You need to sign in or sign up before continuing.
Take a photo of a barcode or cover
Salah satu buku yang membuatku dilema mau kasih rating berapa. Karena penilaianku terhadap buku banyak dipengaruhi dengan experience membaca (sehingga cenderung subjektif), I can only give this book 2.5 stars :(
Di antara sekian banyaknya karya Ziggy yang absurd dan ajaib, Kapan Nanti adalah yang paling sulit kupahami. Setap cerpen di buku ini membuatku bereaksi: "Ini maksudnya apaan? Hah? What the ....? Bentar-bentar, gak konek."
Terlalu banyak simbolisasi dan makna tersirat yang bikin otakku pusing. Untuk sekali ini, aku bahkan gak bisa enjoy dengan gaya bahasa Ziggy yang nyeleneh. Entahlah, mungkin aku memang sedang nggak di mood baca yang bagus, atau aku yang terlalu bego, atau simpelnya, this book is not my cup of tea.
Aku sadar bahwa pengalamanku membaca gak bisa dijadikan acuan bahwa buku ini buruk. Setelah membaca interpretasi dan review dari pembaca lain, aku sejujurnya malah kagum dengan pesan-pesan mengenai permasalahan perempuan dan anak-anak yang disampaikan Ziggy. Dan ... yah, masih khas Ziggy, semuanya dicampur adukkan lewat sudut pandang keji, cerita yang berdarah-darah, humor gelap, dan aftertaste gak enak. Bonus ilustrasi cute yang tidak sesuai dengan isi bukunya.
Cerita yang bisa kupahami cuma Kambing dan Kin (si Anak Kurang Ajar). Sisanya? Cuma mengawang-awang, bahkan aku memutuskan gak lanjut baca cerpen Kering karena sudah keburu lelah jiwa raga.
Jadi, maaf Ziggy. Kayaknya Kapan Nanti memang bukan buku yang bisa kunikmati.
Tapi bagi kalian yang punya kemampuan otak memumpuni, barangkali bakalan suka dibuat marah-marah dengan Kapan Nanti.
Di antara sekian banyaknya karya Ziggy yang absurd dan ajaib, Kapan Nanti adalah yang paling sulit kupahami. Setap cerpen di buku ini membuatku bereaksi: "Ini maksudnya apaan? Hah? What the ....? Bentar-bentar, gak konek."
Terlalu banyak simbolisasi dan makna tersirat yang bikin otakku pusing. Untuk sekali ini, aku bahkan gak bisa enjoy dengan gaya bahasa Ziggy yang nyeleneh. Entahlah, mungkin aku memang sedang nggak di mood baca yang bagus, atau aku yang terlalu bego, atau simpelnya, this book is not my cup of tea.
Aku sadar bahwa pengalamanku membaca gak bisa dijadikan acuan bahwa buku ini buruk. Setelah membaca interpretasi dan review dari pembaca lain, aku sejujurnya malah kagum dengan pesan-pesan mengenai permasalahan perempuan dan anak-anak yang disampaikan Ziggy. Dan ... yah, masih khas Ziggy, semuanya dicampur adukkan lewat sudut pandang keji, cerita yang berdarah-darah, humor gelap, dan aftertaste gak enak. Bonus ilustrasi cute yang tidak sesuai dengan isi bukunya.
Cerita yang bisa kupahami cuma Kambing dan Kin (si Anak Kurang Ajar). Sisanya? Cuma mengawang-awang, bahkan aku memutuskan gak lanjut baca cerpen Kering karena sudah keburu lelah jiwa raga.
Jadi, maaf Ziggy. Kayaknya Kapan Nanti memang bukan buku yang bisa kunikmati.
Tapi bagi kalian yang punya kemampuan otak memumpuni, barangkali bakalan suka dibuat marah-marah dengan Kapan Nanti.
slow-paced
I have to admit that this book is not for everyone. Banyak adegan atau deskripsi yang trigerring dan bikin nggak nyaman. Cerita tentang anak kecil, tapi bukan untuk anak kecil. Selain itu juga menyinggung hampir-anak, ibu, pembuatan anak, patriarki, dan kekerasan seksual. Tidak biasa dan penuh metafora, nggak semua orang akan langsung paham maksud ceritanya, tapi begitu menemukan artinya, rasanya perih, getir, dan menyakitkan. Karena aku pribadi suka mencari-cari maksud tersembunyi yang ingin disampaikan penulis, aku menikmati pencarian makna dari cerita-cerita dalam buku ini (dibantu beberapa utas dari temen-temen di twitter, makasih yang udah berbagi interpretasi!), tapi bagi sebagian orang baca buku ini mungkin bikin pusing karena ngga mudah dipahami.
Beberapa elemen yang sering diulang dalam buku ini adalah api dan teman-temannya (abu, arang, solder, you name it) dan darah.
Ziggy memang ahli dalam cerita-cerita dengan tema dan suasana seperti ini. Kalau mau baca buku ini, pastikan kamu dalam mental state yang stabil ya.
Buku ini berisi delapan cerita. Cerita yang paling aku suka secara kebahasaan adalah Kuping. Kalau dari isi ceritanya gelap semua jadi aku tidak bisa memilih yang "aku suka".
Beberapa elemen yang sering diulang dalam buku ini adalah api dan teman-temannya (abu, arang, solder, you name it) dan darah.
Ziggy memang ahli dalam cerita-cerita dengan tema dan suasana seperti ini. Kalau mau baca buku ini, pastikan kamu dalam mental state yang stabil ya.
Buku ini berisi delapan cerita. Cerita yang paling aku suka secara kebahasaan adalah Kuping. Kalau dari isi ceritanya gelap semua jadi aku tidak bisa memilih yang "aku suka".
adventurous
challenging
dark
emotional
sad
medium-paced
dark
tense
aku excited bgt tiap baca tulisan kak ziggy walaupun pusing…. dan banyak hah-nya???? kapan nanti isinya ada beberapa cerita gt deh… trs kayak di satu cerita buat aku ada yg langsung ngerti ada yg ttp hah? sampe akhir…. i feel like waktu bisa menginterpretasikan beberapa bagian langsung OHH kaget, melongo, sama miris….anyway!!! fav aku kin (si kurang ajar) sama kambing :D
I've never seen this much anger and rage (and arson) captured in such beautiful yet heart wrenching way
challenging
dark
funny
fast-paced
Plot or Character Driven:
A mix
Strong character development:
Complicated
Loveable characters:
Complicated
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
Yes
dark
mysterious
medium-paced
Plot or Character Driven:
Plot
Strong character development:
No
Loveable characters:
No
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
No
dark
emotional
mysterious
fast-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
No
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
Yes