gansoup's review against another edition

Go to review page

informative lighthearted medium-paced

3.5

sadmuppet's review against another edition

Go to review page

informative inspiring reflective medium-paced

4.0

annagy's review against another edition

Go to review page

informative slow-paced

2.0

The book is very nicely published, nice paper, nice photos (albeit mostly unrelated to the content), nice graphic design.

As for the content itself, rather shallow, repetitive and needlessly streched. I wouldn't call it self-help either. It wasn't interested in teaching you how to change anything about your life for the most part, just presented how (some of) the Swedish people live theirs. Bright points were some very very few, like, literally maybe 2-3, references to historical context, a couple of names and couple of studies, but 85% of this book is just fluff without any merit

I was also very tired of the author's repetitive use of the norwegian concept jante as a shorthand for explaining stuff. 

It was a quick read, I'll give it that, I just don't feel any smarter after having finished it. 

(For full disclosure, I currently live in Sweden, so most of the concepts talked about in this book were not new to me. Maybe for someone not at all familiar with it, it would be a more interesting read.)

juliahr1's review against another edition

Go to review page

3.0

3,5⭐️
Fajna książka, ale nie kupiłabym jej w normalnej cenie. Ładnie wydana, urocze ilustracje. Informacje po 100 stronie zaczynają się trochę powtarzać. Dobre podsumowanie, niektóre zasady spróbuje wprowadzić w życie.

rglarson13's review

Go to review page

2.0

Could (and should) have been a pamphlet.

The author spent a lot of time repeating herself and saying the same thing in slightly different ways because she didn't have much to say.

Also, as a native Minnesotan, taciturn austerity, polite mindfulness, and quiet reserve are my bread and butter. Maybe if you're fresh off Jersey Shore this content will feel more revelatory.

wphraner's review against another edition

Go to review page

3.0

Good stuff but for some reason it often failed to keep me engaged.

cameliawithbooks's review against another edition

Go to review page

4.0

cameliawithbooks's profile picture
Saat memasak, selain skill untuk memasak itu sendiri, bahan2 dg takaran yg PAS sangat dibutuhkan untuk menghasilkan cita rasa yg enak. Begitu pula dg hidup. Segala hal yg pas, tidak berlebihan dan tidak kurang dapat mengantarkan ke dalam perasaan yg bahagia. Hal itu bukan berarti sempurna, karna kesempurnaan 100% mustahil dicapai.

Menurut orang Swedia yg menganut Lagom (dibaca : laaw-gem) mendapatkan kesetimbangan dlm hidup itu dilakukan dg melakukan gaya hidup yg :

1. Sederhana, tidak boros
2. Rendah hati (tidak sombong) bukan berarti rendah diri.
3. Berani berkata tidak jika memang tidak bisa
4. Mengambil secukupnya
5. Jujur
6. Tidak membuang2 waktu
7. 3R (Reuse, Recycle, Refill) dimana memanfaatkan kembali barang yg tidak digunakan lagi untuk menjadi barang yg lain. Seperti memanfaatkan kardus bekas yg di bentuk ulang menjadi pencil storage.

Di buku aku mendapatkan insight bahwa orang Swedia kurang lebih memiliki cara hidup yg hampir sangat berbeda dg orang Indonesia pada umumnya. selain ke 7 nomer diatas, Seperti kalau disini kita sering menyapa dan kepo sama tetangga, mereka tidak. Dan 1 lagi yg mungkin gak cocok yg disebut dibuku adl mereka memilih untuk tidak menikah hanya hidup bersama sampai memiliki anak adl hal yg wajar. Dan jelas di masyarakat Indonesia ataupun Asia, hal ini adalah hal yg tabu.

Aku baca buku ini karna kepo dg bagaimana hidup di Swedia and yeah i got lot of information about that from this book.

kartoshhka's review against another edition

Go to review page

fast-paced

3.0

casandral's review against another edition

Go to review page

informative inspiring lighthearted reflective relaxing slow-paced

4.0

papermiwnt's review against another edition

Go to review page

hopeful informative inspiring reflective relaxing medium-paced

5.0

 Tidak heran lagi jika Swedia masuk kedalam daftar 6 negara paling bahagia di dunia. Mungkin salah satu hal yang melatar belakangi kondisi ini ialah cara bagaimana masyarakat Swedia menerapkan lagom dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Jadi Lagom sendiri ⎯ dibaca Laaaw-Gem, membahas keseimbangan individual, kesederhanaan, kemandirian dalan lingkup sosial, menciptakan keselarasan, seni bersabar dan menghargai waktu yang jujur sih membaca buku ini berhasil memukauku dimana hal-hal positif bisa kita terapkan dalam sehari-hari.

Hal yang paling menarik ialah bagaimana rakyat swedia memiliki budaya untuk mengambil secukupnya, berkata sesuai yang dibutuhkan/ditanyakan, dan tidak mengusik urusan orang lain yang mengarah ke buang-buang waktu.

Selama membaca buku ini, aku terus terpikir bagaimana Swedia merupakan negara yang sangat cocok bagi introvert (sepertiku wkwkw) selain karena budaya untuk tidak saling mengusik orang lain, Swedia juga memiliki penduduk yang tidak begitu banyak. Sehingga, pemerintahan dapat berjalan dengan baik dan seimbang (selama baca ini bener bener bikin ngiler banget sih tinggal di Swedia dan jadi warga negaranya)

Menelisik gaya hidup 'Lagom' kembali menurutku ada beberapa aspek yang akan sangat cocok jika diterapkan di indonesia namun akan ada beberapa aspek juga yang tak cocok, mengingat kondisi negara dan jumlah penduduk juga adat istiadat indonesia yang tentunya sangat berbeda dengan swedia sendiri. Namun, membaca buku ini cukup membuka lebar mataku untuk melihat perpspektif baru dalam menjalani gaya hidup yang seimbang dan "pas" (yang mungkin agaknya sama namun juga berbeda dengan prinsip² kehidupan lain semacam ikigai, hygge, wabi sabi, dan lain lain)

"Mungkinkah rasa iri yang kita rasakan terhadap orang lain bersumber dari fakta bahwa kita sibuk melihat mereka lebih dekat dengan kondisi lagom ideal mereka, padahal seharusnya kita sibuk berfokus pada upaya menemukan keseimbangan kita sendiri?"