Reviews tagging 'Murder'

Salt to the Sea by Ruta Sepetys

26 reviews

carissa230's review against another edition

Go to review page

emotional informative reflective sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

Ruta Sepetys books have a way of creating fiction that is both accessible and informative. In this book we hear the story of refugees from different walks of life trying to get to safety in wartorn Prussia. 

Joana is a nurse that just wants to help people and find her family. She takes charge of the group and helps to save the pregnant teen and the others in her group. 

Emilia is a teenager that is pregnant and running. She is also Polish, which is a crime almost as bad as being Jewish in Germany. 

Florian is a thief running to what he hopes is safety with something he hopes to save from everyone. 

The shoe poet and the little boy are people that happened upon the group. The shoe poet tells the story of others through the type of shoes they have, the wear on them, and the way they carry themselves. The little boy is looking for his family. He knows where they're supposed to be, but his grandma didn't wake up one day and now he's got nobody. 

Alfred is a German soldier. He is trying to prove himself, but there is something off about him. He loves Hitler and hates almost everyone else. He's not a smart man, but thinks he is. 

All of these people come together to try and survive. They try to find and create families. 

Expand filter menu Content Warnings

gracielou2000's review against another edition

Go to review page

adventurous dark emotional informative reflective sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0


Expand filter menu Content Warnings

rebeccaisabelle's review against another edition

Go to review page

adventurous dark emotional informative sad fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.5

The reading pace was quite fast for this book. I got to learn about periods of history I didn't know before such as
the sinking of the Willem Gustoff. I also loved the relationship between Florian and Joana. However, overall, I found that the book was sad. Characters I didn't expect to pass away, passed away, those such as Ingrid, the shoe poet, Alfred, and Emilia. Emilia's death was the saddest of them all because I really thought she'd make it but I guess that just points to the fact that many people died in that catastrophe. I'm glad that Joana, Florian and Klaus got a happy ending though. I would have liked to hear more about where Eva ended up or if Florian and Joana ever found their respective families.

Expand filter menu Content Warnings

fluture's review against another edition

Go to review page

adventurous challenging dark emotional sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0

A heart wrenching book taken from a true tragedy during World War II. I admire how Ruta can depict the situation and horror during the war with her words. Most parts gave me the shivers and goosebumps. It's a really good book to be read for those who like history fiction.

The point of view were taken from four different people with different characteristics yet it wouldn't confuse you to read it. Every chapter flows just like a river and very enjoyable to read. A page-turner book, beautiful yet tragic.

Expand filter menu Content Warnings

sarahlove6's review against another edition

Go to review page

adventurous emotional hopeful informative sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? N/A

4.0


Expand filter menu Content Warnings

penguin96's review against another edition

Go to review page

dark emotional hopeful informative sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? No

4.75


Expand filter menu Content Warnings

taracloudclark's review against another edition

Go to review page

adventurous challenging dark emotional informative reflective sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? It's complicated
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

An excellent story told from four perspectives of one of the most horrific events in history. 

Expand filter menu Content Warnings

cjlacyhanks's review against another edition

Go to review page

dark informative inspiring sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.75


Expand filter menu Content Warnings

clavishorti's review against another edition

Go to review page

adventurous challenging dark emotional informative mysterious reflective sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Tahun 1945, langit Prusia Timur terbakar oleh sorotan kejam Perang Dunia II, mengirimkan gelombang jutaan pengungsi yang membawa beban rahasia dan kisah pahit mereka. Di tengah kehancuran, empat nasib terpintal bersama, terjebak di atas kapal itu, sang Wilhelm Gustloff—sebuah keajaiban yang memikat tapi juga membawa petaka. Kapal yang seharusnya membawa mereka menuju pelabuhan harapan, namun sebaliknya, menjadi saksi tragedi besar yang merenggut takdir lebih dari sepuluh ribu penumpangnya. Sebelum cahaya kebebasan menyinari, takdir menghadang, membawa mereka pada ujian terberat untuk melawan bayang-bayang kematian. Akankah keberanian mereka cukup untuk menghadapi badai penderitaan yang mengancam di depan?

Dalam membuka halaman-halaman awal Salt to the Sea karya Ruta Sepetys, musim dingin yang menusuk hingga ke jiwa segera menciptakan atmosfer kengerian dan keputusasaan yang mencekam. Dengan mendalam memadukan unsur sejarah dan fiksi, Ruta Sepetys merinci kisah tragis kapal Wilhelm Gustloff pada masa Perang Dunia II, mengundang pembaca untuk tenggelam dalam kegelapan cerita.

Hal yang pertama kali meraih hati saya adalah kecermatan Ruta Sepetys dalam menggambarkan harapan penumpang kapal untuk mencicipi esensi dari kebebasan. Ironisnya, kebebasan yang seharusnya menjadi hak setiap individu malah menjadi suatu paradoks yang merobek harapan.

Kapal Wilhelm Gustloff, yang semula dianggap sebagai benteng perlindungan, berubah menjadi panggung tragedi besar yang menyaksikan ribuan jiwa merasakan penderitaan dan kehilangan dalam Perang Dunia II. Ruta Sepetys membawa pembaca pada perjalanan mendalam melalui perjuangan pengungsi, menggambarkan tantangan ekstrem baik secara fisik maupun mental. Upaya melarikan diri dari kekerasan dan kehancuran menghasilkan empati yang mendalam, sementara trauma perang dan kesulitan hidup menghadapi ancaman konflik bersenjata dipaparkan dengan kedalaman yang cukup mengesankan.

Selain itu, Salt to the Sea menjelajahi isu-isu rumit mengenai hubungan antar karakter dari latar belakang yang berbeda. Di tengah konteks Nazi, buku ini menggambarkan kebingungan dan ketidaksetujuan masyarakat terhadap rezim otoriter. Ada yang berusaha melarikan diri dari cengkeraman kekuasaan, sementara yang lain menanggung beban kehancuran moral sebagai bagian dari sistem penyebab penderitaan besar.

Serangan militer merebak dalam perjalanan sulit para pengungsi, menciptakan atmosfer tekanan di mana ketidakpastian dan ancaman menjadi bayang-bayang konstan. Para pengungsi tidak hanya harus menghindari serangan musuh, tetapi juga harus bersiap untuk menghadapi ancaman yang tak terduga.

Lebih dari itu, Salt to the Sea juga menyelami ketidakpastian moral dan etika di tengah-tengah perang, menggambarkan pertempuran batin karakter. Dalam narasi yang kompleks, Salt to the Sea mengungkap bagaimana perang tidak hanya merusak fisik, tetapi juga menggoyahkan nilai-nilai kemanusiaan.

Pendekatan penyampaian yang unik melalui bab-bab pendek dengan sudut pandang empat karakter utama—Joana, Florian, Emilia, dan Alfred—merupakan daya tarik utama Salt to the Sea. Ruta Sepetys dengan penuh kecerdikan membawa saya masuk ke dalam pikiran dan perasaan masing-masing karakter, menciptakan keterlibatan emosional yang mendalam.

Keempat karakter ini, dengan rahasia dan perasaan pribadi yang kompleks, bersatu secara dramatis di kapal Wilhelm Gustloff, membawa beban emosional yang beraneka, mulai dari rasa bersalah hingga ketakutan yang mencekam. Dinamika ini tidak hanya menghiasi pengalaman membaca, tetapi juga merajut lapisan emosi yang memperdalam dan memperkaya kisah ini, menciptakan ketertarikan dan keingintahuan yang sulit untuk dilewatkan.

Namun, dalam beberapa bagian cerita, terutama saat rahasia kelam terungkap, saya menemukan kekurangan dalam eksekusi yang menghadirkan kekurangan kepuasan. Mungkin karena bab-bab yang singkat, adegan pembongkaran rahasia kadang terasa seperti tergesa-gesa, menahan potensinya secara penuh. Meskipun begitu, kelemahan ini tidak merusak daya tarik utuh buku. Buku ini tetap mengundang ketertarikan meski terdapat elemen-elemen yang mungkin bisa ditingkatkan.

Di samping itu, melalui tangan cermat Putri Septiana Kurniawati, alih bahasa Salt to the Sea ke dalam bahasa Indonesia, kekuatan dan keindahan cerita ini berhasil dipertahankan dengan apik. Terjemahan ini tidak hanya mentransmisikan kata-kata, tetapi juga memberikan pengalaman mendalam kepada para pembaca yang memilih mengeksplorasi penuh warna sejarah di tengah tantangan pengungsi di kapal Wilhelm Gustloff. Dengan penuh apresiasi, terima kasih kepada Putri Septiana Kurniawati yang telah mengantarkan keindahan dan makna Salt to the Sea ke dalam bahasa Indonesia dengan penuh keahlian.

Dengan kekuatan yang memukau, Salt to the Sea tidak hanya mewujudkan kisah bersejarah di kapal Wilhelm Gustloff, tetapi juga menjadi simbol kuat tentang keberanian, ketahanan, dan kewajiban kita untuk merawat kenangan sejarah. Dalam kata-kata Ruta Sepetys yang menggema, “Saat para penyintas telah tiada, kita tidak boleh membiarkan kebenaran hilang bersama mereka.” Terhubung dengan esensi memahami dan menceritakan sejarah, karya ini melampaui batas menjadi panggilan untuk menjaga api kebenaran tetap menyala. Sebagai pembaca, saya merasa terhormat dan terinspirasi oleh perjalanan emosional yang telah saya alami melalui halaman-halaman Salt to the Sea. Karya ini bukan hanya sebuah buku; ini adalah panggilan untuk menjaga abadi sejarah yang tak boleh dilupakan, memelihara makna kemanusiaan, dan merayakan kekuatan manusia dalam menghadapi ketidakadilan.

Expand filter menu Content Warnings

grammar_police's review against another edition

Go to review page

emotional sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.75

Beautifully written, deep, and emotional. A spectacular story about the most devastating shipwreck in history.

Expand filter menu Content Warnings