A review by bungadinding
Prozac Nation by Elizabeth Wurtzel

4.0

Ugh, buku yang cukup sulit dibaca, karena pengalaman dengan mental illness memang tidak menyenangkan. Pembaca dibawa dari satu episode ke episode lain dari depresinya Elizabeth Wurtzel, penuh dengan histeria, tindakan-tindakan impulsif dan pemikiran-pemikiran nggak masuk akal, so very frustrating.

But it's real. Idk, seandainya mental illness bisa di-profile kayak permintaan-permintaan crowdfunding di kitabisadotcom, yang menimbulkan haru dan simpati sehingga orang mau sukarela menolong. Kenyataannya depresi dan gangguan kejiwaan lainnya is not pretty at all, not sympathetic, lebih kayak harus ngadepin orang paling toxic dan nyebelin sedunia, you might even think that they deserve to be doomed....

Aku rasa di sinilah poin di mana orang sulit memahami mental illness. Karena nggak masuk akal kelihatannya. Tapi pada kenyataannya, menderita mental illness juga nggak mudah, sangat amat nggak mudah, bagi para penderitanya. It's full of pain and struggle. Idk, harapanku sih semoga semakin banyak orang yang bisa lebih berusaha berempati dan memahami mental illness, karena seperti yang dikemukakan penulis di akhir buku, depresi dan mental illness sebetulnya bukan masalah personal seseorang, ini sudah jadi masalah publik karena banyak orang yang mengalaminya, tapi masih sedikit yang yang peduli tentang masalah ini.

Membaca buku ini perlu sabar dan hati-hati karena bisa terseret mood gloomy-nya Elizabeth. Tapi kalau aku personal sih tida bisa membohongi diri, aku selalu tertarik sama cerita-cerita depresif semacam ini. Jadi merasa nggak terlalu sendirian. Juga karena aku sesama pengguna fluoxetine (walau yang aku pakai sekarang udah merek generiknya bukan brand Prozac lagi). Jadi belajar info sejarah menarik, bahwa ternyata Peozac belum terlampau lama ada di peredaran (baru 20 tahunan) dan sempat sangat booming pas kemunculannya di Amerika.