Take a photo of a barcode or cover
emotional
reflective
medium-paced
Plot or Character Driven:
A mix
Strong character development:
No
Loveable characters:
Complicated
Buku pertama Ratih Kumala yang kubaca, aku cinta sekali dengan ceritanya, gaya ceritanya juga enak dan mengalir, bikin susah berhenti baca. Detailnya cakep! Apalagi bahas soal kretek, sausnya dan segala tentangnya dengan porsi sejarah yang mengedukasi dan menyenangkan.
Mengetahui judul novel ini sejak 2 tahun lalu, saya jadi makin penasaran setelah mengetahui rencana alih wahananya ke serial Netflix yang mendapat sambutan baik. Seberapa bagusnya sih novel ini?
Saya awalnya hanya tahu sang penulis sebagai pasangan novelis favorit saya, Eka Kurniawan. Saya pun mencoba cukup yakin ada jaminan mutu, apalagi novelnya cukup laris & sudah memasuki cetakan kelima.
Membacanya membuat saya paham "hype" yang mengiringinya. Ada keinginan membalik halaman sesegera mungkin karena begitu mengalir & renyah ceritanya, beserta keahlian Ratih menjelaskan proses meramu rokok super lezat dari resep rahasia masing2 pabrik pembuat rokok lokal.
Interaksi ketiga anak Pak Raja sang juragan rokok, yaitu Lebas sang anak bungsu yang selengekan & idealis tipikal penikmat old money, Karim sang anak tengah yang cinta damai & supel, serta Tegar sang sulung yang kaku & penuh tekanan sejak kecil untuk melanjutkan bisnis bapaknya, terasa begitu alami & seru. Tak sedikit terselip momen sarkas, lucu, ironis. Dinamika persaudaraan yang seru sambil mencari Jeng Yah ini menjadi bumbu yang "nagih".
Bintang utamanya adalah Jeng Yah beserta kisah latar belakang yang menyertainya sebagai Sang Gadis Kretek yang memiliki sejarah panjang. Berawal dari perseteruan dua sahabat yang ingin bersaing mendapatkan seorang perempuan, kisah latar belakang ini diolah dengan lihai oleh penulis, membuat saya berdecak membayangkan nikmatnya rokok yang terus disempurnakan demi memenangkan persaingan.
Namun kekuatan Jeng Yah tampak dalam proses dirinya menjadi pengolah rokok terbaik sekawasannya, yang kemudian dijiplak menjadi rokok laris tapi tak pernah berhasil mencapai kualitas aslinya. Ada kesan pemberdayaan perempuan yang kuat di karakterisasi tokoh2 perempuan di sini. Jeng Yah mengingatkan saya pada Nyai Ontosoroh di Bumi Manusia. Awal traumatis & penuh perjuangan, tapi terus melawan dengan tangguh di "dunia laki2".
274 halaman yang memukau, yang mungkin akan meyakinkan saya untuk coba merokok seandainya bapak saya tak perlu dipasangi 2 ring di jantungnya akibat pembuluh tersumbat 70% karena kecanduan merokok.
Saya awalnya hanya tahu sang penulis sebagai pasangan novelis favorit saya, Eka Kurniawan. Saya pun mencoba cukup yakin ada jaminan mutu, apalagi novelnya cukup laris & sudah memasuki cetakan kelima.
Membacanya membuat saya paham "hype" yang mengiringinya. Ada keinginan membalik halaman sesegera mungkin karena begitu mengalir & renyah ceritanya, beserta keahlian Ratih menjelaskan proses meramu rokok super lezat dari resep rahasia masing2 pabrik pembuat rokok lokal.
Interaksi ketiga anak Pak Raja sang juragan rokok, yaitu Lebas sang anak bungsu yang selengekan & idealis tipikal penikmat old money, Karim sang anak tengah yang cinta damai & supel, serta Tegar sang sulung yang kaku & penuh tekanan sejak kecil untuk melanjutkan bisnis bapaknya, terasa begitu alami & seru. Tak sedikit terselip momen sarkas, lucu, ironis. Dinamika persaudaraan yang seru sambil mencari Jeng Yah ini menjadi bumbu yang "nagih".
Bintang utamanya adalah Jeng Yah beserta kisah latar belakang yang menyertainya sebagai Sang Gadis Kretek yang memiliki sejarah panjang. Berawal dari perseteruan dua sahabat yang ingin bersaing mendapatkan seorang perempuan, kisah latar belakang ini diolah dengan lihai oleh penulis, membuat saya berdecak membayangkan nikmatnya rokok yang terus disempurnakan demi memenangkan persaingan.
Namun kekuatan Jeng Yah tampak dalam proses dirinya menjadi pengolah rokok terbaik sekawasannya, yang kemudian dijiplak menjadi rokok laris tapi tak pernah berhasil mencapai kualitas aslinya. Ada kesan pemberdayaan perempuan yang kuat di karakterisasi tokoh2 perempuan di sini. Jeng Yah mengingatkan saya pada Nyai Ontosoroh di Bumi Manusia. Awal traumatis & penuh perjuangan, tapi terus melawan dengan tangguh di "dunia laki2".
274 halaman yang memukau, yang mungkin akan meyakinkan saya untuk coba merokok seandainya bapak saya tak perlu dipasangi 2 ring di jantungnya akibat pembuluh tersumbat 70% karena kecanduan merokok.
kesel bgt sama soeraja, ternyata alesan jeng yah mukul dia pake petromaks di hari pernikahan dia tuh karena si soeraja ini udah nyuri saus kretek gadis
emotional
informative
inspiring
reflective
fast-paced
Plot or Character Driven:
Plot
Strong character development:
Complicated
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
Yes
“Gadis Kretek” adalah novel fiksi sejarah yang menggunakan ‘kretek’ sebagai kunci ceritanya. Unik, berbeda dari biasanya. Novel ini membawa tiga generasi sekaligus untuk mengulik sejarah dan jalannya bisnis kretek di Indonesia. Dibumbui kisah cinta dan keluarga dalam perjalanan untuk mengulik dunia kretek.
Meski novel ini patut diancungi jempol, tetapi sedikit ada plot yang kurang greget. Justru masih ada kesanya agak tergesa-gesa di bagian akhirncerita. Pendalaman beberapa karakternya kurang dalam untuk menarik simpatik seakan mereka hanya pelaku, tetapi jalan ceritanya menarik untuk diikuti.
Meski novel ini patut diancungi jempol, tetapi sedikit ada plot yang kurang greget. Justru masih ada kesanya agak tergesa-gesa di bagian akhirncerita. Pendalaman beberapa karakternya kurang dalam untuk menarik simpatik seakan mereka hanya pelaku, tetapi jalan ceritanya menarik untuk diikuti.
Belum bisa bikin riviu sekarang, walau saya udah nebak-nebak "Kota M" yang jadi latar cerita ini.
Bahasa penulisannya enak dibaca, mengalir segar. Kretek bisa jadi novel berlapis elemen, ada sejarah, agama, keluarga, kultur budaya, asmara, dan plus wawasan kretek
reflective
slow-paced
Plot or Character Driven:
A mix
Strong character development:
Complicated
Loveable characters:
Complicated
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
No
adventurous
emotional
informative
inspiring
medium-paced
Plot or Character Driven:
A mix
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
Yes
bercerita tentang perjalanan mencari sosok jeng yah, gadis kretek yang digumamkan oleh pak raja ketika sakaratul maut, romo dari tegar, karim dan lebas. pasalnya, gumaman ini menimbulkan kemarahan dari ibu mereka. kemudian, mereka sepakat untuk mencari tahu siapa sebenarnya jeng yah yang di sebutkan oloh romo mereka. ini menjadi perjalanan sejarah berdirinya pabrik kretek yang mereka tekuni.
ceritanya menarik banget! bahasanya page turner dan bikin penasaran. awalnya aku pikir endingnya bakal ngeselin banget, karena alur ceritanya rada ngeselin☺️ tapi ternyata penulis sangat-sangat piawai dalam memutarbalikkan semuanya, sehingga aku tidak jadi membenci endingnya.
ceritanya menarik banget! bahasanya page turner dan bikin penasaran. awalnya aku pikir endingnya bakal ngeselin banget, karena alur ceritanya rada ngeselin☺️ tapi ternyata penulis sangat-sangat piawai dalam memutarbalikkan semuanya, sehingga aku tidak jadi membenci endingnya.