A review by ruangtitikkoma
Exit West by Mohsin Hamid

adventurous hopeful informative reflective sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

3.75

Pada awalnya saya merasa “ini kenapa ceritanya dibawa ke urusan cinta-cintaan?” tapi kemudian saya malah suka ketika hubungan dua tokoh utamanya tidak berlanjut dan berubah ke arah hampir semacam persahabatan. Hampir, karena mereka sempat merasa dipenuhi gairah hingga ada kontak fisik, kecuali hubungan seks, tapi tidak bisa dikatakan sebagai kekasih.

Sampai ke tengah, ketika mulai mereka dihadapkan pada konflik nyata negara, untuk kemudian memikirkan bagaimana keluar dan menyeberang ke negara lain yang lebih aman, berdua, bersama, saling melindungi, saling memiliki satu sama lain, hubungan mereka malah dibuat bergerak ke arah perpisahan. Oke, urusan love-line, saya suka.

Terkait latar konfliknya, negara atau wilayah yang sedang perang, tidak aman karena terjadi konflik antara pemerintah dan kelompok militan, pembaca diajak membayangkan seperti situasi Suriah. Kedua tokoh utama adalah contoh kehidupan orang-orang yang bertahan di tengah situasi konflik. Mereka tetap bekerja seperti biasa. Hanya saja, ketika ada serangan atau pertempuran meletus, kantor langsung terdampak, tutup, dan mereka kehilangan pekerjaan. Semudah dan secepat itu hidup berubah.

Pada bagian mereka berusaha keluar dari negaranya melalui bantuan agen, masuk ke Yunani, hingga tiba di London, mengalami berbagai kesulitan, membangun hidup mereka dari awal di tempat asing, bergabung dengan para imigran berbeda negara, dst terasa dideskripsikan dengan cepat. Pada bagian ini pembaca tidak cukup bisa lama dan dalam merasakan kepedihan dan kesulitan yang dihadapi hingga setahun dalam pelarian.

Cerita diakhiri ketika dua tokoh utama kembali bertemu. Merasakan kerinduan dan kenangan-kenangan masa mudanya. Sebelum berpisah, mereka berbincang santai, merasakan kehidupan sekitar mereka saat ini, hingga berangan-angan akan tiba saat mereka bisa menyaksikan pemandangan indah bintang-bintang di atas gurun Chili, bersama.