A review by normnialib
Malice - Catatan Pembunuhan Sang Novelis by Keigo Higashino

challenging dark mysterious sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? N/A
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.75

 𝘚𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘢𝘸𝘢𝘭, 𝘥𝘦𝘴𝘬𝘳𝘪𝘱𝘴𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘬 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘩𝘪𝘵𝘢𝘮. 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘤𝘢𝘯𝘵𝘶𝘮 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘣𝘶𝘬𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘴𝘳𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 "𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘥𝘰𝘬𝘶𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘴𝘪𝘬𝘢𝘯" 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘬𝘰𝘮𝘣𝘪𝘯𝘢𝘴𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘥𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘢𝘯 𝘳𝘶𝘱𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘴𝘳𝘢𝘵 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢, "𝘥𝘰𝘬𝘶𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘴𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘢𝘯."
𝘉𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘥𝘪𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘦𝘯𝘳𝘦 𝘮𝘪𝘴𝘵𝘦𝘳𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘰𝘷𝘦𝘭 𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘤𝘢𝘵𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘦𝘭𝘢𝘳 "𝘱𝘦𝘯𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘯𝘰𝘷𝘦𝘭" 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘦𝘵𝘶𝘭 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘥𝘦𝘴𝘬𝘳𝘪𝘱𝘴𝘪.

🍶

Langsung pada intinya, jujur aku kagum. Novel Keigo Higashino yang pernah kubaca baru "Toko Kelontong Namiya", jadi aku lumayan kaget dengan buku Malice ini. Selain genre, gaya kepenulisannya pun beneran beda.

🍶

Aku suka sih sama format buku ini. Rasanya aku seperti ada di dalam hidup seseorang. Bukan dari novel, melainkan dari buku diary. 1st POV buku ini juga another level banget, apa lagi di bab menuju ending, semuanya pakai monolog. Keren sih. Pertama kali aku baca buku bentukan gini. Surprisingly fun, gak membingungkan sama sekali. Apakah ini pekerjaan luar biasa dari sang penerjemah? Kalau iya aku ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya karena aku bisa paham isi buku yang sedikit rumit ini hahaha.

🍶

Kali ini aku mau bahas tentang cerita dari dalam buku.
Jadi pada intinya ada dua orang,
Sang pembunuh = Nonguchi Osamu
Sang korban = Hidaka Kunihiko
Diceritakan dari sudut pandang si pembunuh, mereka berdua adalah sahabat sejak kecil. Aku gak tau gimana pendapat korban karena beliau sudah meninggal. Jadi selama aku baca buku ini, opiniku digiring cuma menurut sudut pandang pelaku. Penulis beneran lihai menggali-gali motif gak jelas dari si pembunuh, hanya untuk dipatahkan dengan banyak fakta baru oleh si detektif.

🍶

Dari ending sudah jelas bahwa orang jahatnya adalah si pembunuh. Segala apa yang aku ketahui sebelum sampai di ending cuma ilusi semata. Sebelumnya disimpulkan kalau motif si pembunuh adalah perselingkuhan dengan istri korban. Aku sebel sih sebetulnya, karena aku jijik aja sama kasus-kasus picisan begini. Memang masih relate, tapi aku bakalan drop buku ini kalau semua ini selesai di cerita perselingkuhan. Untungnya nggak, penulisnya baik hehe... Ada hal-hal yang lebih bermakna dari sekadar motif di atas. Waktu selesai baca aku cuma ketawa miris, karena mudah banget aku diombang-ambing, gak ada pendirian haha.


🍶

Nonogichi sendiri kayaknya emang titisan setan deh. Pada awalnya dia sebel sama Hidaka karena ngajakin dia sekolah mulu, padahal Nonoguchi yang bandel itu gak mau sekolah. Terus karena rahasia yang pengen Nonoguchi simpen sampe akhir hayat diketahui Hidaka, dia jadi dendam, padahal Hidaka juga gak ada ngungkit-ungkit soal Nonoguchi sampe akhir. Ditambah perasaan iri Nonoguchi ke Hidaka yang hidupnya sukses. Aduh... kasian deh.

 
🍶

Beneran, aku kasian sama orang kayak gitu. Orang yang gak bisa fokus sama kehidupan & kemajuan dirinya sendiri. Harusnya energi Nonoguchi gak akan habis buat mikirin gimana cara ngebunuh Hidaka. Nonoguchi bisa sukses di jalan yang dia pilih sendiri. Inilah pesan yang bisa kita ambil, "don't linger to the past". Sangat disayangkan sih, pilihan hidup Nonoguchi beneran menjijikan sampe akhir.

🍶

Dan aku sebetulnya malu mengakui. Novel ini terbit pertama kali tahun 1996, sekarang tahun 2024. Sebagian besar pembaca novel ini pasti sama kayak aku, merasa ditipu habis-habisan. Masalahnya, yang disindir oleh buku ini adalah pembaca. Sadar gak? Kita dipermainkan loh sama buku ini. Lucu ya, dari 28 tahun lalu juga manusia mudah banget dimanipulasi sama dokumentasi yang berubah jadi 'fakta' disamping benar atau nggaknya dokumentasi itu. Aduh... hehe. Malu ya? Iya, aku malu. T_T

🍶

Tapi buku ini tetap keren. Ceritanya gampang dicerna. Pesannya mudah dipahami. Dan sindirannya kerasa banget. Selanjutnya aku baca novel beliau yang mana lagi ya? Hehe...