A review by nverad
A Game of Ghosts - Permainan Hantu-Hantu by John Connolly

4.0

Bagaimana kamu bisa mencintai sebuah cerita tentang hantu-hantu?

Saya nggak tahu jawabannya, dan saya sebenarnya bukan penggemar cerita hantu. Apalagi cerita mengenai aktivitas hantu yang didominasi dengan membuat takut manusia hidup, entah karena ingin membalas dendam atau semata sifat buruk yang melekat pada si hantu. Belum lagi jika hantu itu mengambil wujud wajah rusak, tubuh berdarah dengan jejak bau tak enak menguar... walau bau semerbak menyan atau bunga-bungaan juga gak akan bikin semangat naik, sih.

Tapi, Pak John Connolly, rupanya mencintai semua cerita hantu yang dibacanya sejak kecil (eh, "kecil" itu semata interpretasi saya sih, hehee). Demikianlah pengakuannya dalam lembaran dedikasi di akhir buku [b: Permainan Hantu-hantu|56701234|A Game of Ghosts - Permainan Hantu-Hantu|John Connolly|https://i.gr-assets.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1610940261l/56701234._SX50_.jpg|52030930] ini, di mana dia mengakui bahwa bukunya ini aneh. Dari beberapa sisi, iya juga. Untuk ukuran cerita berlatar zaman sekarang, abad 21 di Amerika Serikat yang modern dengan semua teknologi maju dan kekuatan internet, kita masih bisa melihat penggambaran kelompok "Persaudaraan" yang begitu kejam, serba tertutup tapi didampingi hantu penuh dendam sehingga di luar logika. Karena itu, alasan mereka menghantui dunia nggak usah didebat, kamu nggak bakal bisa menang melawan mereka.

Charlie Parker (+Angel + Louis) kembali berurusan dengan sekelompok orang jahat. Awalnya gara-gara kenalan lama mereka agen FBI Edmund Ross yang meminta Parker mencari keberadaan Jaycob Eklund, detektif swasta lain yang juga disewa Ross. Ada rahasia yang tidak mau dibagi Ross pada Parker tentang alasannya memberi Eklund beberapa proyek pada masa sebelumnya. Pokoknya Eklund sudah sekian hari menghilang tanpa kabar, bukan kebiasaannya selama ini. Parker dan kawan-kawan melacak sana sini, menemukan arsip menakjubkan hasil penyelidikan Eklund bertahun-tahun mengenai orang-orang hilang di seantero negeri sejak abad ke-18.

Tambahan pada arsip Eklund: ia menghubungkan segala kasus orang hilang itu dengan cerita berbagai rupa penampakan hantu. Kan, lagi-lagi Parker dipertemukan dengan sekelompok hantu. Dalam catatan Eklund, mereka adalah Persaudaraan,
(nama bagi suatu komunitas kriminal imigran Eropa pencari kesejahteraan di Dunia Baru abad ke-18, yang gemar mengintimidasi, merampas, dan menjarah harta dan nyawa komunitas lain. Konon kabar, kepala kelompok itu sudah menjual keamanan diri dan keturunannya dari siksa hari akhir kepada setan Belial, begitulah. Makanya di dunia fana ini mereka bisa semena-mena menzolimi orang lain.)

Tentu hantu-hantu ini punya saudara atau kontak di dunia kita, orang-orang yang sama seperti saya dan kamu, tapi tentunya dengan hati yang tidak semurni hati saya dan kamu. Eaaa. Pokoknya dunia sudah tampak suram saat para saudara tersebut, menapak tanah atau tidak, muncul di halaman depan kita.

Kita juga masih berpapasan dengan Sang Kolektor, tokoh antagonis penguntit Parker, yang padanya juga melekat entitas anggota Manusia Hampa... oke, komunitas hehantuan lain. Sungguh geregetan karena antarsesama hantu saja mereka bisa saling tidak suka dan bikin dunia tempat mereka sekarang berada juga tidak nyaman, wkwkwk

Banyak aksi tokoh hidup dibanding hantu di sini, untunglah, walau tentu makin ke belakang makin banyak nyawa melayang ke dunia lain.
Omong-omong, di buku ini Charlie Parker tidak memisahkan nyawa siapapun dari raganya. Namun, sial, saya sempat menangis terkejut saat buku ini belum selesai. Ada tokoh yang mati, tapi saya nggak mau bilang siapa. Saya sungguh menyesalkan cara nyawanya terlepas. Begitu "mudah"...tanpa perlawanan, tidak cocok dengan hidup yang dijalani dengan "perjuangannya" sepanjang sekian seri ~~
This person deserves to die in a decent duel, IMHO.

Tapi nggak usah khawatir, jagoan akan menang kok di ujung.

Bukan hal itu sih yang bikin saya bisa bilang "I really love this book", tapi ada dua hal lain.

Pertama tentu gambaran interaksi antara Parker dan putri-putrinya, baik yang masih bernapas, maupun yang tidak tampak di mata. Berat sekali menjalani hidup Pak Charlie sekarang, satu demi satu orang yang dicintainya tak lagi di sisinya, walau ia tak berhenti mencintai mereka. Rasanya saya pengin pukpuk Pak Charlie ini, tapi virtual aja. Nggak usah ketemu, karena pasti aura di sekelilingnya suram banget :(

Hal kedua, betapa saya menikmati dialog antara Parker dan teman-temannya. Saling dukung dan peduli, segetir apapun kehidupan yang dijalani. Saya juga nyambung dengan humor yang diselipkan Connolly pada deskripsi kejadian, seserius apapun kondisi yang sedang berlangsung. Bisa bikin saya senyum-senyum sendiri, dan merasa hangat. Rasanya dunia yang dilewati hantu tak selalu mengerikan.

Ini curhatan terpanjang di antara lima buku seri Charlie Parker yang sudah saya baca. Semoga segera ada kesempatan untuk membaca yang lain, kalau bisa semuanya. Edisi terjemahan aja tapi, ya. Kalau edisi bahasa asli, khawatir hantunya bisa lebih bikin nelangsa karena... "Gak bisa bahasa Endonesaaa..."