A review by ddnreads
The Dragon Republic - Republik Naga by R.F. Kuang

adventurous challenging dark emotional sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0

Akhirnya baca ulang versi bahasa Indonesia The Dragon Republic.
Tetep best read sih. It doesn't change any feelings of love I have toward TPW Trilogy. Tetap bikin remox endingnya😌

Buku yang penuh peperangan ini berisi lebih banyak tipu muslihat. Kawan adalah lawan dan bisa jadi lawan adalah kawan yang sesungguhnya. Karakter developmentnya ada banget, for better or worse 😂
Karakter dinamika yang ditampilkan juga jauh lebih 'sentimental'. Lebih banyak aktor penguasa baru yang nyebelin, and it says a lot. Menurutku, buku ini gacuma nyeritain tentang perang ideologi antara Kekaisaran dan Republik, tapi juga merefleksikan siapa 'dalang' dibalik perang-perang yang ternyata saling berhubungan ini. Secara ga langsung buku ini menampilkan soal penjajahan koloni, rasisme, dan pemaksaan suatu paham terhadap suatu kelompok orang yang mereka anggap 'tertinggal'. This is where the real issue lays. Selalu tentang yang merasa berkuasa dan menang menginjak-injak yang mereka anggap inferior. And I always always love the way rfk portrayed these colonizers. It's never not funny😌👌

For a book about genocide, it's super page turning. Gabosen dari awal sampe akhir. Ga ada teori2. Semuanya praktikal langsung terjun ke lapangan. 

Beberapa sejarah juga diceritain disini. Behind the scenes of trifecta (Maharani Si Daji, Master Jiang, dan Kaisar Naga Riga), suku pedalaman dari Utara (Changhan + Qara), dan sumber 'kekuatan' keluarga Yin.

Terjemahannya enak meskipun ada beberapa yang feel-nya kurang pas. 
Misal, Aku suka sekali padamu didn't do justice to Rin's "I love you" to Kitay's "I know." 
(Lebih cocok "Aku sangat menyayangimu." Atau "Aku mencintaimu, kau tau".)

Atau

"He's sprung like a—"
"Don't be vulgar."
≠ 
"Dia menerkam seperti—"
"Jangan vulgar."
Kitay bilang vulgar karena kata "sprung" biasa disama artikan dengan ereksi. Makanya responnya jangan vulgar.
(Menurutku pribadi lebih cocok "Nezha selalu siap diposisi. Dia berdiri seperti—")
But that's so technical and not so important 😅 

Tambahan dikit,
And Rin, for the best part, managed to devour her darkest nightmare.

Fuck Nezha, I love Sring Venka and Chen Kitay so so much u have no idea.

Real question: should I abandon all senses and order the translated version of TBG or listen to the cry of my weakening wallet?

Expand filter menu Content Warnings