readsinbed's review against another edition

Go to review page

4.0

A novel by ten authors?! Well, I must say that I simply ADORED the first eight chapters of this book. The last two, not so much. Didn't hate the ending, but didn't love it like the rest of the book. That being said, it's still completely worth the read. Another perk that had me wanting to buy it (this copy is from the library): all proceeds from the sale of this book go to Amnesty International. Nick Hornby, Eoin Colfer, Roddy Doyle, and David Almond are just a few of the authors.

torts's review against another edition

Go to review page

3.0

Eoin Colfer almost ruined it.

P.S. Three stars isn't a bad rating. It means I liked it. I feel kind of bad giving this book three stars because it was a really interesting concept and I like that it's for a good cause and how each chapter kind of reinvented the story and how they all collaborated in the book-writing and Nick Hornby's cool. But it just wasn't that great. And I hate Eoin Colfer's (lack of) morality. He writes like a poobean.

cindyc3689's review against another edition

Go to review page

3.0

George 'Gee' Keane adalah seorang fotographer dengan reputasi kelas dunia. Ia pernah memotret Muhammad Ali hingga Roy Keane. Ia dan kameranya hadir saat Hiroshima luluh lantak setelah bom atom. Ia ada di Vietnam hingga Perang Teluk. George Keane punya banyak foto, banyak kamera, banyak pengalaman dan banyak kenangan. Dan Gee juga punya Jason dan Maggie, kedua cucunya. Saat Gee meninggal, Jason mendapat setumpuk foto orang terkenal hasil jepretan Gee, semuanya bertanda tangan khusus untuk Jason. Sayangnya saat menerima warisan tersebut, Jason sedang mengalami kegundahan besar saat tahu bahwa ia hanyalah anak adopsi. Lain lagi dengan Maggie cilik, yang selalu merasa dirinya ditinggalkan. Orang tuanya lumayan sibuk. Kakaknya Jason yang biasanya menemani bermain mulai dewasa dan punya persoalan sendiri. Satu-satunya yang biasa mendengar dan bercerita dengannya adalah sang kakek Gee. Dan sekarang Gee meninggal.

Klik! adalah kumpulan 10 cerita yang ditulis oleh 10 orang pengarang, dengan satu benang merah. Bagaimana warisan yang ditinggalkan Gee, baik dan buruk, mampu mempengaruhi orang-orang yang bersentuhan dengannya. Baik Maggie dan Jason ataupun objek-objek foto yang diambilnya. 10 cerita yang masing-masing punya tokohnya sendiri, namun juga membawa Gee dalam setiap kenangannya.

***


Saya suka membaca kumpulan cerita yang ditulis banyak pengarang (yang saya kenal dan tidak) karena itu layaknya sebuah hidangan-hidangan mungil yang disajikan oleh banyak koki. Saya jadi bisa mencicipi banyak rasa sekaligus dan menambah daftar koki favorit yang mungkin belum saya kenal sebelumnya. Misalnya dari novel [b:Wizards|8262779|Wizards Kumpulan Kisah Magis dari Pakar-Pakar Fantasi Modern|Jack Dann|http://photo.goodreads.com/books/1299047460s/8262779.jpg|121762], nama Neil Gaiman dan Eoin Colfer tentu saja sudah saya kenal sebelumnya, namun karena buku tsb, saya jadi pasang radar untuk Garth Nix dan Orson Scott Card.

Demikian pula dari buku ini. Lagi-lagi ada Eoin Colfer dan kisahnya yang sangat membumi, tak ada peri, manusia genius ataupun centaurus. Juga ada Nick Hornby, yang meski belum pernah saya baca novelnya, tapi film About a Boy dan High Fidelity sudah jadi favorit. Keduanya menulis cerita yang lumayan apik tentang Jason yang mencari jati diri dan Maggie yang kesepian. Tapi sebenarnya yang sangat mencuri hati saya adalah kisah Lev (Bab 4, ditulis oleh Deborah Ellis) dan Min (Bab 7, ditulis oleh Tim Wynne-Jones).

Lev bercerita tentang seorang remaja yang berada di penjara Rusia karena mencuri demi perutnya. Kehidupan dalam penjara dikisahkan singkat, padat, jahil (dalam kesuraman yang ada) dan meski mengundang haru tapi jelas bukan kisah cengeng. Suka sekali dengan endingnya, semangat tujuh kotak, tujuh pelarian.

Sedangkan kisah Jasmina (Min) yang dituliskan dengan awal yang samar-samar-membingungkan, namun sesuai benar dengan metafora foto-foto Jason "Gadis dalam Kaca". Akhirnya Min mau 'keluar' dari istana kaca, dan meski ada sang Pangeran yang siap sedia membantu, ia terbukti mampu melawan monster Naganya sendiri.

Untuk dua kisah terakhir di buku ini, agak kurang cocok dengan selera saya. Di bab 9, tokoh Afela (dan Emily) dengan kepribadian yang membingungkan, sedikit science-fiction yang melenceng dari tema-tema kemanusiaan yang kental di bab-bab sebelumnya. Sedangkan cerita terakhir, menutup kumcer ini sekian puluh tahun di masa depan, juga tidak begitu jelas mengedepankan apa. Namun demikian, paragraph terakhirnya, saya suka sekali.

"Aku tidak peduli apa yang akan kau lakukan dengan itu. Aku telah menyelesaikan tugasku, dan sekarang aku melemparkannya padamu. Kau lempar kembali sekarang, atau nanti. Atau tidak pernah. Pilihan yang berlimpah. Arah yang tak terhingga. Ini keputusanmu. Kau yang pilih fokus kedalamannya. Sekarang giliranmu."


***


Note 1: selain menarik, buku ini juga ditulis untuk beramal, semua keuntungan dari royaltinya akan disumbangkan kepada Amnesty International, dan diteruskan pada grup-grup yang memperjuangkan perlindungan HAM.

Note 2: Ternyata Tim Wynne-Jones tidak ada hubungan kekerabatan apapun dengan Diana Wynne-Jones #ehlalukenapa :p

hollowspine's review against another edition

Go to review page

3.0

I picked this up intrigued by the fact that each chapter was written by a different author and I wasn't disappointed. Although the entire booked meshed into one whole it was interesting to have each author's distinct voice represented. I also liked how the book went from WWII Japan to near future America. Although a few characters develop through the story many chapters present beautiful encapsulations of a moment in a life.

bgprincipessa's review against another edition

Go to review page

3.0

Unsurprisingly for a book of ten stories each written by a different author, I found this hit-or-miss. Some stories I really enjoyed, and others I found much less engaging. I'm sure other readers feel the same way, and probably about different stories than I do. I like the idea that the stories are loosely linked by one character, but in very far-flung ways, with some good ideas about travel and compassion. Overall a quick read that I would recommend if you enjoy any of the listed authors' other works.
More...