Reviews

The Power of Language by Shin Do Hyun, Yoon Na Ru

ayumucore's review

Go to review page

relaxing medium-paced

4.0

marinazala's review

Go to review page

4.0

** Books 57 - 2020 **

Buku ini untuk menyelesaikan Tsundoku Books Challenge 2020

3,6 dari 5 bintang!


Tidak bisa dipungkiri aku tertarik membeli buku ini dikarenakan Kim Taehyung aka V BTS menggenggam buku ini ketika di bandara. Aku juga bisa memahami kenapa V membaca buku ini karena aku merasa terkadang dia ingin menyampaikan suatu hal tetapi member BTS lain tidak langsung paham akan apa yang ia maksud kecuali RM yang bisa memahaminya.

Ketika tahu buku ini diterbitin oleh penerbit Haru tidak langsung pikir panjang aku langsung memesannya secepat kilat hahhaa.. Aku merasakan juga meski aku bisa dikatakan sebagai seseorang yang extrovert dan percaya diri dalam berkomunikasi terkadang banyak yang penuh dipikiran ingin dikeluarkan tapi jadi belepotan pas keluar sehingga tidak tersusun rapi. Hal ini membuatku semakin penasaran untuk membaca buku ini

Ada 8 tahapan dalam kecakapan berbahasa dalam komunikasi yang dibahas melalui pandangan dari sudut filsuf barat dan timur yang antara lain :
1. PENGEMBANGAN DIRI
untuk tahapan ini aku paling menyukai pandangan dari Huineng (638-713) Biksu Tiongkok pada masa Dinasti Tang mengingatkanku kembali bahwa tujuan pengembangan diri adalah sejatinya kita harus memahami diri kita sendiri dengan lebih dalam baru bisa mencintai diri kita sendiri

2. SUDUT PANDANG
Pandangan dari Sung Dae-jung (1732-1809) filsuf di masa-masa akhir dinasti Joseon yang mengatakan Apabila kita mengucapkan sesuatu yang tak memiliki inti, maka kata-katanya pun menjadi berantakan. Hal ini bisa menjawab kenapa terkadang ketika saya berbicara ngalor ngidul akhirnya berantakan karena gak ada intinya.

Martin Buber (1878-1965) Filsuf dan Teolog Yahudi yang lahir di Austria juga mengatakan bahwa jika kita menginginkan kebiasaan berbahasa yang baru maka kita harus mengubah sudut pandang kita terlebih dahulu. Terkadang kita terbawa lingkungan yang lama dalam berbahasa dengan orang lain padahal kita harus melihat sudut pandang baru apakah ini sesuai atau tidaknya jika dilakukan

3. KECERDASAN
Zhu Xi (1130-1200) seorang cendekiawan Konfusianisme dari Dinasti Song di Tiongkok memaparkan para cendekiawan memandang bahwa kehidupan yang hanya diisi dengan makan dan tidur tidak ada artinya. Mereka berpikir bahwa setelah dilahirkan di dunia ini, mereka harus meninggalkan sesuatu yang bermakna. Maka dari itu, mereka mencari cara untuk melakukan itu melalui membaca buku. Hal ini membuat saya berpikir bahwa terkadang kita membaca buku hanya berdasarkan tulisan bukan merefleksikan kepada diri kita sendiri dan kita bisa memilih mana buku yang membuat kecerdasan diri kita meningkat

4. KREATIVITAS
Yi Hwang (1501-1570) Filsuf dan cendekiawan dari Dinasti Joseon berpendapat bahwa kalau ingin kreativitas kita meningkat maka kita bisa menuliskan apa yang kita pikirkan menjadi kata-kata. kita bisa menerima kritik dan tanggapan dari orang lain yang membaca apa yang kita tuliskan agar bisa mengembangkan kreativitas kita menjadi lebih baik lagi

5. MENYIMAK
Lao Zi berpendapat bahwa ketika ada percakapan dimana terdapat situasi ada yang berbicara dan mendengarkan menjadi satu. Biasanya, orang-orang berpikir bahwa kita harus pandai berbicara terlebih dahulu. padahal sebenarnya lebih penting jika kita pandai mendengarkan. Nah ini adalah salah satu kelemahan saya sebagai extrovert dan campuran sanguinis koleris sejati selalu bawaannya mau didengerin yang sebenarnya hal itu tidak baik. saya sempat mendapat kritik dan masukan agar belajar lebih banyak mendengarkan ketimbang ingin didengarkan. Atas hal tersebut sampai sekarang saya masih dalam berproses agar bisa benar-benar menjadi pendengar yang baik

selain itu pandangan Zhuangzi (369-289 SM) filsuf dari Zaman Negara berperang di Tiongkok mengatakan bahwa reaksi kita saat mendengarkan tidak boleh berubah menjadi nasihat atau anjuran. nah ini yang terkadang kita sulit gak sih mau praktekinnya? ada teman yang curhat dan mengeluh kepada kita tetapi kita malah jadi ngasi nasihat gitu padahal ya udah sebaiknya kita dengerin aja keluhannya dan curhatannya apa. untuk diriku sendiri aja masih suka refleks ngasi nasihat padahal harusnya udah cukup kita dengerin aja tidak perlu ditambah-tambahi dengan nasihat dari kita

6. PERTANYAAN
Saya suka menyukai pandangan Wang Yangming dimana beliau memarahi murid-muridnya yang tidak ada pertanyaan. padahal dengan adanya pertanyaan sehingga kita bisa belajar bersama-sama untuk mencari jawabannya

7. GAYA BERBICARA
Sun Tzu (545-470 SM) seorang ahli strategi perang di Tiongkok mengatakan bahwa berbicara setelah berpikir, tidak berbicara secara berlebihan dan berbicara sambil memperhatikan orang lain. Hal ini menandakan bahwa untuk berbicara pun tidak boleh sembarangan karena bisa saja apa yang disampaikan dan dipikirkan bisa berbeda tidak sebagaimanamestinya

8. KEBEBASAN
Anthony de Mello (1931-1987) pastor katolik dari Yesuit kelahiran India menyanpaikan bahwa keheningan adalah saat dimana kata0kata berhenti, dan juga saat dimana bagian dalam dan luar tubuh kita ikut terhenti. Disini diberikan contohnya salah satunya adalah ketika kita bertemu dengan orang lain kita harus menghilangkan segala prasangka dan penilaian awal terhadap orang itu sehingga terciptanya pertemuan sejati. Tidak bisa kita pungkiri ya ketika bertemu dengan orang lain yang tidak kenal first impression dan gerak bahasa tubuh juga menentukan apakah orang ini antusias tidaknya akan tetapi mungkin kapan-kapan kita bisa juga mempraktekkan apa yang dikatakan oleh Anthony de Mello

Terimakasih OWLBookstore!
More...