Take a photo of a barcode or cover
Buku ini kurang lebih isinya bertema hampir sama dengan 99 Cahaya di langit Eropa.
Menceritakan kisah-kisah perjalanan para muslimah di luar negeri. Menjadi kaum minoritas di tengah benua yang mayoritas penduduknya non muslim tentu memiliki pengalaman pahit dan manis. Ada yang terkadang memandang Islam sebagai agama teroris, ada yang bilang agama yang jahat dan lainnya. Sehingga terkadang isu-isu ini justru melemahkan iman Muslim itu sendiri. Namun, di buku ini Hanum dkk. ingin menunjukkan bahwa di luar sana, masih banyak orang yang menghargai agama, masih ada persahabatan tulus yang tak memandang agama, masih ada yang lebih peduli pada agamamu di banding dirimu sendiri. Dua kisah di buku ini yang amat berkesan adalah kisah The Dior Kiss dan Karena Saya Tak Gaul.
Full Review
Menceritakan kisah-kisah perjalanan para muslimah di luar negeri. Menjadi kaum minoritas di tengah benua yang mayoritas penduduknya non muslim tentu memiliki pengalaman pahit dan manis. Ada yang terkadang memandang Islam sebagai agama teroris, ada yang bilang agama yang jahat dan lainnya. Sehingga terkadang isu-isu ini justru melemahkan iman Muslim itu sendiri. Namun, di buku ini Hanum dkk. ingin menunjukkan bahwa di luar sana, masih banyak orang yang menghargai agama, masih ada persahabatan tulus yang tak memandang agama, masih ada yang lebih peduli pada agamamu di banding dirimu sendiri. Dua kisah di buku ini yang amat berkesan adalah kisah The Dior Kiss dan Karena Saya Tak Gaul.
Full Review
3.5 bintang. Dan saya masih suka cara menulis Mbak Hanum.
Very recommended book! Selama baca buku ini saya ga berhenti bergumam 'Wow', 'Subhanallah', atau 'Masya Allah'.
Sungguh luar biasa perjuangan para mualaf 'bule' yang diceritakan dalam buku ini. Pasti tidak gampang menemukan hidayah untuk memeluk Islam. Terlebih pandangan masyarakat Eropa terhadap Islam yang masih 'primitif'. Bersyukur sekali kita yang terlahir dan hidup di lingkungan muslim :)
Semoga suatu saat mendapat kesempatan untuk bertemu dengan muslim di benua Eropa sana. Amiiiiin
Sungguh luar biasa perjuangan para mualaf 'bule' yang diceritakan dalam buku ini. Pasti tidak gampang menemukan hidayah untuk memeluk Islam. Terlebih pandangan masyarakat Eropa terhadap Islam yang masih 'primitif'. Bersyukur sekali kita yang terlahir dan hidup di lingkungan muslim :)
Semoga suatu saat mendapat kesempatan untuk bertemu dengan muslim di benua Eropa sana. Amiiiiin
Nggak tanggung-tanggung, saya kasih 5 bintang. Saya suka banget gaya bercerita Mbak Hanum di sini, tujuh langit lebih baik dan mengalir dari di 99 Cahaya di Langit Eropa. Diksinya asyik, bikin saya percaya Mbak Hanum ini memang berjodoh dengan pen misterius di akhir buku. Dan yang lebih baik lagi, tulisannya di-Justified, yay! 99 Cahaya di Langit Eropa itu dibiarkan nge-Left gitu aja, jadi terkesan berantakan. Tapi di sini rapi, dan enak dipandang. Kavernya juga manis, background-nya top abis. Pokoknya saya suka. Apalagi cerita-cerita yang dibahas, wuih, bikin makin pengin menjamah Eropa sebagai seorang agen muslim yang baik.
Buku ini memang bukan buku tips, tapi isinya bisa dijadikan panduan how to dan what to do bagi mereka orang Indonesia yang menjadi muslim minoritas di Benua Biru sana. Sebagaimana saya. Buku ini akan saya bawa saat saya ke Amerika besokâinsyaAllah!
Buku ini memang bukan buku tips, tapi isinya bisa dijadikan panduan how to dan what to do bagi mereka orang Indonesia yang menjadi muslim minoritas di Benua Biru sana. Sebagaimana saya. Buku ini akan saya bawa saat saya ke Amerika besokâinsyaAllah!
Berasa keliling dunia sama Kak Hanum. Suka banget kisah perjalanannya selama di Eropa.
Penceritaan dalam buku ini berlatarbelakangkan Austria dan Switzerland.
Kisah masyarakat Muslim di negara yang telah sekian lama mengesampingkan agama dalam kehidupan. Mereka berjuang menjadi agen Muslim yang baik dalam pada masa yang sama, berhadapan dengan cabaran diskriminasi.
Kagum saya membaca kisah bagaimana mereka berusaha sedaya upaya mengamalkan agama Islam di sana. Media massa pula sentiasa mencari peluang memburukkan imej Islam. Ternyata, imej buruk itu berterusan menjadi stigma kepada masyakarat Eropah, selagi mereka tidak berusaha berkenalan dengan Muslim dan Islam secara benar.
Kisah-kisahnya menginsafkan, buat saya terasa bersyukur dilahirkan sebagai Muslim dan berpeluang belajar agama sejak kecil. Ternyata hidayah itu mahal. Masyarakat Eropah kembali mencari cara untuk hidup bertuhan. Fitrah diri seorang manusia, tidak akan tenang selagi tidak menemui kebenaran.
Kisah masyarakat Muslim di negara yang telah sekian lama mengesampingkan agama dalam kehidupan. Mereka berjuang menjadi agen Muslim yang baik dalam pada masa yang sama, berhadapan dengan cabaran diskriminasi.
Kagum saya membaca kisah bagaimana mereka berusaha sedaya upaya mengamalkan agama Islam di sana. Media massa pula sentiasa mencari peluang memburukkan imej Islam. Ternyata, imej buruk itu berterusan menjadi stigma kepada masyakarat Eropah, selagi mereka tidak berusaha berkenalan dengan Muslim dan Islam secara benar.
Kisah-kisahnya menginsafkan, buat saya terasa bersyukur dilahirkan sebagai Muslim dan berpeluang belajar agama sejak kecil. Ternyata hidayah itu mahal. Masyarakat Eropah kembali mencari cara untuk hidup bertuhan. Fitrah diri seorang manusia, tidak akan tenang selagi tidak menemui kebenaran.
** Books 58 - 2016 **
3 dari 5 bintang!
Cerita yang paling saya sukai? Bunda Ikoy, si pembuat jam dan Fenomena Gajah Terbang :)
Terimakasih iJak untuk peminjaman bukunya
3 dari 5 bintang!
Cerita yang paling saya sukai? Bunda Ikoy, si pembuat jam dan Fenomena Gajah Terbang :)
Terimakasih iJak untuk peminjaman bukunya