan menarik dalam benak pembaca. Saya mempertimbangkan apakah tokoh utama sebenarnya mencari sesuatu yang lebih dalam dari cinta, melebihi gestur-gestur fisik yang umumnya dianggap penting.

Dalam pengembangan kisah “Amerika II”, kebingungan muncul ketika penari tiba-tiba menyuarakan rasa marahnya. Apakah ini dipicu oleh ketidakpuasan terhadap respons tokoh utama atau terdapat dinamika emosional yang lebih kompleks di baliknya? Seharusnya, pertanyaan ini mengundang refleksi, terutama karena tokoh utama mengalami pelecehan seksual—seharusnya, tokoh utama yang berhak untuk marah. Kehadiran konflik dan misteri ini menciptakan ketertarikan yang kuat, mendorong pembaca untuk menggali lebih dalam ke dalam cerita guna mengungkap lapisan emosional dan konflik yang tersembunyi.

7. Bayang
Dalam cerita pendek “Bayang”, kesan yang muncul dari tokoh Salina seperti perempuan yang tengah terhanyut dalam cinta, di mana matanya seolah tertutup oleh ilusi keindahan. Segala kata-kata dari pujaan hatinya terasa menyilaukan dan menggoda hatinya. Namun, seiring berjalannya waktu, Salina mulai menyadari bahwa semua itu hanya ilusi semu, dan dengan keberanian, ia memutuskan untuk melangkah keluar dari bayang-bayang tersebut. Cerita ini menggambarkan perjalanan emosional Salina dengan detail yang memikat, merinci transformasinya dari keterpesonaan ilusi hingga keputusan mantap untuk melepaskan diri.

8. Melankolia
Dalam “Melankolia”, kita dihadapkan pada perspektif yang unik, diungkapkan melalui sudut pandang seorang anjing, menjadikan cerita ini sebagai sorotan istimewa dalam buku. Dalam perjalanan emosionalnya, anjing ini membuka jendela ke dunia perasaan hewan kesayangan, menggambarkan rasa sayang yang tulus sekaligus kesepian yang mungkin tersembunyi di balik tingkah polahnya.

Penggunaan sudut pandang anjing memberikan dimensi baru pada narasi. Dengan keunikan ini, “Melankolia” menjadi potret penuh warna tentang keseharian yang tak terucapkan dari sudut pandang yang jarang dieksplorasi.

9. Manifesto Flora
Dalam “Manifesto Flora”, cerita ini tak hanya menjadi satu cerita pendek, tetapi juga mendapat kehormatan sebagai judul utama buku. Kali ini, kita memasuki panggung kesepian melalui lensa seorang anak bernama Flora, menghadapi kompleksitas permasalahan keluarga. Yang mencolok adalah manifesto uniknya, di mana ia mengajukan syarat pernikahan yang mencerminkan keinginan akan kebersamaan: hanya satu telepon rumah, sebuah simbol bahwa keberadaan semua orang di rumah memiliki makna lebih besar daripada kenyamanan modern.

Dalam kisah ini, kompleksitasnya meruncing pada kebutuhan akan kebersamaan, di mana pulang bukan sekadar destinasi akhir, melainkan pusat dari segala tujuan. Penuturan Flora ini menciptakan ketertarikan yang intens, menyentuh pada aspek-aspek kehidupan keluarga yang seringkali terlupakan.

10. Dari Terang Tiba-tiba Hujan
“Dari Terang Tiba-tiba Hujan” menjadi magnet perasaan saya dalam buku ini, mengeksplorasi cerita Bapak Wiranata yang merindukan kehadiran cucu. Saat harapan terwujud, kenyataannya tidak sesuai bayangan, dan cerita ini menggetarkan hati saya, terutama melihat apa yang harus dihadapi cucunya, Satya.

Puncak emosional yang dirasakan melalui kata-kata membawa pembaca melalui perjalanan yang kompleks dan penuh kepedihan. Bagaimana Bapak Wiranata menanggapi realitas yang tak sesuai dengan impian, dan bagaimana hujan menjadi simbol yang menyentuh bagi segala perasaan terpendam.

11. Rumah Batu Kali
Dalam “Rumah Batu Kali”, kita menyaksikan perubahan tak terduga dalam kehidupan keluarga Kumala. Rumah batu yang dirancang oleh suami Bu Kumala, seorang arsitek, menjadi saksi bisu kehancuran yang tiba-tiba. Kejadian ini bukan karena kemarau, badai, rayap, atau kelalaian, lalu karena apakah itu?

Penulis menyusun cerita dengan penuh misteri, merinci konstruksi rumah yang seolah-olah kokoh namun tak terelakkan dari ketidakpastian hidup. Pesan dalam kisah ini mengajak pembaca merenung pada realitas bahwa meski kita merencanakan segalanya, takdir tetap merupakan kehendak Tuhan yang tak terduga.

12. Dokter Agnes
“Dokter Agnes” menghadirkan cerita pendek yang merenungkan tentang budaya yang terlalu memuja kecantikan, tanpa memahami hakiki dari keindahan. Cerita ini menyoroti bagaimana masyarakat terjebak dalam penghormatan terhadap penampilan fisik yang sesuai dengan standar masyarakat. Apakah kita akan terus hidup dalam kotak-kotak yang diciptakan oleh masyarakat? Cerita ini membangkitkan rasa ingin tahu, menyentuh pada pandangan dangkal terhadap penampilan fisik yang sering kali mengaburkan makna sejati keindahan.

13. Dokter Arif
Cerita pendek “Dokter Arif” menyentuh isu pelecehan seksual dengan cerdas, menyoroti bahwa tindakan yang tidak pantas tanpa persetujuan adalah kesalahan, meskipun tak menyentuh secara fisik. Cerita ini menggambarkan sulitnya korban melupakan pengalaman traumatis meski telah dimakan usia.

14. Bekas Teman Baikku
“Bekas Teman Baikku” membuka jendela ke kehidupan yang penuh intrik, di mana takdir memainkan peran penting dalam memutarbalikkan nasib seseorang. Cerita ini bukan sekadar penceritaan, tapi juga peringatan tajam: jangan meremehkan atau merendahkan orang lain, karena perubahan mungkin lebih dekat daripada yang kita kira. Keunikan cerita ini membuat setiap kata terasa sebagai kunci rahasia, memancing rasa penasaran pembaca untuk menemukan kejutan apa yang tersembunyi di baliknya.

15. Tante Tati dan Putrinya, Temanku
Dalam “Tante Tati dan Putrinya, Temanku”, Sastri diminta untuk menulis cerita tentang Paramita oleh ibunya. Melalui pena Sastri, kita dihadapkan pada kisah pahit Paramita, yang mencari sosok suami setara dengan bapaknya namun terjebak dalam konflik rumah tangga yang berujung dalam kekerasan. Agama mengharamkan perceraian, dan Paramita terjebak di antara kesetiaan dan ketidakbahagiaan. Apa yang sebenarnya membuat Paramita kuat untuk tetap bertahan?

16. Setengah Perempuan I
“Setengah Perempuan I” membawa kita ke dalam lapisan-lapisan kompleks maskulinitas toksik dalam kehidupan Mesa. Keinginannya untuk memiliki adik perempuan menghadapi rintangan, menciptakan dinamika rumit ketika ia menjalin persahabatan dengan perempuan dan mengejar minat yang tak selaras dengan norma-norma yang dipegang ayah dan ibunya.

Cerita ini merajut misteri dan ketidakpastian, menciptakan tanda tanya yang memikat pembaca untuk meresapi setiap detil. Dengan sentuhan unik, “Setengah Perempuan I” menggugah rasa ingin tahu dan meninggalkan jejak yang mengundang refleksi dalam benak pembaca.

17. Setengah Perempuan II
“Setengah Perempuan II” memaparkan kisah seorang perempuan yang, meski sudah menikah, belum dikaruniai anak. Cerita ini menyentuh aspek yang rawan, memperlihatkan betapa kata-kata dapat menjadi pisau tajam merobek harga diri seseorang. Setiap baris menghadirkan intrik dan ketidakpastian, memancing rasa ingin tahu pembaca untuk menyelami lebih dalam dan menggali potensi perubahan dalam cerita ini.

18. Kau Tak Berhak akan Dia
Cerita mencekam “Kau Tak Berhak akan Dia” membuka pintu ke dunia kelam seorang anak yang mengalami siksaan oleh Pelatih Renang, yang tak lain adalah ayahnya sendiri. Dinamika hubungan yang penuh ketidakadilan terungkap melalui latihan renang yang begitu keras hingga menyakitkan. Puncak tragis terjadi ketika ibunya, sebagai bentuk melindungi anaknya, melukis dengan lipstik merah di lebam-lebam yang menandai kekejaman tersebut.

Ketika perpisahan ibu dan ayah terjadi, cerita ini menciptakan lapisan-lapisan emosional yang menusuk. Ibu berkata bahwa suaminya ingin perempuan lain, bukan anak lain, menggambarkan kesedihan yang mendalam. Namun, kisah ini tak berhenti di sana. Saat ibu mendekati seseorang baru, kegelisahan anak pun tumbuh, membawa pembaca ke ujung kursi, bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya.

19. Dinda Bukan Puisi
“Dinda Bukan Puisi” adalah kisah puitis yang melukiskan perubahan seorang istri setelah memiliki anak, dipandang dari sudut pandang suami. Ia merasa bahwa Dinda yang dahulu ia cintai, kini hanya tersisa sebagai kenangan yang pudar, dilibatkan sepenuhnya oleh peran ibu. Cerita ini menghadirkan nuansa melankolis dan reflektif, mengundang pembaca ke dalam perjalanan emosional yang mendalam.

20. Telepon dari Luar Negeri
“Telepon dari Luar Negeri” membuka tirai teror yang dihadapi ibu dari seorang lelaki yang pernah ditolaknya di masa muda. Kehadiran megalomaniak ini memicu pertanyaan yang menggelitik: mengapa lelaki tersebut begitu terobsesi dan mengganggu ibunya? Kejutan dalam cerita ini tersembunyi rapat, menciptakan rasa ingin tahu yang tak terduga bagi pembaca.

21. Rose
Cerita penuh warna “Rose” membawa kita melalui gelombang emosi dari kelucuan hingga kesedihan. Rose, sang ibu, berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya, Maureen, namun di balik itu terasa ada kekosongan. Meski sang ibu berharap memberikan segalanya, Maureen mungkin hanya menginginkan kehadiran dan kasih sayang. Saat jarak tumbuh, kesedihan merasuk dalam, menciptakan akhir cerita yang menyayat hati.

22. Kolokan
“Kolokan” mengeksplorasi kehangatan hubungan antara bapak, Cahyo, dan anaknya, Dirga. Cerita ini menggambarkan perjalanan seorang bapak yang bekerja keras demi memberikan kehidupan yang nyaman bagi keluarganya. Namun, di momen krusial, Cahyo menyadari bahwa mungkin saja ada hal yang lebih berharga yang terabaikan.

23. Dua Perempuan di Satu Rumah
“Dua Perempuan di Satu Rumah” menjadi penutup yang memukau dalam buku Manifesto Flora ini. Cerita Siska, yang kehilangan suaminya dalam usia pernikahan yang masih muda, membawa pembaca melalui gelombang emosi cinta, kesedihan, kemarahan, dan elemen horor yang membingkai kehidupannya. Diiringi oleh sosok misterius Bi Onah, Siska mulai meragukan sejauh mana dia benar-benar mengenal suaminya.


Dalam persembahan apik Manifesto Flora karya Cyntha Hariadi, buku ini tak sekadar mengajak pembaca untuk membaca, tetapi membiarkan mereka meresapi setiap huruf dan makna yang terkandung di dalamnya. Dari permasalahan sehari-hari hingga yang kompleks, setiap cerita menjadi jendela menuju dunia yang tak terduga.

Topik-topik yang diangkat menjadi senyawa unik, menghadirkan warna kehidupan yang tak terduga. Gaya penulisan Cyntha Hariadi, seperti aliran sungai yang tak pernah terputus, membawa pembaca melalui kehidupan yang begitu beragam. Namun, di balik keindahan kata-kata, Manifesto Flora menggali lapisan emosional yang penuh getir dan kesedihan, menciptakan alur cerita yang menghipnotis.

Sebagai penutup, buku ini bukan sekadar karya sastra, melainkan perjalanan menuju labirin perasaan. Dengan keindahan bahasanya, Manifesto Flora tidak hanya menarik, tetapi juga merangsang rasa ingin tahu yang dalam, mengajak pembaca untuk menelusuri lorong-lorong emosi yang tersembunyi di setiap halaman.

Expand filter menu Content Warnings

inzombie's review

Go to review page

dark emotional reflective slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Loveable characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.75

wenzz's review against another edition

Go to review page

1.0

Im sorry but i didnt enjoy it at all

itsdianread's review against another edition

Go to review page

dark emotional mysterious sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

4.5

pagesderuby's review against another edition

Go to review page

adventurous dark emotional sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? N/A
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.75

nookatdusk's review against another edition

Go to review page

dark emotional reflective

3.75

sicli's review against another edition

Go to review page

dark emotional sad fast-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

dapatako's review against another edition

Go to review page

4.0

Jika sebuah buku ternyata sangat seru untuk dibaca sehingga seakan-akan ingin diselesaikan dalam sekali duduk, buku ini berbeda. Cerpen-cerpennya menarik dan seru untuk dibaca, namun harus ada jeda istirahat yang diambil untuk mencari angin segar agar menjernihkan pikiran dan menenangkan perasaan. Entah premis yang terlalu biasa namun ditulis dengan memukau, atau premis yang tidak biasa tapi tetap membuka efek tak terduga dalam cerita.

Hampir semua cerpen di buku ini akan memberikan suasana yang serupa. Bersiaplah untuk terpukau dan tepekur setiap menyelesaikan satu cerpen.

Sangat layak untuk dibaca dan dijadikan rekomendasi!

cunong's review

Go to review page

dark emotional mysterious reflective medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? N/A

4.75