A review by nikolinaza
peREmpuan (Re: #2) by Maman Suherman

5.0

"Mengapa buku kehidupan perempuan harus sarat akan seloka luka?"

peREmpuan ini merupakan lanjutan dari kisah RE: 26 tahun setelah peristiwa kematiannya yang tragis. Narasi masih diambil dari sudut pandang Herman, namun kini dilengkapi dengan sudut pandang Melur, anak Re: yang kini telah bergelar PhD in Economics. Melur yang sedang berlibur ke Jakarta kerap merongrong Herman dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai ibunya.

Berbeda dengan prekuelnya yang ultrakelam, peREmpuan lebih mengutamakan penggambaran duka dan dendam mendalam yang diakibatkan kematian sosok orang yang dicintai. Sepanjang cerita, banyak pertanyaan yang membuat aku sendiri bertanya-tanya mengenai bagaimana bentuk keadilan itu. Salahkah kita jika menyimpan dendam? Haruskah kita terus hidup dengan menahan perih dari luka yang tidak pernah terobati? Sebegitu buruknyakah sesuatu yang dinamakan balas dendam itu? Kenapa orang yang balas dendam selalu dicap jahat, meski sebelumnya dia yang lebih dulu dijahati?

Aku suka sekali interaksi antara Herman dengan Melur. Tiap kali mereka mengobrol, rasanya aku dihadapkan dengan sebuah talkshow yang mengundang orang-orang cerdas sebagai pembicaranya. Lagi-lagi ada teori kriminologi yang disisipkan, sehingga aku sendiri mendapat setitik ilmu baru.

Dan bagian ending-nya... sangat-sangat memuaskan. XD

5 out of 5 stars, I can see myself re-reading this somewhere in the future.