Take a photo of a barcode or cover
Moderate: Death, Violence, Blood, Murder, Injury/Injury detail
Minor: Gun violence, Suicide, Alcohol
Awal buku diawali dengan tone cukup ceria karena ternyata orang sekelas Poirot pun takut sama dokter gigi, lol. Sayangnya, dokter gigi yang menangani Poirot setelahnya ditemukan tewas. Sahabat Poirot, Inspektur Kepala Japp bilang kalau sang dokter bunuh diri, tapi Poirot tentunya tak percaya! Kasus semakin rumit saat salah satu pasien dokter ditemukan terbunuh akibat overdosis obat anestesi dan salah satu wanita bernama Mabel Seale ditemukan tewas dengan muka hancur setelah menghilang selama sebulan lebih sejak kasus bunuh diri sang dokter. Apa hubungan semua kasus ini dengan bankir ternama di Inggris? Apakah ini konspirasi tingkat tinggi?
Mungkin karena gue terjebak konspirasi ini, gue jadi agak kecewa habis baca karena terasa nanggung. Kasusnya sendiri sebenarnya cukup pelik dan red herringnya pun ditulis dengan bagus. Tapi seperti Death in the Clouds, kasus di buku ini jadi terkuak gegara ada Poirot. Emang Poirot ini magnet kasus pembunuhan, wkwkw. Sampai Japp sendiri awalnya juga jengkel pas Poirot tetep ngeyel kalau sang dokter tidak bunuh diri tapi dibunuh dan Japp minta Poirot untuk tidak terus-terusan menangani kasus pembunuhan yang dianggapnya menarik. Apakah kasus ini menarik? Oh, bagi gue menarik. Masalahnya selain konspirasi yang terasa nanggung, adanya kesamaan kasus dengan salah satu buku yang udah gue baca bulan lalu yaitu Three Act Tragedy cukup mengurangi kenikmatan baca.
Di One, Two ini juga sayangnya tidak ada tokoh wanita yang cukup memorable dan menurut gue semuanya kayak numpang lewat aja. Poirot pun tidak jadi mak comblang dan tidak ada pasangan yang star-crossed love (padahal ini yang gue suka wkwk). Motif pelakunya pun sebenarnya ya sederhana, kalau udah baca beberapa buku Agatha Christie maka akan merasa familiar. Metode pembunuhannya pun juga menurut gue penuh risiko dan pastinya kalau di era modern susah dilakukan. Yang gue apresiasi adalah Poirot disini sangat memegang teguh prinsipnya. Untuk selalu memihak pada kebenaran meski diberi pilihan yang cukup pelik.
Seperti Five Little Pigs, buku ini juga judulnya diambil dari English Nursery Rhyme. Yang menarik adalah tiap bab berisikan 1 baris sajak yang kalau jeli cukup menggambarkan isi ceritanya. Terjemahannya cukup rapi dan enak dibaca. Ada juga yang lucu kayak kata "cuantiiik". Menurut gue, mungkin Dame Christie mau memasukkan pandangannya terkait kondisi Inggris di awal Perang Dunia II termasuk juga tentang pemberontakan orang Irlandia dan sikap orang Skotlandia saat itu meski hanya sepintas lalu. Kalau berharap ini ada spionase dan konspirasi maka akan agak kecewa tapi kalau mencari kasus pembunuhan murni, maka pasti bakal suka bukunya. Mengingat pelakunya pun lumayan ga bisa ketebak dan pas ketebak kayak yang "oh, everything make sense, then!"
Graphic: Death, Murder
Moderate: Infidelity, Racism
Graphic: Death, Xenophobia, Murder
Moderate: Gore, Gun violence, Antisemitism
Graphic: Death, Suicide, Murder
Moderate: Gun violence, Medical content, Classism
Minor: Racial slurs
Graphic: Infidelity, Racism, Suicide, Murder
Moderate: Death, Drug abuse, Gun violence, Xenophobia, Alcohol, Colonisation, Injury/Injury detail, Classism
Graphic: Alcoholism, Death, Racial slurs, Suicide, Murder, Alcohol
Moderate: Misogyny, Medical content, Colonisation, Classism
Minor: Violence, Xenophobia
Moderate: Death, Murder
Minor: Xenophobia
Moderate: Death, Suicide, Murder
Moderate: Death, Gun violence, Suicide, Antisemitism, Medical content
Minor: Infidelity, Racial slurs, Sexism, Religious bigotry
Graphic: Death, Murder