Reviews tagging 'Blood'

The Fountains of Silence by Ruta Sepetys

16 reviews

clavishorti's review against another edition

Go to review page

adventurous challenging dark emotional funny hopeful informative inspiring mysterious reflective sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? No

5.0

Selamat datang di Madrid tahun 1957, sebuah kota yang dipenuhi dengan pesona yang tak terbantahkan, namun juga menyembunyikan lebih banyak rahasia daripada yang terlihat di permukaan. Di bawah sinar matahari yang berkilauan, kota ini menjadi magnet bagi para turis dan ekspatriat yang haus akan petualangan, menawarkan musim panas yang indah dan anggur yang menggoda. 
 
Namun, di balik kilauan kota yang gemerlap, tersimpan kisah-kisah gelap yang menggetarkan jiwa. Inilah dunia yang dihadapi oleh Daniel Matheson, seorang remaja Amerika yang merindukan keindahan negara asal ibunya. Bersenjata dengan kamera, Daniel menjelajahi jalan-jalan Madrid, menangkap momen-momen indah sekaligus misterius yang mengintip di balik tirai kehidupan sehari-hari. 
 
Saat takdir mempertemukannya dengan Ana Torres Moreno, seorang gadis yang menyimpan rahasia kelam di dalam dirinya, Daniel terjerat dalam pusaran intrik dan bahaya yang mengancam kehidupan mereka. Dari kemewahan Hotel Castellana Hilton hingga ancaman Garda Sipil yang mengancam, setiap sudut kota menjadi panggung bagi kisah-kisah yang menegangkan dan tak terduga. 
 
Apa sebenarnya yang terjadi di balik layar kehidupan yang tampak begitu tenang di Madrid? 


 
Sejarah akan mengungkapkan bahwa, di tengah perperangan, korban paling besar seringnya adalah mereka yang paling muda. Anak-anak dan remaja yang tak berdaya menjadi korban-korban tak berdosa dari kekejaman dan tekanan ideologi.
 
The Fountains of Silence karya Ruta Sepetys merupakan sebuah karya sastra yang menggugah pikiran dengan menyajikan kisah berdasarkan sejarah asli Spanyol. Negara tersebut tenggelam dalam bayang-bayang rezim diktator Francisco Franco yang mencekam. Dalam alur ceritanya, penulis Ruta Sepetys merangkai sebuah narasi yang menggugah kesadaran akan kekuasaan dan penindasan, serta keberanian dalam mengungkap kebenaran di tengah-tengah kegelapan masa lalu. 
 
Pertama-tama, penulis menyoroti permasalahan utama terkait kekuatan dan penindasan. Dalam dunia yang diperintah oleh rezim otoriter, kekuasaan politik dan militer ditempatkan di tangan segelintir orang yang menggunakan kekuasaan tersebut untuk menekan dan mengontrol masyarakat. Seperti yang digambarkan dalam buku ini, kebebasan individu seringkali diinjak-injak oleh kepentingan politik yang lebih besar, menghasilkan ketidakadilan yang mengakar dalam struktur kekuasaan. 
 
Kediktatoran menghasilkan iklim ketakutan dan penindasan di masyarakat, menyebabkan orang hidup dalam kewaspadaan yang berlebihan. Mereka menjadi hati-hati dalam setiap ucapannya dan langkahnya, karena takut akan konsekuensi yang mungkin timbul jika dianggap melawan rezim. Hal ini menciptakan suasana yang tegang dan mengakibatkan banyak orang merasa terkekang dalam berekspresi dan berpikir dengan bebas. 
 
Rezim otoriter menekan kebebasan individu dan mengatur kehidupan sehari-hari masyarakat. Hal ini tercermin dalam pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan budaya, agama, dan politik yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan pribadi serta kebebasan berekspresi. Adanya sensor dan kontrol terhadap media juga membuat informasi terbatas dan seringkali diputarbalikkan sesuai dengan narasi yang diinginkan oleh rezim. 
 
Selain itu, kediktatoran menciptakan ketidaksetaraan yang merajalela di masyarakat. Mereka yang mendukung rezim atau memiliki hubungan dekat dengan penguasa sering kali mendapatkan perlakuan istimewa dan keuntungan, sementara individu yang dianggap menentang atau tidak setuju dengan rezim bisa menghadapi diskriminasi, penahanan, atau bahkan penyiksaan. Situasi ini memunculkan ketidakadilan sosial yang dalam dan memperkuat pembelahan dalam masyarakat. 
 
Kediktatoran juga menjadi penghalang bagi perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat. Kekuasaan yang terpusat pada segelintir orang atau kelompok menyebabkan sumber daya dan kesempatan ekonomi terkonsentrasi pada mereka, sedangkan mayoritas masyarakat terpinggirkan dan hidup dalam kemiskinan. Hal ini membuat kemungkinan untuk meningkatkan taraf hidup dan meraih impian menjadi sangat terbatas bagi banyak orang. 
 
Namun, di balik bayang-bayang tirani yang menguasai, tersimpan rahasia dan kebenaran yang tersembunyi, menanti untuk diungkap. Para karakter utama dalam cerita ini terlibat dalam sebuah perjalanan mendebarkan untuk menggali kebenaran tersembunyi tentang masa lalu mereka yang dipenuhi dengan ketidakadilan dan penindasan. Mereka sadar bahwa, untuk mengubah arah masa depan, kita harus berani menghadapi dan mengungkap masa lalu yang kelam. 
 
Tema perlawanan dan pengorbanan melahirkan dinamika yang tegang dalam kisah ini. Para karakter mendapati diri mereka terjebak dalam situasi di mana mereka harus membuat pilihan sulit antara taat pada rezim yang kejam atau bangkit melawan ketidakadilan. Pilihan-pilihan ini seringkali dihadapi dengan risiko besar, termasuk ancaman terhadap keselamatan pribadi dan kehidupan mereka. Namun, mereka memilih untuk beraksi demi keadilan dan kemanusiaan, kendati harus menghadapi konsekuensi yang mengerikan. 
 
Tidak hanya itu, The Fountains of Silence juga menelusuri tema identitas dan keberagaman budaya dengan penuh kepekaan. Melalui interaksi antara karakter-karakter yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, novel ini menggambarkan kompleksitas identitas individu serta bagaimana budaya memengaruhi persepsi dan pengalaman mereka. Para karakter dalam cerita ini juga belajar untuk menghargai bagaimana sejarah membentuk masa kini dan masa depan mereka. Mereka menyadari bahwa mengenang dan menghormati warisan sejarah adalah langkah penting dalam membangun masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan tercerahkan. 
 
Saya jatuh cinta kembali pada karya-karya Ruta Sepetys. Awalnya, saya tersentuh oleh keindahan tulisannya dalam Salt to the Sea, dan saya tahu bahwa saya telah menemukan seorang penulis yang istimewa. Namun, ketika saya melangkah ke dalam dunia The Fountains of Silence, saya sekali lagi terpesona oleh kekuatan dan keindahan narasinya. 
 
Salah satu hal yang membuat karya-karya Ruta Sepetys begitu memikat adalah kemampuannya untuk mengalirkan cerita dengan kehalusan dan kelancaran yang luar biasa. Setiap kata dan kalimatnya terasa seperti aliran sungai yang tenang namun menghanyutkan, membawa kita menjelajahi dunia yang dia ciptakan dengan segala kekuatan dan kelemahannya. 
 
Penggunaan sudut pandang yang berubah-ubah dalam cerita juga menjadi daya tarik tersendiri. Dengan melihat cerita dari sudut pandang yang berbeda, kita dapat melihat kebenaran yang kompleks dan nuansa yang dalam dari perspektif setiap karakter. Ini membuat kita semakin terhubung dengan cerita dan karakter-karakternya, serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang latar belakang dan motivasi mereka. 
 
Namun, yang paling saya sukai dari karya-karya Ruta Sepetys adalah kemampuannya untuk menciptakan cerita yang begitu kuat dan mengesankan sehingga tetap menghantui pikiran dan hati kita bahkan setelah menutup halaman terakhir bukunya. Cerita-ceritanya menggali kedalaman emosi dan memperkenalkan kita pada kehidupan yang mungkin tidak pernah kita alami sendiri, tetapi dengan kemampuan Ruta Sepetys untuk menggambarkannya dengan begitu jelas, kita merasa seolah-olah telah berada di sana, bersama dengan karakter-karakternya. 
 
Di antara karakter-karakter yang mengisi halaman-halaman buku ini, Fuga muncul sebagai sebuah bintang yang bersinar dengan kekuatan dan kehormatan yang luar biasa. Dalam dunia yang gelap dan penuh ketakutan di bawah rezim diktator, keberaniannya bersinar terang, menginspirasi dan menggetarkan hati pembaca.

Fuga, si penggali kuburan dengan mimpi yang melambung tinggi menjadi seorang matador, adalah contoh hidup dari prinsip tindakan lebih berbicara dari pada kata-kata. Meskipun jarang terdengar bicaranya, kehadirannya menggema dengan kekuatan yang menggetarkan jiwa. Dalam diamnya, dia mewakili tekad yang kuat, tidak tergoyahkan oleh ketidakpastian atau ketakutan yang menghantui masyarakat di sekelilingnya.

Fuga memukau dengan keteguhannya menghadapi ketidakadilan. Di bawah bayang-bayang rezim yang menindas, ia tak pernah menampakkan kelemahan atau ketakutan. Bahkan di hadapan kenyataan yang keras dan mustahil, impian besar Fuga sebagai seorang matador tetap bersinar, menjadi sumber kekuatannya yang tak tergoyahkan.

Namun, di balik keberaniannya, ada sebuah hati yang lembut dan penuh rasa hormat. Saat menjadi seorang matador, dia tidak pernah lupa untuk memperlakukan lawannya dengan keanggunan dan kesopanan yang mengesankan. Meskipun berada di tengah-tengah pertarungan yang memacu adrenalin dan mungkin penuh dengan bahaya, dia selalu menjaga integritasnya dan menghormati lawan-lawannya.

Fuga adalah sebuah cerminan dari kekuatan manusia untuk tetap tegar di bawah tekanan dan ketidakadilan. Dia adalah pahlawan yang menunjukkan bahwa bahkan di tengah-tengah kegelapan yang paling dalam, cahaya keberanian, kehormatan, dan keteguhan hati tetap bersinar terang. Melalui kisahnya, pembaca diajak untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang benar dan pentingnya mempertahankan mimpi dan prinsip bahkan di dalam badai yang paling dahsyat sekalipun.
 
Dengan pengalaman yang berkesan, saya ingin menyoroti dedikasi dan kepiawaian Airien Kusumawardani sebagai alih bahasa dalam karya ini. Meski mengalihbahasakan teks ke dalam bahasa Indonesia, beliau berhasil mempertahankan kehidupan cerita secara luar biasa. Melalui kepiawaian dan ketelitian dalam memilih kata-kata, beliau mampu menjaga esensi cerita agar tetap tersampaikan dengan kuat dan memikat. Dengan demikian, setiap baris terjemahan yang dihasilkan beliau tidak hanya sekadar memindahkan kata demi kata, tetapi juga mampu menghidupkan kembali cerita dengan setiap detilnya. Keahlian Airien Kusumawardani sebagai alih bahasa telah memberikan kontribusi besar dalam menyampaikan pesan, nuansa, dan emosi dari versi aslinya ke dalam terjemahan, sehingga pembaca dapat merasakan kedalaman cerita dengan sempurna. 
 
Melalui The Fountains of Silence, Ruta Sepetys sekali lagi memperlihatkan kepiawaian luar biasanya dalam memahat kata-kata. Ia mampu menyajikan sejarah menjadi sebuah cerita yang tidak hanya memikat, tetapi juga menggugah jiwa pembaca. Dari kehalusan narasi hingga perubahan sudut pandang yang cerdas, karya ini tidak sekadar menghibur, tetapi juga membawa kita pada perjalanan emosional yang tak terlupakan. 
 
Setelah menutup halaman terakhir buku ini, saya merasa seperti telah melakukan perjalanan yang mendalam dan bermakna. Cerita ini masih melekat erat dalam pikiran dan hati saya, memicu refleksi mendalam tentang sejarah dan kompleksitas manusia. Oleh karena itu, dengan sepenuh hati, saya merekomendasikan The Fountains of Silence kepada siapa pun yang mencari pengalaman membaca yang menghantui dan memikat, serta ingin mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang masa lalu yang berharga. 

Expand filter menu Content Warnings

emikateb's review against another edition

Go to review page

emotional informative mysterious sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix

4.5


Expand filter menu Content Warnings

sammymilfort's review against another edition

Go to review page

dark emotional hopeful informative reflective sad fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.25


Expand filter menu Content Warnings

midnightverde's review against another edition

Go to review page

emotional hopeful informative mysterious reflective sad slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.5

This book starts out slowly and there are many characters involved in the plot. As you read and gain insight into the lives and experiences of each character the story begins to pull you in. Once you start seeing the mysteries in the story it becomes more of a page turner. I was grateful to learn about this time period from an author who seems very interested in history and working collaboratively with the relevant people and sources to prevent inaccuracies. The book really comes together at the end. 

Expand filter menu Content Warnings

briannad4's review against another edition

Go to review page

informative mysterious slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

2.5


Expand filter menu Content Warnings

nisha_27's review against another edition

Go to review page

dark emotional hopeful inspiring mysterious reflective sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

4.25


Expand filter menu Content Warnings

oceanwriter's review

Go to review page

emotional informative sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? No

5.0

Why oh why did I let this sit on my shelf for so long?! I was captivated from start to finish. I didn't realize I knew so little about Francisco Franco's regime. Ruta Sepetys illustrated the differences between the life of an American and the life of repressed citizens of Spain marvelously. I love walking away from a historical fiction book ready to read more about a specific event or time in history. 

I'm usually wary of YA books because often I'm not too fond of the writing style or characters, but The Fountains of Silence was exceptional. I loved Ana, Daniel, Puri, Rafa... pretty much all of them. Ana and Daniel's rapport was a treat to read. I felt like I was there.

Expand filter menu Content Warnings

elizabethpowers's review against another edition

Go to review page

dark emotional informative inspiring mysterious reflective sad slow-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

idk how to feel

Expand filter menu Content Warnings

laurenw's review against another edition

Go to review page

challenging emotional mysterious reflective fast-paced

4.0


Expand filter menu Content Warnings

nebraskanwriter's review

Go to review page

challenging emotional informative inspiring reflective sad slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? No

4.5

“He scratched a proverb on the wall for future inmates: ‘Just when the caterpillar thought the world was over, he became a butterfly.’” 
Wow, what an amazing book! Being over 500 pages, I was a little intimated to start this but the audiobook was superb and I flew through this.
The story begins a little slow as Sepetys begins painting a picture of 1957 Spain, controlled by the dictator Franco. She immerses you in the people, the culture, their lives and the many secrets they keep. The silent vow they take. She examins this moment in history from multiple angles, following multiple characters who help show the reader that all is not what it seems in Spain. You have the American, the maid at the hotel and her family, a grave digger and an employee at a Catholic orphanage. But something is off. Children are going missing. Orphanages are overflowing. Mothers are asking about their children and where they went. But no one is giving answers, no one is saying anything. 
Sepetys slowly pulls back the layers of Franco’s Spain, exposing to Daniel (the naive American) what is actually going on and what all the Spanish people are enduring under the dictator. As I did not know much about Spain’s history, I found this story both fascinating and also horrifying. 
Sepetys is a master at humanizing history, bringing to life the words in our history books and giving voices to those who have been silenced for far too long. 

Expand filter menu Content Warnings