Reviews tagging 'Racial slurs'

Teh dan Pengkhianat by Iksaka Banu

2 reviews

clavishorti's review

Go to review page

adventurous challenging dark emotional informative inspiring mysterious reflective sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? No

5.0

Saat saya terbenam dalam cerita-cerita pendek yang disajikan oleh Iksaka Banu, saya merasakan nuansa yang begitu berbeda. Melalui tiap cerita dalam Teh dan Pengkhianat, saya diundang untuk merenung dan melangkah kembali ke masa lalu dengan kesegaran yang memukau, menjelajahi titik-titik penting dalam sejarah. Mulai dari pengenalan kereta angin di tengah kaum bumiputra di Hindia Belanda, hingga era wabah cacar yang menakutkan ketika sarana transportasi masih terbatas, dan ketika sebuah globe dianggap sebagai simbol kemewahan.

Dalam halaman-halaman yang penuh makna dalam buku ini, kita akan dihadapkan pada tiga belas cerita pendek yang benar-benar merentangkan jantung dan emosi kita.

[ Fitur untuk menyembunyikan bagian yang mengandung bocoran cerita tidak berfungsi sebagaimana mestinya pada ulasan ini. Oleh sebab itu, bagian-bagian di bawah ini mengandung bocoran secara terbuka. Terima kasih atas pemahamannya. ]

Prakata
Pada bagian ini, penulis menjelaskan beberapa masalah yang sering muncul dalam menulis fiksi sejarah. Salah satunya adalah pemisahan fakta dan unsur fiktif dalam cerita yang perlu dilakukan dengan baik. Masalah lainnya adalah kurangnya ruang untuk fiksi sejarah dalam surat kabar atau majalah. Oleh karena itu, penulis harus memaksimalkan cerita dalam ruang yang disediakan; sebagai contoh, penggunaan kata-kata yang mudah dipahami akan mengurangi kebutuhan untuk banyak penjelasan.

1. Kalabaka
"Kalabaka" membawa kita pada perjalanan melalui masa lalu yang meresahkan, memaparkan surat yang siap membongkar tragedi yang belum diceritakan. Serangan mendalam Tuan Nicholas van Waert dan pasukannya pada Pulau Lontor dan Banda Besar memunculkan pertanyaan tak terjawab. Apa tujuan di balik kekejaman yang mengejutkan ini? Dalam sorotan mata Hendriek Cornelis Adam, kita akan menelusuri titik-titik gelap yang merajut pendar misteri ini. 

"Bangkitlah menjadi pria pemberani di hadapan kebenaran. Tuntutlah ilmu. Buatlah dunia Barat yang pongah ini mengerti, betapa berdosa merampas hak hidup seseorang. Apalagi suatu bangsa." 

2. Tegak Dunia
Tergesa-gesa di tengah badai, "Tegak Dunia" memunculkan dua paham yang saling berbenturan. Van Geloofig, yang memegang teguh prinsip-prinsip keagamaan, yakin dengan bumi datar. Di sisi lain, Van de Vlek, sang kapten berpengalaman, dengan mantap percaya pada bumi bulat. Namun, yang membuat cerita ini semakin menarik adalah bagaimana dengan bijaksana Van de Vlek menghindari memaksakan pandangannya pada Van Geloofig. Bagaimana jika perbedaan pandangan mereka bertabrakan dengan keras? 

"Pamanmu pelaut hebat. Pelaut hebat tak takut mati. Mereka bertualang, meninggalkan tempat aman, menerobos tabu. Membuktikan bahwa kadangkala dunia jauh lebih menarik dibandingkan yang dibayangkan secara kaku dari balik meja atau ruang rapat pemuka agama." 

3. Teh dan Pengkhianat
Di dalam kebun teh yang penuh misteri, ketidaksetaraan mencetuskan perlawanan. Pekerja berani melampaui batas untuk mengungkap ketidakadilan, sementara para pengelola menyembunyikan rahasia mereka. Namun, di tengah semuanya, satu nama terdengar: Alibasah Sentot Prawirodirdjo. Apakah dia benar-benar pengkhianat?

Cerita pendek "Teh dan Pengkhianat" akan membawa Anda dalam perjalanan mengejar kebenaran di antara tebing misteri dan keadilan yang meragukan. Siapakah sebenarnya yang menyembunyikan identitas asli dan memimpin permainan ini?

4. Variola
Dua sudut pandang bertentangan, nasib anak-anak yang terserang cacar menjadi taruhan, dan pertanyaan: "Apa yang sebenarnya Tuhan inginkan dari tangan kita?" Terus dipertanyakan—semua ini menyatu dalam cerita menarik "Variola". Tuan Adriaan Geest berjuang menghimpun anak-anak untuk melawan wabah mematikan, namun di panti asuhan, perbedaan pandangan muncul. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

5. Sebutir Peluru
Dalam "Sebutir Peluru", kejadian tak terduga datang menghampiri. Tuan Skaut tiba-tiba berhadapan dengan Kalasrengi, yang oleh warga setempat disebut 'Si Raja Garong'. Pertemuan ini memaksanya terjerat dalam nasib yang rumit. Dalam dilema antara mempertahankan harga diri atau mengungkapkan kebenaran, pilihan apa yang akan diambil oleh Tuan Skaut?

6. Lazarus Tak Ada di Sini
Dalam "Lazarus Tak Ada di Sini," Van Knecht, seorang pendeta, berada di samping Letnan Lazarus Willem Stijfhart yang terbaring lemah. Suatu pertanyaan menggema: "Apakah Ia akan menerimaku?" Bisik Letnan Stijfhart. Dalam percakapan mereka, rahasia dan dosa terkuak, membawa kita dalam perjalanan misteri yang tak terduga.

7. Kutukan Lara Ireng
Di tengah suasana kelam, Mbok Lara Ireng merayu tanpa henti, memikat tanpa belas kasihan. Siapakah yang paling menderita akibatnya?

Melalui cerita "Kutukan Lara Ireng," kita menyusuri perjalanan Ben, seorang polisi laut yang berjuang menentang peredaran opium di bawah komando Kapten Zwarteboom. Dalam tantangannya, apakah Zen dan Kapten Zwarteboom dapat mengatasi kutukan yang begitu mengancam ini?

8. Di Atas Kereta Angin
Dalam "Di Atas Kereta Angin," perdebatan antara Kees dan Jan tentang etika berpakaian memicu pertanyaan menarik. Jan menolak perubahan, sedangkan Kees memiliki pandangan berbeda. Dalam kereta angin, pandangan mereka berbenturan, menghasilkan konflik misterius. Bisakah mereka menemukan kesepakatan?

9. Belenggu Emas
Terjerat dalam "Belenggu Emas," Nellie merasakan keterbatasan hidupnya. Theo, suaminya, mendorong pemisahan antara orang Eropa dan bumiputra, termasuk dalam hal berbusana dan ruang gerak. Namun, saat perjalanannya membawanya ke Koto Gadang bersama Nyonya Westenenk, Nellie menemukan pintu rumah seorang wanita bumiputra yang terbuka lebar—mengundang matanya dan merangkul hatinya untuk lebih memahami. Namun, dibalik senyum itu tersimpan luka tersembunyi. Bagaimana Theo, suaminya, memaksa dia untuk menjalani kehidupan dengan merangkul belenggu emas?

10. Nieke de Flinder
Apakah yang tersembunyi di balik wajah tenang redaksi? "Nieke de Flinder" mengajak kita melangkah ke alam gelap kekuasaan dan intrik. Sebagai redaktur pelaksana baru, Bram menemukan jejak-jejak dugaan yang melibatkan tokoh berpengaruh. Namun, bukti-bukti itu semakin membingungkan dan menimbulkan pertanyaan baru. Di tengah keraguan moral, hadir De Patriot, sosok misterius yang mengirimkan petunjuk-petunjuk rahasia.

11. Tawanan
Dalam lantunan kata-kata Jan, terkuaklah fakta yang tak terbantahkan; mereka yang pernah merasakan kepahitan dijajah seharusnya tak berkeinginan menjajah. Namun, pada tikungan takdir, kita dipandu ke sebuah kisah yang menggetarkan. "Tawanan" memperkenalkan seorang kapten, Martijn van Oijen, yang terperangkap dalam belenggu pasukan TNI. Ketika upaya diplomasi gagal meredakan ketegangan, serangan mendadak pasukan Belanda mengubah segalanya, mengantarkan mereka pada kenyataan yang tak terduga.

12. Indonesia Memanggil
Lembar demi lembar, "Indonesia Memanggil" membuka lapisan demi lapisan cerita yang menarik dan penuh kejutan. Di balik bayang-bayang masa lalu, tersimpan kisah menarik yang tak terduga. Sebuah teka-teki melibatkan Letnan Halfslachtig, seorang pekerja logistik, dan Anne, seorang relawan muda dari Belanda. Saat aksi mogok melanda pelabuhan, muncul pertanyaan menarik: "Mengapa mendadak pemerintah Australia membenci kita?" Namun, di balik tirai misteri itu, kebenaran yang sebenarnya tersembunyi, menunggu untuk terungkap secara perlahan.

13. Semua Sudah Selesai
Perundingan antara Belanda dan Indonesia mengenai New Guinea kandas, dan dalam sekejap, segalanya berubah. Bagaimana nasib Bernard, yang sedang mengambil alih usaha roti ayahnya, dalam situasi yang mendebarkan ini? Tiba-tiba, gelombang guncangan tak terduga mengguncang warga Belanda, mulai dari pemogokan massal hingga ultimatum tegas agar orang Belanda meninggalkan Indonesia. Dalam kekacauan ini, apa pilihan yang harus diambil oleh Bernard, Arnoud, dan Jan—tiga sahabat yang dihadapkan pada takdir yang tak terduga? "Semua Sudah Selesai" menjadi latar belakang misteri yang menggugah rasa ingin tahu.

Tiga belas cerita pendek yang terhampar di dalam halaman-halaman buku ini sungguh berhasil menggugah hati saya, namun "Teh dan Pengkhianat" serta "Indonesia Memanggil" mengisi tempat khusus di lubuk hati saya. Saya yakin, pemilihan judul utama Teh dan Pengkhianat tidaklah kebetulan, karena cerita ini mampu membawa kita pada perjalanan yang sungguh mengesankan. Di sisi lain, "Indonesia Memanggil" berhasil mengguncang emosi saya dengan mendalam. Melalui kisah ini, kita menyaksikan bagaimana tahanan politik Indonesia berjuang untuk kemerdekaan, didukung oleh kolaborasi antara pekerja Australia dan kru kapal Indonesia. Kehangatan solidaritas yang melintasi batas-batas nasional sungguh menyentuh hati.

Iksaka Banu membawakan gaya bercerita yang begitu unik, memungkinkan kita mendengarkan suara-suara dari masa lalu. Namun, yang benar-benar menarik adalah bagaimana suara-suara tersebut datang dari orang-orang yang tak terduga—mereka yang akhirnya jatuh cinta mendalam pada Indonesia.

Sebagai kesimpulan, kumpulan cerita pendek dalam Teh dan Pengkhianat karya Iksaka Banu membawa kita dalam perjalanan yang mengesankan ke masa lalu yang penuh makna. Sebuah karya yang menghidupkan sejarah dan mengejutkan hati dengan setiap halaman yang terbuka.

Expand filter menu Content Warnings

ddnreads's review against another edition

Go to review page

adventurous hopeful reflective fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? No

3.5

Buku Iksana Banu pertama yang aku baca. Kumpulan cerpen ini menyajikan beragam sudut pandang orang pertama (which I love) berkebangsaan Belanda. Para orang Belanda ini diambil dari berbagai profesi. Tukang kue, asisten, orang militer, atau simply polisi daerah.

Rentang penyajian cerita dimulai dari pada saat penjajahan dimulai sampai dengan akhir masa penjajahan. Dari segi keberagaman, cerpen2 ini mampu mencakup seluruh daerah, dari mulai barat, tengah, dan timur Indonesia.

For the record, I love it when the author spat on the colonizers. Karena sejatinya tidak ada bentuk penjajahan yang baik. And this book served. Banyak sindiran2 menggelitik ttg bagaimana Belanda memandang Bumiputera Indonesia dan betapa perbuatan tersebut harus dikecam. Buku ini berhasil menyajikan sudut pandang "tidak biasa" warga Belanda tanpa meromantisasi penjajahan itu sendiri.

However, some stories are just not quite well executed. Ada yang berasa nggantung atau tidak kena feel-nya. At least for me. Some of them are kinda plain tbh.

My personal favourite goes to BELENGGU EMAS.
It was inspiring and I NEED TO KNOW WHAT WILL HAPPEN NEXT? I NEED THE STORY TO CONTINUE 😭😭😭😭

And I love the ending. It left a bittersweet taste to conclude the book.

If you're into peeking through unusual historical fiction (short stories compilation) set during the colonization era of Netherlands-Indonesia, gave this book a go. It revolved around discrimination, social gap, and segregation. 

I lost count the name of the characters or were some of them related in between stories? 😂

OH, and the "historical facts" intended were spotted on!!!

Overall, recommended 👌 a light enjoyable historical fiction.

Expand filter menu Content Warnings
More...