Reviews

Hujan Bulan Juni by Sapardi Djoko Damono

kusamochi's review

Go to review page

5.0

"Kita berdua saja, duduk. Aku memesan
ilalang panjang dan bunga rumput --
kau entah memesan apa. Aku memesan
batu di tengah sungai terjal yang deras --

kau entah memesan apa. Tapi kita berdua
saja, duduk. Aku memesan rasa sakit
yang tak putus dan nyaring lengkingnya,
memesan rasa lapar yang asing itu."


Saya baca novelnya dulu baru kumpulan puisinya. Dan memang lebih bagus kumpulan puisinya :)

camelliabuds's review

Go to review page

hopeful reflective sad

3.25

syifaghifary's review

Go to review page

5.0

Salah satu penyair yang paling aku suka karya-karyanya. Terutama, hujan di bulan Juni. Terlalu sulit untuk diungkapkan. Pokoknya aku sukaaaa

erdeaka's review

Go to review page

3.0

3.5 bintang nggih, pak. tapi agak pusing dapet maknanya, jadi jatuhnya 3 aja, hehehe.

rahmamutiaa's review

Go to review page

emotional inspiring lighthearted reflective sad fast-paced

5.0

magnolia_crescent's review

Go to review page

emotional inspiring lighthearted medium-paced

4.0

misspalah's review

Go to review page

5.0

Today is A world poetry day and what better way to celebrate it if not by reading a poetry. Thus, i decided to delve into Pak Sapardi’s poetry. He passed away last year and leaving behind a great legacy. People mourned him, honoured him and named him as their inspiration and reason on why they decided to become a writer. I am ashamed to say that this is my first time reading one of his works. I figured i should start somewhere and i decided to read “Hujan Bulan Juni - Sepilihan Sajak”. I sensed 3 recurring themes in his poetry. One is rain, another one is God and the last one is self actualisation. I could be wrong but this how i interpret it once i finished reading it. Some of his poems touched the core of my heart. The beauty of his poems is indescribable and some of the poems has melancholy tone in it. I know not everyone enjoyed poetry but just in case you wanted to start somewhere, then pick this book.
.
.
Kau Hujan memang suka serba kelam serba gaib serba suara desah ;
asalmu dari laut, langit dan bumi ;
Kembalilah, jangan menggodakut tidur.
Aku sahabag manusia.
Ia suka terang.
.
.
Untuk kembali kepada rindu
Panjang dan cemas
seperti engkau yang memberi tanda tanpa lampu lampu
Supaya menyahutmu, Mu.
.
.
ada yang sedang menanggalkan pakaianmu satu demi satu,
mendudukkanmu di depan cermin, dan membuatmu
bertanya, “tubuh siapakah gerangan yang kukenakan ini?”
ada yang sedang diam-diam menulis riwayat hidupmu, menimbang- nimbang hari lahirmu, mereka-reka sebab-sebab kematianmu –
ada yang sedang diam-diam berubah menjadi dirimu

as_a_tre3's review

Go to review page

5.0

Inspiratif (dalam konteks spesifik pribadi yang membuat pembaca mungkin mempertimbangkan menulis puisi mereka sendiri terkait periode waktu, semisal: di tiap bulan Desember dimanakah aku?)

imandanial's review

Go to review page

4.0

Sajak sajak Sapardi ni jadi best dan mengancam mula pada era 80an.

p3n1's review

Go to review page

4.0

setelah kepincut dengan AKU INGIN sekitar 10 tahun lalu, terus ketemu HUJAN BULAN JUNI, lengkap sudah ngefans sama SDD :D

review saya mengenai buku ini silakan dibaca di sini, yaaaa... :D