A review by ipehalena
Rumah Perawan by Yasunari Kawabata, Asrul Sani

4.0

"Malam-malam yang menyajikan kumbang dan anjing-anjing hitam dan mayat-mayat orang mati lemas."

Rumah Perawan cukup membuat saya berpikir tentang : Mengapa bagi seorang Eguci tua, demi mendapatkan rentetan kenangan akan masa lalunya untuk menyongsong kematian, harus melalui malam-malam tidur dengan seorang gadis yang masih perawan namun telah ditidurkan terlebih dahulu.

Sempat pertanyaan ini terus menggantung dalam benak saya. Dan akhirnya saya tahu jawabannya, tanpa harus Kawabata jelaskan. Bisa jadi penerimaan saya salah, tapi setidaknya tidak keluar dari koridor. Hanya saja, karya ini termasuk yang membekas, padahal tidak begitu membuat saya antusias. Entah kenapa justru memberikan kesan, mungkin karena Eguci tua kerap teringat akan masa lalunya setiap bersama dengan gadis berbeda?

Seperti ketika saya tidur dengan buku-buku berbeda, kemudian teringat dengan kenangan-kenangan masa lalu yang akhirnya membuat saya tertegun, oh ternyata saya masih mengingatnya, seperti itu. Entahlah. Tapi, saya tidak menyesal membaca novela ini, meski sedikit merasa aneh dengan Eguci tua.


Read More : http://www.bacaanipeh.web.id/2018/01/rumah-perawan-yasunari-kawabata-sebuah.html