A review by clavishorti
Kering by Jarrod Shusterman, Neal Shusterman

adventurous challenging dark emotional funny informative inspiring lighthearted mysterious reflective sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

A. Penjelajahan Mendalam dalam Tema 
 
Dalam perebutan tanpa ampun yang penuh ketegangan untuk bertahan hidup, Dry (Kering) karya Neal Shusterman dan Jarrod Shusterman membawa kita ke dalam dunia yang terpaku pada ketidakpastian, di mana kekurangan air melampaui batas yang dapat diimajinasikan. Buku ini bukan hanya sekadar kisah yang menarik, melainkan sebuah perjalanan melalui kehancuran lingkungan yang memaksa manusia untuk menghadapi esensi kehidupan. Premisnya yang memikat tidak hanya mencengkeram perhatian pembaca, tetapi juga menjadi pintu gerbang ke dalam isu-isu mendalam tentang perubahan lingkungan dan bagaimana dampaknya merasuki setiap aspek kehidupan kita. Dengan setiap halaman, Dry (Kering) memanggil kita untuk merenung tentang masa depan kita dan harga yang mungkin harus kita bayar jika tidak menjaga dunia di sekitar kita. 
 
1. Jeritan Bumi: Perjalanan Panjang dalam Kegelapan Kekeringan
Buku ini seperti membuka jendela menuju dunia di mana kekurangan air membawa perubahan ekologis mendalam. Pembaca tak hanya diundang untuk menyimak, tapi juga diajak menyaksikan perubahan luar biasa dalam pemandangan alam. Setiap halaman menggambarkan dengan indah kerapuhan ekosistem yang terpapar krisis air, menciptakan gambaran yang memukau. 
 
Melalui kata-kata yang sederhana namun kuat, pembaca disuguhkan visualisasi tentang sungai-sungai yang dulunya hidup dan mengalir, kini terasa mati dan tandus. Buku ini tak hanya merangsang imajinasi, tapi juga membuat pembaca benar-benar merasakan dampak langsung dari bencana ekologis yang tidak dapat dihindari ini. Suatu perjalanan membaca yang memikat hati, mengajak kita merenung tentang perubahan besar yang tengah terjadi di dunia kita. 
 
2. Elegi Alam: Menapaki Jalur Kerentanan di Tengah Kehidupan 
Buku ini bertindak sebagai pemandu mendalam, membimbing pembaca dalam perjalanan untuk memahami dan meningkatkan kesadaran terhadap kerentanan sumber daya alam yang ada saat ini. Tidak hanya memperkenalkan kerentanan air, tetapi juga mengajak pembaca merenung tentang keterkaitan rumit seluruh ekosistem. Melalui pemaparan rinci tentang bagaimana tindakan manusia merusak keseimbangan alam, buku ini membangkitkan empati dan kesadaran atas tanggung jawab kolektif kita untuk melindungi dan memelihara keberlanjutan sumber daya alam. Sebuah panggilan untuk bertindak dan menjadi pelindung alam terdengar sebagai seruan mendalam melalui halaman-halaman naratif yang penuh inspirasi ini. 
 
3. Pecah Belah: Ketidaksetaraan dan Konflik di Negeri Kering 
Dry (Kering) tidak hanya menggambarkan pemandangan kekeringan sebagai gejala fisik, melainkan juga mengajak pembaca untuk menjelajahi dinamika sosial yang mekar akibat kondisi lingkungan yang ekstrim. Di dalamnya, cerita merinci bagaimana kelangkaan air menghasilkan ketidaksetaraan yang merajalela, memicu konflik dan ketegangan yang melibatkan berbagai komunitas. 
 
Ketika pembaca diimajinasikan masuk ke dalam dunia di mana air menjadi komoditas langka, mereka terperangkap dalam ketegangan brutal dan pembagian sumber daya yang tidak adil. Konsekuensi sosial ini bukan hanya menyoroti kacauan ekologis, melainkan juga membuka jendela ke dalam realitas kompleks kehidupan manusia yang terpukul oleh krisis air. 
 
4. Peta Etika: Navigasi dalam Politik dan Sosial di Bawah Panas Matahari 
Dry (Kering) adalah perjalanan epik melintasi dunia politik yang rawan, perjuangan sosial yang menggugah, dan dilema etis yang meresahkan, semuanya terpaut pada krisis air yang mengancam kelangsungan hidup. Di dalamnya, pembaca bukan hanya melihat, tetapi ikut merasakan ketegangan keputusan politik yang menentukan nasib banyak, menyaksikan semangat perjuangan untuk hak dasar seperti akses air, dan terjebak dalam konflik etis yang memaksa melintasi batas-batas kemanusiaan. 
 
Dry (Kering) bukan sekadar cerita, melainkan undangan untuk berdialog tentang tanggung jawab pemerintah yang serius, mempertimbangkan kewajiban sosial dalam kehidupan sehari-hari, dan merenung pada pertanyaan moral yang tak terhindarkan saat kita mengelola sumber daya alam. Setiap halaman adalah pintu masuk ke dalam kehidupan manusia yang teruji dalam kondisi lingkungan yang menuntut, menciptakan pengalaman membaca yang mendalam dan merangsang pikiran. 
 
Dalam Dry (Kering), kita tidak hanya menyaksikan tragedi kekeringan dan kekurangan air; kita mengalami perjalanan mendalam melintasi lanskap politik yang keras, merasakan denyut nadi perjuangan sosial, dan dihadapkan pada konflik etis yang menggetarkan hati. Kita diajak untuk meresapi makna sejati dari tanggung jawab kolektif terhadap bumi, membangkitkan semangat aksi positif, dan menggali pertanyaan moral yang melambung tinggi di tengah krisis. Buku ini mengundang kita untuk mengeksplorasi ruang batin kita sendiri dan menanyakan: Bagaimana kita, sebagai individu dan masyarakat, dapat merespon tantangan besar ini? 
 
 
B. Melalui Pintu Cerita 
 
Dry (Kering) karya Neal Shusterman dan Jarrod Shusterman adalah sebuah karya yang menarik dan penuh keunikan. Dengan konsep kekeringan yang meluas dan dampaknya pada masyarakat, cerita ini berhasil menciptakan ketegangan yang mendalam. Relevansi tema tentang kekeringan dan sumber daya air memberikan dimensi ekstra pada kisah ini, mendorong pembaca untuk merenungkan isu-isu lingkungan yang mendesak. 
 
Bintang-Bintang Terang dalam Cerita 
Kelebihan utama yang mengangkat Dry (Kering) ke tingkat yang istimewa adalah konsep yang mencengangkan dan sangat relevan yang diusung oleh Neal Shusterman dan Jarrod Shusterman. Dengan kekeringan yang melanda, penggambaran luas dan implikasi yang ditimbulkannya menciptakan lanskap yang memukau bagi pembaca. Pemilihan konsep ini bukan hanya membangkitkan ketegangan dan kecemasan, tetapi juga membangkitkan kesadaran tentang isu-isu lingkungan yang mendesak. 
 
Tidak kalah pentingnya, penyampaian yang brilian oleh Reita Ariyanti membawa kemampuan tambahan ke dalam kisah ini. Setiap kata dan nuansa yang terdapat dalam tulisan asli dengan cermat dipindahkan ke dalam versi bahasa Indonesia, menjaga keotentikan dan memastikan bahwa pembaca dapat sepenuhnya terlibat dalam alur cerita. Penerjemah yang mahir seperti Reita Ariyanti berhasil menyampaikan emosi dan kompleksitas karakter dengan penuh keahlian, membuat Dry (Kering) menjadi sebuah perjalanan yang mengasyikkan dalam bahasa yang kita pahami. 

Tantangan di Balik Sudut-Sudut yang Gelap 
Meskipun Dry (Kering) memiliki banyak kelebihan yang membuatnya menonjol, tidak dapat dihindari bahwa cerita ini memiliki beberapa kekurangan yang patut diperhatikan. Salah satu titik yang mencuat adalah adanya momen-momen dalam alur cerita yang terasa terburu-buru, seolah-olah tanpa cukup waktu untuk merinci peristiwa atau membiarkan pembaca meresapi emosi yang terlibat. Ini mungkin mengurangi kedalaman pengalaman pembaca dan membuatnya merasa kehilangan momen krusial. 
 
Tidak hanya itu, beberapa karakter pendukung, meskipun sebagian telah dikembangkan dengan baik, terkadang terasa datar atau kurang mendalam. Kekurangan dalam eksplorasi karakter ini dapat mengurangi daya tarik dan kompleksitas relasi di dalam cerita. Selain itu, beberapakarakterjuga dapat menimbulkan rasa kesal di kalangan pembaca, seperti Alyssa Morrow. Pertanyaan mendasar pun muncul: Apakah penulis bermaksud membuat pembaca merasa kesal terhadap karakter ini, atau apakah ini merupakan hasil dari kurangnya pengembangan karakter yang membuatnya sulit dipahami? 
 
Poin lain yang perlu dicatat adalah resolusi cerita yang terasa cepat. Meskipun resolusi yang tiba-tiba bisa menciptakan kejutan, beberapa pembaca mungkin merasa bahwa itu terjadi terlalu cepat, meninggalkan keinginan untuk lebih banyak penjelasan atau pengembangan. Pengembangan lebih lanjut terhadap beberapa elemen cerita mungkin dapat memberikan kepuasan ekstra bagi pembaca, memastikan bahwa setiap aspek mendapatkan perhatian yang sesuai. 
 
Sejauh keunikan konsep dan ketegangan yang dibangun, Dry (Kering) bukan sekadar sebuah kisah, melainkan sebuah petualangan yang memukau. Meskipun tidak tanpa goresan kecil, buku ini menawarkan perjalanan yang mendalam ke dalam isu-isu lingkungan dan kompleksitas kehidupan manusia di tengah-tengah krisis. Dengan kemampuannya menyatukan konsep yang unik dan tema yang relevan, Dry (Kering) bukan hanya sekadar buku, melainkan sebuah panggilan untuk merenung, merasakan, dan bersatu dalam pemahaman akan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dan planet kita.
 

C. Eksplorasi Diri Melalui Kanvas Cerita 
 
Dry (Kering) oleh Neal Shusterman dan Jarrod Shusterman adalah sebuah perjalanan luar biasa yang membawa kita ke dalam lanskap yang gersang, di mana air, yang kita anggap sebagai sesuatu yang begitu biasa, tiba-tiba menjadi komoditas langka. Saya tak bisa menutup mata terhadap daya tarik mendalam novel ini, yang tidak hanya menyajikan kisah seru, tetapi juga menghadirkan refleksi mendalam tentang pentingnya sumber daya air dalam kehidupan kita. 
 
Mengalihbahasakan kisah ini ke dalam bahasa Indonesia, Reita Ariyanti melakukannya dengan penuh keahlian. Terjemahan yang cair dan atmosferik membuat setiap halaman terasa hidup, seolah-olah kita ikut merasakan kekeringan yang melanda. Saya hargai bagaimana Reita Ariyanti mampu mempertahankan keaslian cerita tanpa kehilangan pesan mendalam yang ingin disampaikan oleh Neal Shusterman dan Jarrod Shusterman. 
 
Namun, di tengah nikmatnya pengalaman membaca ini, saya tidak bisa menghindari perasaan kesal terhadap Alyssa Morrow, tokoh utama yang dengan berbagai tindakan kontroversialnya membuat hati pembaca berdegup lebih cepat. Meski karakter ini menghadirkan kompleksitas yang menarik, ada saat-saat di mana saya merasa ingin “menegur” Alyssa atas keputusannya yang sulit dipahami. 
 
Bagian akhir cerita, sayangnya, terasa seperti sebuah kejutan yang terungkap terlalu cepat. Dalam tempo yang terburu-buru, beberapa konflik tampaknya diselesaikan dengan mudah, meninggalkan saya dengan rasa ingin tahu yang tidak sepenuhnya terpenuhi. Tetapi, di tengah kritik ini, saya tetap mengapresiasi keberanian penulis dalam membawa kita melalui jalan yang tak terduga. 
 
Meskipun demikian, Dry (Kering) tetap mencuri hati saya. Buku ini bukan hanya karya fiksi biasa; ini adalah undangan untuk merenung tentang bagaimana kita mengelola sumber daya alam kita. Dalam kisah yang memikat, saya merasa diingatkan akan pentingnya keberlanjutan dan tanggung jawab kolektif kita terhadap bumi yang rapuh ini. 
 
Jadi, meskipun ada sedikit perasaan kesal dan kecewa di sepanjang jalan, Dry (Kering) tetap menjadi karya yang menginspirasi dan menggugah. Terima kasih kepada Neal Shusterman, Jarrod Shusterman, dan Reita Ariyanti karena telah menghadirkan pengalaman membaca yang begitu mendalam dan mengguncangkan. 
 
 
D. Menyimpulkan Peta Perjalanan 
 
Sebagai penutup, Dry (Kering) oleh Neal Shusterman dan Jarrod Shusterman adalah perjalanan yang tak terlupakan melalui ketegangan, keputusasaan, dan refleksi mendalam tentang sumber daya air yang kita anggap begitu sepele. Dengan keberanian penulis mengangkat topik yang sangat penting, buku ini tidak hanya menghibur tetapi juga membangunkan kesadaran kita akan kerapuhannya. Meskipun beberapa elemen cerita mungkin menimbulkan perasaan kesal dan kecewa, tidak dapat disangkal bahwa karya ini tetap menyentuh hati dengan cara yang unik. 
 
Dalam kisahnya yang penuh kejutan, Dry (Kering) memanggil kita untuk merenung tentang bagaimana kita merawat bumi ini. Terima kasih kepada Neal Shusterman, Jarrod Shusterman, dan Reita Ariyanti atas karya yang menggugah, sebuah pengalaman membaca yang akan terus mengendap di pikiran pembaca bahkan setelah buku itu ditutup. Dengan sinergi yang apik, Dry (Kering) menjadi lebih dari sekadar fiksi; ia adalah undangan untuk bersama-sama menjaga dan menghargai keberlanjutan alam semesta ini. 

Expand filter menu Content Warnings