A review by dreeva
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam by Dian Purnomo

5.0

66 - 2021

Naksir baca buku ini karena rating dan review dari kawan-kawan Goodreads pada bagus gitu. Dan, ternyata beneran bagus. Saya sejujurnya adalah yang paling suka cerita tentang budaya suku tertentu di Indonesia khususnya, cuma memang balik lagi dengan bagaimana penulis menulis dan mengemas ceritanya jadi bisa dinikmati banyak orang. Kadang ada yang sebenarnya ceritanya menarik, tapi cara penulisannya kurang dapet.

Ini kali pertama membaca bukunya Dian Purnomo, sama sekali saya gak tahu soal penulis ini. Saya baca buku ini dari bab 1 sudah merasa, buku ini layak banget saya lanjutkan baca sampai akhir. Cerita Magi Diela yang kena kawin tangkap. Adat Sumba ini ternyata masih ada. Pihak laki-laki yang suka, bisa menculik sang perempuannya, lalu baru akhirnya terpaksa menikah karena dianggap sudah diambil keperawanannya.

Sungguh, dari awal saya melihat cerita ini begitu tragis hidupnya Magi Diela. Berbenturan dengan adat yang dijunjung tinggi keluarga, walau budaya adat itu sendiri tidak sesuai dengan kemanusiaan. Saya jadi banyak tahu tentang adat Sumba, yang tidak membolehkan yang satu suku/kabisu untuk menikah, cara berburu dengan pantangan-pantangannya, dan lain sebagainya. Asyik sekali semua budaya Sumba itu dikemas dalam cerita tragisnya hidup Magi Diela.

Saya yakin perempuan yang nasibnya seperti Magi Diela itu banyak sekali, gak cuma di Sumba. Namun, yang punya keberanian sebesar Magi gak cukup banyak, karena ya itu tadi bertentangan dengan adat yang diagung-agungkan sehingga malah merendahkan hak-hak perempuan.
Perempuan sering kali tidak punya pilihan, hanya harus mengikuti apa yang sudah diminta orang tua. Walau sudah banyak juga sekarang yang udah gak ngikutin adat karena dianggap mengikuti budaya modern, padahal bukan budaya modernnya yang diikuti, tapi banyak orang sudah mulai punya pikiran terbuka untuk bisa menghargai kesetaraan dan terlebih kemanusiaan.