Reviews

Lengking Burung Kasuari by Nunuk Y. Kusmiana

repobi's review

Go to review page

3.0

Saya pikir topik Papua dalam novel Indonesia itu masih sangat jarang, apalagi yang ditulis oleh orang Papua asli (Entah saya yang kurang serius mencari atau memang tidak ada, kalau ada bisa kabari saya).

Lengking Burung Kasuari sendiri menceritakan tentang kehidupan keluarga tentara yang tinggal di Papua. Narasinya enak dibaca, manis-manis gitu. Tapi ceritanya kurang fokus. Awalnya membahas tukang potong kep, lalu berbelok jadi kehidupan bertetangga. Singkatnya, novel ini cukup menyenangkan, tapi kurang memuaskan.

yuliyono's review

Go to review page

2.0

2,5 bimbang, akhirnya lebih ke 2 bintang.

enggak nemu apa yang ditemukan juri lomba DKJ dan juga juri Kusala Sastra Khatulistiwa 2017. cerita anak-anak berlatar sejarah awal bergabungnya Irian Jaya ke NKRI. banyakan tentang dolanan pasar-pasaran. dah, itu saja.

*bahan siaran

cindyc3689's review

Go to review page

3.0

Pemenang unggulan novel DKJ sekaligus pemenang Kusala Sastra 2017 serasa novel Gaiman yg menang Hugo sekaligus Nebula. Reputasi yg gak main2 yg telah dikantongi oleh novel ini membuatku tertarik untuk membacanya - selain jg ilustrasi kovernya yg cantik -meski sinopsisnya tdk terlalu memanggil2ku.

Alhasil, stlh membaca, malah berasa spt novel Newbery medal. Kisah sebuah keluarga tentara yg ditugaskan di Irian di era 1970-an, dituturkan dari sudut pandang lugu Asih, seorang bocah berusia 7 tahun. Rupa2 kjdn dialami Asih, mulai dr pertemanannya dengan anak lokal, kehidupannya sehari2 sbg anak kolong, kesibukan orang tuanya yg membuat ia dan adiknya kesepian, hingga perselingkuhan tetangga rumahnya yg judes gak kepalang.

Bagus sih, semuanya tertangkap dengan wajar dan mengalir. Shock culture digambarkan dengan halus bersahaja, bahkan untuk topik2 sensitif seperti perbedaan agama, perbedaan prinsip dalam kehidupan (bertani vs mengambil dr hutan) ataupun politis (DOM). Tapiiii... aku kurang begitu suka alur tanpa konflik utama seperti ini. Benang merah cerita di sinopsis ttg tk potong kep, hanya jadi tempelan di awal dan akhir. Tidak ada unsur signifikannya. Boleh jd ini adalah metafora kecemburuan Sendy thd Asih yg 'njawa' (rambut lurus, kulit cerah) yg paralel dengan ide moderintas Irian. Bahkan burung kasuari yg jd judul novel ini pun pada gilirannya mesti mengalah pada 10 anak ayam peliharaan Asih.

marinazala's review

Go to review page

3.0

** Books 111 - 2017 **

3,1 dari 5 bintang!

Saya terkesan dengan buku ini karena penulis dapat menghidupkan suasana Papua dengan saksama seolah-olah saya berada di Papua. Mungkin karena penulis pernah sebelumnya tinggal di Papua sehingga bisa menjadi modal setting untuk cerita ini .

Buku ini menceritakan kisah kehidupan Asih dan Adiknya Tutik yang bersama-sama orangtuanya tinggal di Papua. Ayahnya bekerja sebagai seorang tentara dan ibunya berdagang untuk menyanggupi nasib keluarga mereka. Itu inti yang saya tangkap dari cerita ini. Saya sempat mengira akankah buku ini akan seperti [b:Tanah Tabu|6468957|Tanah Tabu|Anindita S. Thayf|https://images.gr-assets.com/books/1242291924s/6468957.jpg|6659541] karya Anindita S Thayf tetapi jujur saya lebih menyukai Tanah tabu ketimbang cerita yang satu ini meski sama-sama masuk didalam DKJ

Terimakasih Scoop Premium!
More...