A review by tsamarah
Detail Kecil by Adania Shibli

challenging dark emotional medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? N/A
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? N/A

5.0

Minor Detail merupakan karya Adania Shibli yang menceritakan tentang dua kisah paralel mengenai okupasi dan perampasan hak-hak serta tempat tinggal warga Palestina di tangan Israel. Sebuah cerita kecil yang dikisahkan melalui perspektif seorang wanita yang ingin mencari tahu tentang sejarah sesungguhnya dan bagaimana nasib warga Palestina pasca Nakba pertama terjadi di tahun 1948. Kisah pertama berlatar waktu di tahun 1949, setahun setelah Nakba itu terjadi, yang menjelajahi segerombolan tentara Israel yang menangkap dan memerkosa seorang wanita Palestina sebelum dibunuh dan dikubur di padang pasir entah berantah. Kisah kedua, yang berlatar belakang di masa modern, menceritakan tentang seorang wanita Palestina dari Ramallah yang ingin memahami kebenaran akan kisah pertama yang menurutnya sebuah detil kecil yang luput dari sejarah yang ada.

Layaknya Laut Bercerita karya Leila S. Chudori yang menjadi perlawanan terhadap pemerintahan totaliter, Minor Detail merupakan bentuk resistensi yang dibuat oleh Adania Shibli sebagai perlawanan terhadap manipulasi informasi dan sejarah yang hingga saat ini dilakukan oleh Israel. Runutan adegan demi adegan yang ditulis mungkin sangat cukup eksplisit untuk sebuah buku kecil, tetapi Shibli berhasil untuk menekankan pentingnya setiap bagian tersebut sebagai refleksi atas kejadian nyata yang ada—memahami bahwa karya fiksi merupakan salah satu medium paling efektif untuk menceritakan kebenaran sejarah, yang secara efektif mampu Shibli wujudkan dalam novella ini walaupun hanya meliputi sepenggal kisah dari keseluruhan realita gelap warga Palestina.

Beberapa adegan yang menjadi bintang dalam buku ini, terutama dalam halnya menjadi contoh penjajahan modern yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina adalah keberadaan desa-desa suku asli Palestina yang terletak di pinggiran kota yang kini semakin menghilang akibat pembangunan properti, pencurian makanan-makanan khas Palestina menjadi "milik" Israel yang bertujuan untuk menghapus status kebudayaan mereka, dan terlebih lagi, perlakuan terhadap warga Palestina yang mengharuskan mereka melakukan pemeriksaan identitas dan "kelayakan" seolah mereka adalah tawanan perang yang eksistensinya "diperbolehkan ada" atas izin Israel.

Maka dari itu, secara pemikiran pribadi, sangat sulit untuk menerima bagaimana sebuah "negara" yang terkungkung dalam delusi superioritas nasional dan rasial tanpa dasar tersebut dianggap sebagai korban perang ketika mereka dan antek-anteknya yang memulai okupasi berkepanjangan itu. Sementara warga Palestina dianggap sebagai pelopor perang, sebagai teroris, ketika mereka berjuang demi mendapatkan kebebasan mereka yang seharusnya sudah mereka dapatkan. Sedikitnya cerita yang ditulis oleh Shibli dalam buku ini merupakan ekstensi dari kehidupan nyata Palestina yang masih dirasakan hingga sekarang, terutama ketika mereka masih menderita di bawah hantaman senjata dan bom tanpa adanya gencatan senjata yang betul-betul melindungi mereka. Seharusnya, sedikitnya cerita ini mampu meradikalisasi pemikiran orang yang masih merasa bahwa Israel itu benar—namun, sampai kapan hal itu hanya sebatas harapan dan bukan sebuah realisasi yang masif?

Pada akhirnya, menyelesaikan Minor Detail tidak hanya membuka mata atas kekejaman yang masih dilakukan dan dialami oleh negara-negara lainnya, tapi menyadari bahwa masih banyak manusia yang sangat kurang memanusiakan manusia lain, dan rasa kemanusiaan pun juga masih memiliki batasan dan pilih-pilih dalam aksinya—masih berdasarkan apakah kegiatan itu akan memiliki timbal balik yang dapat dimanfaatkan bagi diri sendiri, dan bukan rasa empati. Mungkin dapat dibilang menjadi tamparan bagi sendiri. Oleh karena itu, saya betul-betul merekomendasikan buku ini sebagai bacaan wajib bagi seluruh orang, terlepas bagaimana preferensi bacaan mereka. 

Expand filter menu Content Warnings