Reviews

Entrok by Okky Madasari

weebcores's review against another edition

Go to review page

emotional sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0

antologisahi's review against another edition

Go to review page

4.0

bukunya bagus, alurnya bagus tapi menguras emosi dan eNDINDNYA (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

nerv_atz's review against another edition

Go to review page

4.0

3.7/5

blackswazn's review against another edition

Go to review page

5.0

i got lost in entrok for two days, it was such a wonderful but also scary experience. i think i felt really connected to it because it's set in central java, pretty close to where i live. the javanese culture that was familiar to me made me feel like i was actually there. i could feel the anger, sadness, happiness, and all the other emotions that both marni and rahayu felt. i love the message of this book. i just finished reading it 30 minutes ago and i already want to reread it. 5 stars from me!

meirysza's review against another edition

Go to review page

4.0

kasih ibu sepanjang masa

felinecie's review against another edition

Go to review page

dark emotional sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated

4.0

sepanjang baca buku ini aku cuma ngumpat, ngumpat, dan ngumpat!

sejak dulu wanita selalu dianggap lemah, bahkan sampai sekarang masih banyak yg punya pemikiran kalo kedudukan wanita tuh selalu di bawah laki-laki duhhhh mau ngamok pokonya baca buku ini :)

ganiara's review against another edition

Go to review page

5.0

Campur aduk perasaan saya setelah menuntaskan karya Okky Madasari yang satu ini. Kesal, marah, bingung, sedih, kadang diselingi senyum kecil seiring proses membaca. Kesal dan marah, karena saya tahu cerita ini bukan sekadar cerita fiksi yang dilebih-lebihkan. Bingung, karena sebagai orang yang tidak hidup di zaman itu, saya bisa paham nyatanya zaman tidak pernah berubah, orang-orang selalu punya kepentingan yang sama. Sedih, karena saya sadar betapa kisah ini tidak semata-mata sebuah kisah, tetapi benar-benar terjadi. Dan yang bisa saya lakukan hanya membacanya sampai akhir, mengikuti akhir cerita tanpa dapat menghentikannya apalagi mengubahnya. Ada keinginan untuk masuk ke cerita dan membela tokoh-tokoh yang menurut pandangan orang tidak sesuai dengan norma yang ada. Dan, tersenyum, karena banyak kalimat-kalimat yang lekat dengan kehidupan. Dekat dengan kenyataan yang tidak lagi digubris orang, meski permasalahannya hanya itu-itu saja.

claudiashelf's review against another edition

Go to review page

emotional medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.5

❝ Ealah... Nduk, sekolah kok malah membuatmu tidak menjadi manusia. ❞

Memutuskan memilih dan membaca “Entrok, karya Okky Madasari” secara membabi buta, tanpa membaca uraian singkat atau ulasan apa pun sebelumnya. Yang mengejutkan saya, saya mendapati diri saya benar-benar asyik dengan cerita ini sejak awal.

Buku ini penuh dengan konflik pada setiap persoalan yang membuat saya terpikat sepanjang cerita. Terlepas dari kenyataan bahwa plotnya berkisar pada uang alih-alih sesuai judul ‘entrok’, penulis telah melakukan hal luar biasa dalam menyajikan topik tersebut dengan cara yang menggugah pikiran dan menarik.

Saat membaca, saya merasa judul bukunya tidak sesuai dengan isinya karena buku ini lebih banyak mengangkat tema uang/duit, bukan Entrok, dan penulis menampilkan berbagai karakter sedemikian rupa sehingga menunjukkan bagaimana uang dapat menimbulkan konflik dan ketegangan.

Secara keseluruhan, buku ini benar-benar singkat, padat, dan menyebalkan.

Expand filter menu Content Warnings

ativonmi's review against another edition

Go to review page

5.0

4,3⭐

Sebenernya saya sudah sangat siap waktu memilih untuk membaca novel ini. Tapi setelah setengah bagian rasanya beneran buat kesel, setres karena melihat segala tokoh di cerita ini.

Entrok, sangat asing bagi saya yang lahir di abad ke-21, yang walau terlahir dari keluarga jawa tapi sudah jarang menyebutnya sebagai "entrok". Saya tidak akan pernah mengira entrok adalah bra/bh.

Entrok yang sangat ingin digunakan oleh Marni, entrok yang menjadi mimpi pertama Marni saat masih remaja. Entrok yang sangat mahal di jaman itu. Mengantarkannya kepada pilihan hidupnya sebagai bakul sayuran dan berakhir menjadi bakul duit.

Cerita di novel ini sarat akan penggambaran asli wajah-wajah Indonesia, dimana pungli, korupsi, intoleransi, selalu berburuk sangka akan pencapaian orang lain, juga penggambaran orang-orang yang hanya memikirkan sex dengan dalih agama dan agama, serta isu tentang kesetaraan gender, yang bahkan hingga saat ini masih tetap ada dan mungkin sudah sangat-sangat mengakar.

rahmamutiaa's review against another edition

Go to review page

dark emotional hopeful inspiring sad tense medium-paced

4.0