Take a photo of a barcode or cover
belandjar 's review for:
The Giver (Graphic Novel)
by Lois Lowry
Aku menyelesaikan buku ini terkaget-kaget karena layar HPku tiba-tiba saja berubah jadi gelap dan nggak ada lagi panel yang muncul setelahnya. Ternyata, itu adalah halaman terakhir. Padahal, aku menantikan kehidupan indah yang diharapkan Jones.
Ini kali pertama aku membaca novel grafis, maksudnya buku bergambar yang diadaptasi dari novel yang telah terbit sebelumnya. Dan... pengalaman membacanya sangat menyenangkan! Meskipun, buku ini bertema distopia dan di 3/4 cerita aku merasa cukup tertekan.
Awalnya, aku bingung, kenapa buku ini hanya cenderung monokrom di awal. Namun, semua itu ada alasannya dan akan terjawab jika sudah membaca sampai selesai.
Buku bertema distopia masih jarang aku baca. Akan tetapi, aku mendapatkan pemahaman lebih soal itu dari buku ini. Seperti, soal pengaturan manusia secara berlebihan sehingga mereka kehilangan kebebasan, termasuk soal akses informasi. Bahkan, di buku ini juga termasuk soal memori dan perasaan, khususnya perasaan-perasaan tidak menyenangkan.
Melalui buku ini, aku takjub bahwa memang... manusia punya kecenderungan untuk mengatur semua hal, bahkan soal alam. Mereka menghalalkan segala cara untuk mencapai kepentingannya, salah satunya untuk hidup seimbang dan tidak menyulitkan satu sama lain. Namun, ini menjadi problema tersendiri yang sayangnya hanya diketahui dan diamini oleh Jones.
Membaca buku distopia memang memberikan kengerian tersendiri. Tentu saja, aku selalu berharap bahwa apa yang kubaca dari buku-buku distopia ini tidak akan pernah terjadi, di masa kini maupun masa depan.
Ini kali pertama aku membaca novel grafis, maksudnya buku bergambar yang diadaptasi dari novel yang telah terbit sebelumnya. Dan... pengalaman membacanya sangat menyenangkan! Meskipun, buku ini bertema distopia dan di 3/4 cerita aku merasa cukup tertekan.
Awalnya, aku bingung, kenapa buku ini hanya cenderung monokrom di awal. Namun, semua itu ada alasannya dan akan terjawab jika sudah membaca sampai selesai.
Buku bertema distopia masih jarang aku baca. Akan tetapi, aku mendapatkan pemahaman lebih soal itu dari buku ini. Seperti, soal pengaturan manusia secara berlebihan sehingga mereka kehilangan kebebasan, termasuk soal akses informasi. Bahkan, di buku ini juga termasuk soal memori dan perasaan, khususnya perasaan-perasaan tidak menyenangkan.
Melalui buku ini, aku takjub bahwa memang... manusia punya kecenderungan untuk mengatur semua hal, bahkan soal alam. Mereka menghalalkan segala cara untuk mencapai kepentingannya, salah satunya untuk hidup seimbang dan tidak menyulitkan satu sama lain. Namun, ini menjadi problema tersendiri yang sayangnya hanya diketahui dan diamini oleh Jones.
Membaca buku distopia memang memberikan kengerian tersendiri. Tentu saja, aku selalu berharap bahwa apa yang kubaca dari buku-buku distopia ini tidak akan pernah terjadi, di masa kini maupun masa depan.