Reviews tagging 'Toxic friendship'

Hallowe'en Party by Agatha Christie

4 reviews

renpuspita's review against another edition

Go to review page

mysterious tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? It's complicated
  • Flaws of characters a main focus? No

4.0

 Setelah Murder in Mesopotamia dan The Pale Horse, Hallowe'en Party atau Pesta Halloween jadi buku ketiga dari Dame Agatha Christie yang gue baca di tahun 2023. Buku ini dibaca bareng-bareng teman BBI Joglo yaitu Dion, Hani dan Ratih. Buddy read ini lebih ke spontanitas soalnya waktu itu Hani nanya ada film Poirot versi Kenneth Brannagh yang terbaru yaitu Haunting in Venice. Gue terus nyamber kalau itu diambil dari buku Halloween Party. Lalu Dion pun ngajak baca bareng dimana Ratih pun nimbrung. Ya udahlah kami semua buddy read di Twitter, walau kayaknya baru gue sama Dion yang selesai duluan nih XD.

"Aku pernah melihat pembunuhan!", itulah yang dikatakan Joyce, gadis umur 13 tahun yang dikenal pembual oleh orang - orang di Woodleigh Common. Joyce mungkin hanya membual, tapi sayangnya ada orang yang mengira kalau apa yang dikatakan Joyce itu benar dan Joyce pun harus tewas tenggelam dalam ember berisi apel - apel pada pesta Halloween. Ariadne Oliver yang doyan apel sampai trauma dan langsung menghubungi sobatnya, sang detektif partikelir kenamaan, Hercule Poirot. Tidak butuh waktu lama bagi Poirot untuk menyelidiki kasus pembunuhan ini, dengan dibantu juga oleh kawan lamanya, Inspekstur Spence dan adik Spence, Elspeth McKay dengan pengamatannya yang tajam akan masyarakat Woodleigh Common serta kasus - kasus kematian di beberapa tahun yang lalu. Semakin Poirot berusaha menyelediki kasus - kasus mana yang kemungkinan dilihat oleh Joyce, semakin rumit penyelesaiannya! Poirot pun diburu waktu untuk menyelesaikan kasus dengan dua pertanyaan yang menggantung. Benarkan Joyce melihat pembunuhan atau dia hanya membual saja? Lalu siapa yang membunuh Joyce kalau gadis itu sebenarnya tidak membual?

Gue sendiri hanya bisa menebak siapa pelakunya dengan separuh benar dan sejujurnya gue ga menyangka kalau motif di balik pembunuhannya sebagiannya bisa sampai seruwet itu. Untuk kali ini plot twistnya gue acungin jempol, ga kayak di Murder in Mesopotamia yang menurut gue rada outlandish atau The Pale Horse yang rada klenik. Layaknya novel misteri, banyak red herring yang diumpankan Dame Christie pada pembaca. Red herringnya pun kadang ga kelihatan karena tersembunyi di balik percakapan - percakapan yang menurut gue beberapa sangat bertele - tele dan ga langsung on point. Baca buku ini emang harus sabar, hehehe. Bahkan meskipun gue berusaha fokus dalam memecahkan misteri, ternyata tetep aja ada yang terlewatkan. Di balik kasus pembunuhan Joyce, ada empat kasus pembunuhan yang terjadi bbrp tahun lalu yang harus dipecahkan Poirot. Seperti kasus surat warisan dari seorang janda kaya raya yang codicilnya dipalsukan oleh gadis au pair (atau helper) si janda, kasus ditikamnya seorang pemalsu dokumen yang juga pegawai di sebuah firma, kasus dicekiknya guru di sekolah Joyce dan satu kasus kematian lagi. Walau awalnya emang kelihatan ga berhubungan, ternyata beberapa emang ADA hubungannya dan semuanya pun terungkap di akhir. Untuk endingnya gue cukup puas walau sayangnya penyelesaiannya agak menggantung.

Buku ini infonya ditulis pada jelang akhir karir Dame Christie (tahun 1969) dan ada semacam nyeritain kasus - kasus Poirot yang lama (paling mencolok Mrs McGinty, sayang gue belum punya bukunya). Pun beberapa bahasan di buku ini menurut gue sangat so yesterday dan sexist banget. Kayak awalnya Joyce diduga dibunuh karena alasan seksual, bahkan Poirot sampe nanya apa Joyce itu seksi. Astaga, Joyce itu baru 13 tahun huhuhu. Pun ada bagian yang menurut gue euh banget (kayak salah satu tokoh, Michael Garfield memuji Miranda itu cantik, padahal Miranda kan masih bocah umur 12 tahun wkwk) Selain itu banyak prejudice terhadap orang - orang yang diduga membunuh karena adanya mental disorder. Emang agak triggering ya beberapa isinya, namun mungkin juga agak menggambarkan kondisi pada tahun 1969 (era hippies) walau gue kurang tahu buku ini settingnya pada tahun berapa karena gue belum baca semua buku Poirot. 

Salah satu novel Dame Christie yang menurut gue misterinya cukup solid dan bahkan tensinya memuncak pas mendekati akhir cerita. Deduksi Poirot pun sangat menarik untuk dibaca. Sayangnya, gue merasa ini nanti versi filmnya Kenneth Brannagh sepertinya bakal loosely adaption dari buku ini. Selain judulnya beda (jadi Haunting in Venice), lokasinya juga beda (malah di Venesia), ceritanya pun beda (Ada seance. Padahal di buku ini ga ada sama sekali!), bahkan di filmnya pun tokoh Joyce Reynolds malah diperankan...Michele Yeoh??? Ini sih udah pasti ga patuh bukunya sama sekali dan kemungkinan besar kayak The Pale Horse yang versi buku dan filmnya (yang ada Rufus Sewell) akan sangat berbeda. 

Expand filter menu Content Warnings

heini's review against another edition

Go to review page

sad medium-paced

1.0

It felt like every. single. thing. was repeated at least twice. I was almost starting to think it was some sort of number three-motif but no.
Very boring and very predictable. 

A child as a murder victim is always horrible to read about, but the way Agatha Christie (repeatedly) described the murder felt out of place. 
Although she does this often, describes and introduces everyone matter-of-factly by their "flaws" (everyone is ugly, annoying, stupid, horse-faced, too thin or too fat, too young or too old, doesn't dress well etc.) it is uncomfortable when she does it to children. She treats her cut-out characters the same, adult or not.

I had to check twice the year this was published (1969) since there was so much talk about The Good Old Days not only from Poirot but the same exact thoughts repeated by every slightly older character. 
Especially saddening was the way they talked about mental illness and increasing crime rates. 

Sometimes it's hard for me to discern what are Christie's own personal thoughts, what's critique and what's from a charcter. Poirot is especially unlikeable when trying to teach moral lessons:
in his opinion a ten year child got what he deserved (murder by drowning) because he Understood the consequenses of blackmailing someone for money. Ffs.


I've been listening to Poirot audiobooks too much this year. Would not recommend. Christie is enjoyable in small doses, otherwise all her weird fucked up thoughts (anti-semitism, misogony, sexism etc.) just stand more and more out book by book and you realize it's all negativity, all the time. 

Expand filter menu Content Warnings

chasingpages1's review against another edition

Go to review page

dark mysterious sad slow-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

2.5


Expand filter menu Content Warnings

tamara_joy's review against another edition

Go to review page

dark mysterious tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.0


Expand filter menu Content Warnings
More...