Take a photo of a barcode or cover
tsamarah 's review for:
Teka-Teki Rumah Aneh
by Uketsu
challenging
dark
mysterious
tense
medium-paced
Plot or Character Driven:
Plot
Strong character development:
No
Loveable characters:
No
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
N/A
Teka-Teki Rumah Aneh merupakan novel misteri pembunuhan karya novelis asal Jepang bernama Uketsu yang menceritakan tentang seorang narator dan arsitek bernama Kurihara yang mencoba menguak maksud dari denah bangunan tidak lazim yang dimiliki sebuah rumah yang sebelumnya berencana akan dibeli oleh teman sang narator. Seiring dengan keduanya menyusuri teka-teki dan teori tentang bangunan tersebut, semakin mereka mendapatkan bahwa adanya misteri yang mengerikan menyelimuti asal-usul rumah aneh itu, termasuk penghuni-penghuni terdahulunya.
Apabila kita membahas tentang inti cerita novel ini, dapat dikatakan bahwa tidak ada keunikan tersendiri mengenai cerita pembunuhan; genre tersebut populer dikarenakan atmosfir mendebarkan (thrilling) yang dianggap "seru" oleh para peminat, oleh karena itu, sudah banyak cerita-cerita investigasi pembunuhan, termasuk di antaranya yang melibatkan sebuah keluarga. Tetapi apa yang membuat sebuah cerita dalam genre ini memiliki daya tarik sendiri? Pengemasan dan penulisan.
Mayoritas narasi dalam Teka-Teki Rumah Aneh didominasi oleh dialog antar karakter, sehingga hampir tidak ada paragraf deskriptif. Pengemasan dialognya pun juga bukan teknik penulisan yang biasa terlihat dalam novel, melainkan serupa dengan penulisan naskah—dialog menjadi penentu jalannya alur cerita, sedangkan deskripsi sebatas keterangan tambahan yang menyokong alur tersebut. Penulisan seperti ini berpotensi menghilangkan unsur-unsur penting yang dapat membantu sebagai petunjuk dalam cerita investigasi tersebut, namun Uketsu sukses dalam berbuat sebaliknya; petunjuk-petunjuk penting dapat ditunjukkan dengan dinamis dan tidak terkesan canggung, sementara mampu mempertahankan laju alur dengan stabil, tidak tergesa-gesa atau terlalu lamban.
Di samping itu, Uketsu juga mampu melakukan foreshadowing atas beberapa inti plot sehingga mampu membangun plot twist yang logis dan tidak terkesan tiba-tiba. Foreshadowing yang dilakukannya, menurut saya pribadi, cukup cerdik dan tidak terlalu gamblang. Tipe foreshadowing yang memang harus ditilik secara teliti jika ingin menemukannya.
Pengemasan cerita ini juga mampu membentuk atmosfir cerita yang mencekam, layaknya cerita horor yang dinarasikan dalam perkumpulan api unggun, yang menarik pembaca ikut terbawa dan menerka-nerka kebenaran dengan segala teka-teki dan pertanyaan yang ada, sehingga menciptakan kesan interaktif antara karakter fiksi dengan pembaca sebagai audiens.
Satu hal yang membuat saya tercengang adalah akhir dari novel ini yang memberikan rasa "kosong", dalam artian betul-betul akhir yang tidak disangka dan di luar nalar karena adanya karakter-karakter yang memang... tidak pandang bulu untuk melakukan sesuatu atas nama tradisi, reputasi, dan balas dendam walaupun harus menyipratkan darah. Kenyataannya pun memang banyak begitu.
Masih berbicara tentang akhir novel, penutupan cerita terasa sempurna dengan menghadirkan akhir yang tidak sepenuhnya bahagia—tersimpannya satu misteri lain yang diputuskan tidak disinggung lebih jauh oleh sang narator dan Kurihara mempertahankan rasa penasaran dan konspirasi pembaca yang pada akhirnya membentuk satu kesimpulan pasti: bahwa seluruh karakter di sana, termasuk para protagonis, sesungguhnya bukan orang-orang yang tidak terlalu dapat dipercaya dan cerita ini tidak bisa ditelan bulat-bulat.
Akhir kata, Teka-Teki Rumah Aneh merupakan novel yang sangat mengesankan. Sebuah cerita yang tidak mudah luput dari ingatan pembaca, menjadikan eksistensi novel ini sebagai salah satu buku yang patut dibaca bagi audiens yang ingin memasuki genre misteri pembunuhan, khususnya yang dituliskan oleh novelis Jepang.
Apabila kita membahas tentang inti cerita novel ini, dapat dikatakan bahwa tidak ada keunikan tersendiri mengenai cerita pembunuhan; genre tersebut populer dikarenakan atmosfir mendebarkan (thrilling) yang dianggap "seru" oleh para peminat, oleh karena itu, sudah banyak cerita-cerita investigasi pembunuhan, termasuk di antaranya yang melibatkan sebuah keluarga. Tetapi apa yang membuat sebuah cerita dalam genre ini memiliki daya tarik sendiri? Pengemasan dan penulisan.
Mayoritas narasi dalam Teka-Teki Rumah Aneh didominasi oleh dialog antar karakter, sehingga hampir tidak ada paragraf deskriptif. Pengemasan dialognya pun juga bukan teknik penulisan yang biasa terlihat dalam novel, melainkan serupa dengan penulisan naskah—dialog menjadi penentu jalannya alur cerita, sedangkan deskripsi sebatas keterangan tambahan yang menyokong alur tersebut. Penulisan seperti ini berpotensi menghilangkan unsur-unsur penting yang dapat membantu sebagai petunjuk dalam cerita investigasi tersebut, namun Uketsu sukses dalam berbuat sebaliknya; petunjuk-petunjuk penting dapat ditunjukkan dengan dinamis dan tidak terkesan canggung, sementara mampu mempertahankan laju alur dengan stabil, tidak tergesa-gesa atau terlalu lamban.
Di samping itu, Uketsu juga mampu melakukan foreshadowing atas beberapa inti plot sehingga mampu membangun plot twist yang logis dan tidak terkesan tiba-tiba. Foreshadowing yang dilakukannya, menurut saya pribadi, cukup cerdik dan tidak terlalu gamblang. Tipe foreshadowing yang memang harus ditilik secara teliti jika ingin menemukannya.
Pengemasan cerita ini juga mampu membentuk atmosfir cerita yang mencekam, layaknya cerita horor yang dinarasikan dalam perkumpulan api unggun, yang menarik pembaca ikut terbawa dan menerka-nerka kebenaran dengan segala teka-teki dan pertanyaan yang ada, sehingga menciptakan kesan interaktif antara karakter fiksi dengan pembaca sebagai audiens.
Satu hal yang membuat saya tercengang adalah akhir dari novel ini yang memberikan rasa "kosong", dalam artian betul-betul akhir yang tidak disangka dan di luar nalar karena adanya karakter-karakter yang memang... tidak pandang bulu untuk melakukan sesuatu atas nama tradisi, reputasi, dan balas dendam walaupun harus menyipratkan darah. Kenyataannya pun memang banyak begitu.
Masih berbicara tentang akhir novel, penutupan cerita terasa sempurna dengan menghadirkan akhir yang tidak sepenuhnya bahagia—tersimpannya satu misteri lain yang diputuskan tidak disinggung lebih jauh oleh sang narator dan Kurihara mempertahankan rasa penasaran dan konspirasi pembaca yang pada akhirnya membentuk satu kesimpulan pasti: bahwa seluruh karakter di sana, termasuk para protagonis, sesungguhnya bukan orang-orang yang tidak terlalu dapat dipercaya dan cerita ini tidak bisa ditelan bulat-bulat.
Akhir kata, Teka-Teki Rumah Aneh merupakan novel yang sangat mengesankan. Sebuah cerita yang tidak mudah luput dari ingatan pembaca, menjadikan eksistensi novel ini sebagai salah satu buku yang patut dibaca bagi audiens yang ingin memasuki genre misteri pembunuhan, khususnya yang dituliskan oleh novelis Jepang.
Content Warnings
Graphic: Death, Murder
Moderate: Incest