You need to sign in or sign up before continuing.

6 reviews for:

soulmate.com

Jessica Huwae

2.43 AVERAGE

ossyfirstan's profile picture

ossyfirstan's review

3.0

Hmm... realistis, tidak terlalu menjual banyak mimpi, dan mengalir. ^^

Mencari makna belahan jiwa

Total jenderal sudah tiga kali saya membacanya. Terus terang, proses membaca yang terakhir lebih karena keinginan membuat review ini, sebab pada dasarnya saya sudah lupa bagaimana ending dari novel bersampul gambar mouse ini.

O… begitu toh, endingnya. Itulah kesan saya setelah menyelesaikan metropop debutan Jessica ini. Bagus, hanya saja kurang gereget di bagian akhir. Bicara soal kekuatan, Jessica pandai memilih diksi setengah ‘nyastra’ yang dipadukannya dengan bahasa khas metropop. Modern. Lugas. Tangkas. Gaul. Beberapa bahkan cukup ‘berisi’, misalnya, “mengejar angin, memanah awan, membanting petir.” Keren, kan?

Tema perselingkuhan yang diangkat Jessica memberikan nilai lebih yang cukup membantu menambah bobot metropop ini. Getir kehidupan si tokoh utama mampu menguras emosi bagi siapa saja – terutama pembaca yang emosional. Karakternya pun sanggup menyulut imajinasi untuk melontarkan beragam komentar, puji atau caci, sebagai pertanda keberhasilan Jessica dalam menghidupkan pelakonnya.

Kepiawaian Jessica dalam menghidupkan karakter utama tidak diimbangi dengan karakter lawan dan karakter pembantu yang serasa hanya tempelan belaka. Memang, point of view orang pertama membatasi hal tersebut, namun kalau saja beberapa tokoh diberikan nafas lebih banyak mungkin cerita akan lebih kompleks dan berwarna. Sesuai dengan judulnya, tema besarnya adalah pencarian makna dari kata soulmate. Akhiran .com yang berkorelasi dengan dunia maya (internet) diujudkan dalam beberapa dialog dengan media chating – Yahoo Messenger (YM)-an dan email atau juga petikan-petikan postingan blog.

Ending memang tampil secara tidak terduga, hanya kurang krezz menurut saya. Terlalu curam setelah pembentukan konflik yang demikian memuncak. Konfliknya sendiri pun kurang begitu menggigit. Dialog menye-menye diantara dua karakter utamanya kadang bikin bosan.


--------------------------------------------------------------------------

Summary – spoiler alert

Nadya Samuella, seorang executive editor sebuah majalah ibu kota, harus menanggung luka yang tiada terkira setelah secara sepihak Dany, pacar terakhirnya meminta bubaran. Bahkan ia sudah berencana menikah. Untunglah ada Cici dan Bowie, gengnya yang selalu setia memberikan suntikan semangat. Di samping itu, Nadya juga gemar mencurahkan unek-uneknya ke dalam blog pribadinya.

Suatu ketika ada yang memberikan comment pada sebuah postingan di blognya. Nadya pun segera membalas memberikan comment di blog Oka, si pemberi comment tersebut. Hubungan dunia maya berlanjut dalam media YM, email, hingga akhirnya mereka saling bertukar nomor kontak. Oka adalah seorang desain grafis, tinggal dan bekerja di Bali, dan sedang meretas jalan menjadi rokcstar via band yang digawanginya, The Squad.

Belum ada kisah asmara yang terlibat di tengah hubungan yang kian lama kian akrab itu. Nadya, masih juga menjomblo dan wira-wiri meladeni cowok-cowok yang secara tidak terduga merubunginya. Beraneka ragam tabiat, termasuk salah satunya yang ringan tangan. Oleh karena hubungan cintanya yang tak pernah normal, Nadya serasa tersiram madu kebahagiaan ketika Oka yang telah setia menemani hari-harinya meskipun tidak bersama-berdekatan secara fisik, menawarkan sebentuk hubungan yang teranyam dari mula pertemanan.

Namun, yang tidak diketahui Nadya, Oka sebenarnya tidak lagi single and available melainkan telah terikat dengan seorang perempuan Bali yang dijodohkan orang tuanya. Begitu mendapati fakta tersebut, Nadya menjadi bimbang. Marah. Kesal. Kecewa. Tetapi apa mau dikata, cinta yang telah meraja menundukkan logika. Ia menerima saja ketika Oka menyembulkan ide untuk berselingkuh. Tanggapan negatif orang di sekelilingnya diabaikannya. Nadya telah memilih untuk menjalin cinta di balik tembok. Sembunyi dari dunia.

Khayal indah romansa percintaan akhirnya terantuk kenyataan juga. Tiba saat dimana Nadya harus memutuskan, apakah benar-benar dia mau terus menjalani hubungan sembunyi-sembunyi macam ini? Apakah ia tidak memikirkan bagaimana nasib istri Oka di Bali sana? Lalu, tidak dipertimbangkannnya kah nasihat dari teman-temannya? Bagaimana akhir hubungan Nadya-Oka ini? Temukan jawabannya dalam metropop ini.
funny reflective fast-paced

not as loveable mc and the whole story is sucking tbh.

Hmm... realistis, tidak terlalu menjual banyak mimpi, dan mengalir. ^^

216 - 2019

Baca ulang buku ini yang dulu pertama kali bacanya entah lupa kapan. Jessica Huwae adalah nama penulis yang masuk kategori favorit dulu, setelah kesengsem banget sama bukunya Beauty Case.

Sekarang baca buku ini masih ngerasa enak aja sih, walau blog udah gak tren, walau Y!M udah gak ada lagi. Saya mengikuti kegiatan yang dilalui Nadya dan Oka, saat itu, ngeblog, chatting di kantor, ketemu sama orang lain via komen dan Y!M (zaman dulu banget ya, sekarang udah ganti sama kenalan di DM Instagram/Twitter trus lanjut WhatsApp). Beberapa teman terbaik hingga kini kenalnya justru waktu dulu komen2 di blog. Makanya pada saat itu saya suka banget cerita dalam buku ini.

Lah sekarang gimana, masih suka gak? Masih kok. Beberapa perempuan sekarang akan mengalami hal serupa Nadya, hingga saat ini pun. Sosok Oka begitu menarik justru karena 'ada'nya dia dalam perjalanan hidup Nadya. Kembali lagi, keputusan-keputusan menentukan bagaimana jalan hidup yang kita lalui. Kita cuma perlu menjalani.

Nadya tidak menyangka jika Dany pacarnya akan memutuskannya demi seorang wanita lain yang penampilannya biasa-biasa saja. Padahal Nadya termasuk perempuan yang punya segalanya. Cantik, cerdas, karir yang mapan. Rasa sakit hati dan kecewa yang dialami Nadya ditumpahkannya lewat tulisan-tulisan d blog. Ternyata ada satu orang pembaca setia blognya yang menanggapi kagalauannya.

Namanya Oka. Tinggal di Bali sebagai seorang desainer grafis dan juga musisi band. Berawal dari blog, kemudian beralih ke email, dan akhirnya chatting di YM (Yahoo Massenger) membuat keduanya menajdi dekat layaknya sahabat. Nadya tidak segan mengisahkan kehidupan percintaannya yang tragis pada Oka. Mulai dari pacarnya yang selingkuh, pacarnya yang posesif, dan masih banyak teman kencan lainnya. Oka pun tidak ragu memberikan semangat pada Nadya. Hingga akhirnya keduanya saling jatuh cinta. Sayangnya Oka menyimpan rahasia yang membuat Nadya mempertanyakan layakkah dirinya menikmati kebahagiaan dengan status sebagai selingkuhan.

Novel ini pertama kali terbit tahun 2006, termasuk #novelMetropop angkatan awal juga sepertinya. Jadi tidak heran jika di dalam novel ini percakapannya masih menggunakan aplikasi YM yang cukup populer di jamannya. Teknologi telepon genggam pun hanya sebatas bisa menelpon dan mengirimkan pesan singkat (SMS). Ada masa-masa dimana Nadya ataupun Oka menjadi galau karena salah satu dari mereka tidak sedang online, sementara SMS-nya pun pending. Mengangkat judul Soulmate.com, tadinya saya berpikir kisahnya seputar mencari jodoh melalui situs dating online. Ternyata bukan. Walaupun memang masih berhubungan dengan komputer dan teknologinya.

"Seharusnya orang yang elo cintai bisa membuat elo bebas merdeka mengekspresikan diri. Bukan dengan sembunyi-sembunyi. Saat elo susah, galau, gembira, bahagia, dia orang pertama yang harus hadir dalam hidup lo, bukan orang lain."

Novel ini menitikberatkan pada perjalanan Nadya mencari seseorang yang bisa dijadikan soulmate-nya. Sempat Oka berkelakar bahwa soulmate itu adalah soul that never met, yang ditanggapi Nadya sebagai gurauan. Padahal mungkin saja saat itu, Oka sedang menyuarakan apa yang ada di hatinya. Karakter Nadya ini memang bikin gregetan. Sebagai perempuan yang mengaku punya segalanya dan mandiri, dia tetap tertatih-tatih dalam urusan logika menghadapi cinta. Yah memang sih cinta itu didominasi perasaan, tapi kegalauan Nadya terasa berlebihan.

Bagi yang pernah mengalami masa-masa seperti Nadya, ketika chatting di dunia maya tidak secanggih saat ini, mungkin bisa "klik" dengan kisah Nadya ini. Perselingkuhan yang bisa terjadi karena merasa cocok dengan seseorang yang dikenal di dunia maya mungkin masih ada sampai saat ini. Pilihan diksi yang cenderung nyastra membuat novel ini menarik untuk dibaca. Hanya saja, penyelesaian akhirnya terasa datar menurut saya.