Reviews

Orang-Orang Bloomington by Budi Darma

corvidquest's review against another edition

Go to review page

dark funny medium-paced

2.25

While I found the fun-house-mirror depiction of Americans interesting, these stories all follow a similar pattern, undercutting their strangeness.

hilelhodawya's review against another edition

Go to review page

4.0

Jarang-jarang baca kumpulan cerpen. Dari semua cerita di buku ini, kayanya cerita pertama yang paling jadi favoritku. Narasinya bagus banget, dan ada message yang deep banget dari ceritanya. Jatuh cinta banget sih sama tulisannya Budi Darma, bener-bener salut bisa ada penulis yang sejago ini bikin cerita :")

rynandri's review against another edition

Go to review page

3.0

Walaupun latarnya sangat realistis, kisah-kisah yang ada dalam buku ini sangat sureal.
Terutama Orez.
Jujur saya agak terganggung dan ngilu saat membaca Orez.

Meski buku ini adalah salah satu khasanah sastra terbaik pada masanya, saya rasa buku ini bukan untuk saya.

khansaafathima's review

Go to review page

dark slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Loveable characters? It's complicated

3.0

terhangus's review against another edition

Go to review page

it's unnerving how he can make the narrator's voices so logical and calm when their actions say otherwise

kopa_iota's review

Go to review page

3.0

Kumpulan cerpen yang mencerminkan sisi manusiawi dari kecemasan dan amarah.

bookwormdaily's review

Go to review page

3.0

Orang yang tidak pernah menghasilkan apa-apa, kesepian, tapi mencurigai orang lain sebagai sumber malapetaka, dan karena itu tidak pernah bersentuhan dengan orang lain, pantaskah kalau namanya dikenang?

Buku ini adalah kumpulan cerita pendek mengenai orang-orang yang hidup di daerah Bloomington, salah satu kota di Indiana, USA. Menggunakan sudut pandang orang pertama, tokoh "saya" dapat diidentifikasikan sebagai mereka yang kesepian dan sangat ingin tahu dengan kehidupan orang-orang disekitarnya. Kejadian-kejadian kelam dan naas serta rumit menimpa tokoh "saya" saat dia mulai mencapuri urusan orang lain dan berusaha untuk memperbaiki atau masuk kedalam hidup orang tersebut.

Yang merisaukan saya adalah setiap kali saya melihat wajah saya, saya merasakan bahwa semua yang saya kerjakan tidak pernah selesai, seolah saya ditakdirkan selalu sibuk, tapi tidak mempunyai arah.

Kalo ingin dibilang saya sama sekali tidak mempunyai favorite karakter "saya" di tiap cerita, saking abu-abunya karakter mereka masing-masing, susah mengidentifikasikan maksud mereka yang sebenarnya karna kita sebagai pembaca hanya hidup di kepala karakter utama tersebut menerima informasi dan deskripsi hanya dari pandangannya sendiri. Mungkin yang paling enjoy ku baca adalah Cerpen pertama dan Orez.

Buku ini sebenarnya sangat menarik karna seperti mengupas sisi kelam manusia yang berusaha dia (dan kita semua) tolak dan sangkalkan. Membuat ngeri disaat yang bersamaan juga, saat aku sadar ternyata kekuatan pikiran manusia bisa segila itu

haeruddin's review against another edition

Go to review page

4.0

4,5. 0,5nya diambil karena agak kurang sreg sama cerpen berjudul Yorrick.

Pada halaman2 awal, saya merasa gaya tulisan budi darma kurang lebih mirip dengan tulisan Edgar Alan poe meski genrenya jelas beda. Dan sampai akhir buku pun saya tetap merasa tulisan mereka mirip. Meski poe jelas2 menggunakan gaya tersrbut untuk menambah kesan sunyi dan menyeramkan. Sementara itu budi darma, dalam semua cerpen di antologi ini, membiarkan pembacanya ikut menjelajahi tokoh 'saya' begitu saja. tanpa harapan akan dibawa kemana. Saya sangat suka segalanya tentang si tokoh saya dalam semua cerpennya yang kepo, yang sangat manusiawi dan penuh pikiran2 sepeleh dan nggak penting, yang sepertinya kesepian dan terlalu ambil pusing ikut campur urusan orang lain, yang sepertinya datar tanpa emosi. Sungguh memanjakan hasrat saya untuk menjelajah psikologis manusia secara simpel.

Cerpen pertama dan kedua adalah favorit saya.

anyway saya beli novel ini tok karena terbayang2 sama kavernya yg lovable itu. Iya, gara2 kaver. Dan kedua... karna nama budi darma menyita perhatian saya sejak lama saking pengennya baca Olenka tapi sampe sekarang belum nemu novelnya.

hllreka's review against another edition

Go to review page

reflective medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Loveable characters? It's complicated

4.0

Ketiga kalinya membaca karya beliau, dan entah kenapa rasanya selalu sulit untuk menikmati penuh cerita-cerita yang dibawakannya. Buku ini gak bisa kubaca dengan cepat melainkan kisah perbabnya butuh analisa dan perenungan atas apa yang bisa kita ambil dari masing-masing peristiwa yang dialami tokoh utama.

Mungkin yang bisa kurangkum dari ketujuh cerita pendek di dalamnya adalah bahwa manusia seringkali sulit untuk menahan prasangka juga egoistis.. terkecuali untuk cerita berjudul Joshua Karabish, tapi gak bisa ku pungkiri kalau tokoh dalam cerita ini pun berakhir dengan berprasangka. Namun, diluar hal itu penulis seolah juga ingin mengingatkan kalau manusia normal masih punya sisi humanis yang bisa membangunkan sso dari bayangan prasangka tsb..

Menarik...penulis membawa ceritanya dengan bahasa yang sederhana tapi maknanya berserat. Ceritanya nyaman dinikmati namun butuh ketelitian menggali makna yg disampaikan, baca satu bab berhenti lalu membayangkan kira2 apa maksud dari kisah tersebut. Begitulah, jika kamu ingin mencicipi fiksi kumcer yang sarat pembelajaran, mungkin buku ini akan cocok untukmu!~

_cyanidesurprise's review against another edition

Go to review page

4.0

Orang-orang seperti tokoh 'saya' benar-benar meresahkan.