Take a photo of a barcode or cover
ossyfirstan 's review for:
Barang KW (The Knockoff)
by Jo Piazza, Lucy Sykes
"Aku hanya mengatakan ini satu kali, dan setelah mengatakannya, aku tidak ingin melihatmu lagi selamanya. Kau bukan siapa-siapa selain perundung menjijikkan yang iri hati. Aku tahu kau Candy Cool, Eve. Aku tahy kau yang selama ini memperlakukan putriku dengan kejam. Kau sakit jiwa, kau jalang berhati iblis, dan aku tidak tahu apakah kau akan sembuh. Kurasa kau sudah lama menjual jiwamu. Karena itu alasan kau bersedia berjalan ke altar pernikahan untuk menikah dengan pria yang tidak kaucintai. Aku tahu kau kembali ke Glossy untuk merebut pekerjaanku, bukan untuk bekerja bersamaku. Sayang, kau bukan apa-apa selain editor palsu murah." (p.495)
Renyah, mengalir, lucu, dan kadang geregetan.
Novel ini saya temukan di iPusnas, random aja dipilih karena ada tulisan 'untuk yang rindu The Devil Wear Prada yang pertama saya tonton waktu SD.
Ini tentang Imogen Tate, seorang kepala redaksi majalah Glossy dan Eve, mantan asistennya Imogen yang sempat keluar karena lanjutin sekolah dan masuk lagi dengan tujuan bikin dobrakan di Glossy (tapi kuduga sih untuk hancurin Imogen).
Eve , sebagai kaum milenial kekinian yang katanya usianya baru 20-entah-berapa itu pengin majalah Glossy berubah jadi format digital. Well, bagus. Sayangnya, makin hari, Eve makin ambisius dan kejam. Ia pun selalu ingin mendapatkan 'panggung'.Sudah gitu, semua karyawan disuruhnya untuk bekerja hampir 24 jam, memecat mereka seenaknya, mencuri ide Imogen, dan seringkali marah-marah tidak jelas dan menyombongkan diri sebagai lulusan Harvard. si Eve ini seakan meniru Imogen, bahkan sampai akan menikah dengan mantan suaminya Imogen. Eve juga bully anaknya Imogen lewat akun palsu. Idk, apakah Eve ini sosiopat atau hanya ambisius, atau sejenis ulat berbisa.
Imogen sebagai perempuan 42 tahun yang habis terkena kanker payudara, kucukup maklum kalau ia gaptek. Meskipun, kalau dipikir-pikir, orang tua sekarang yang usianya di atas Imogen bermain sosmed, tapi ya mungkin tiap orang berbeda. Saya suka Imogen, ia bukan 'kaum tua' yang menyebalkan. Justru, ia baik hati, manis, cerdik, dan sabar. Saya pun senang bagaimana Imogen 'membalas' segala perlakuan Eve terhadap dirinya dan semua karyawannya.
Aku lupa di halaman berapa, Imogen atau siapa bilang kalau anak-anak milenial mungkin lebih cerdas dan maju soal teknologi daripada orang seumuran Imogen, tetapi mereka seakan meninggalkan norma, kesopanan, dan nilai-nilai kebaikan yang ada. Mungkin benar, dan itu bisa mengingatkan kita sebagai angkatan muda, untuk nggak meninggalkan nilai-nilai kesopanan yang ada. Sekian, maafkan untuk review yang nggak jelas ini.