Scan barcode
A review by aynsrtn
MISTERI MUSIM PANAS DI DUWANG-RI by 박연선, Yeon-Son Park
challenging
funny
lighthearted
mysterious
medium-paced
4.0
Selepas kematian kakeknya, Mu Soon seperti mendapatkan "titah" untuk menemani neneknya yang kini hidup sendirian di Desa Duwang-ri. Karena bangun kesiangan, Mu Soon pun tak punya pilihan saat ayah dan ibu serta keluarga yang lain pergi. Selama libur musim panas, Mu Soon mengira akan memhabiskannya dengan bermalas-malas, namun ternyata ia menemukan sebuah peta harta karun yang membawanya kepada kasus hilangnya 4 perempuan di Desa Duwang-ri 15 tahun yang lalu. Mu Soon pun seperti mengemban "titah" untuk menjadi [ala-ala] detektif—tentu tanpa sengaja.
Premisnya terlihat sederhana. Seperti cozy mystery pada umumnya, tetapi ternyata semakin dibaca, semakin kompleks, semakin banyak layer misterinya. Narasi yang dibawakan oleh Mu Soon sebagai narator yang bercerita dari sudut pandangnya sungguh segar, sering sarkas, sinis, dan bickering dengan Nyonya Hong Gan Nan—neneknya [iya, Mu Soon dinarasinya manggil neneknya dengan Nyonya Hong]. Dinamika cucu perempuan dan neneknya ini lucu dan menghibur. Apalagi adegan ia dan sang nenek jadi penguntit, itu peak comedy banget.
ps. aku curiga jangan-jangan neneknya memang punya bakat jadi detektif 👀
Selain dinamika Mu Soon dan Nyonya Hong, Mu Soon pun menjalin "kerja sama" dengan Si Tampan, Yoo Chang Hee, anak SMP yang kakaknya jadi salah satu korban hilang 15 tahun lalu. Ya, Mu Soon menjuluki Chang Hee dengan Si Tampan—pada dasarnya Mu Soon menjuluki semua orang di desa itu: Si Naga Bodoh, Si Wanita Muntah, Nyonya Pendeta, Si Pengganggu, dan masih banyak lagi. Mu Soon sama Si Tampan ini berasa kayak kakak-adik zone yang si Mu Soon kadang tetiba naksir padahal umurnya beda 6 tahun dari Si Tampan.
ps. mereka jadi tetiba bikin skuad detektif—tentu saja tidak disengaja—antara Mu Soon, Si Tampan, dan Nyonya Hong.
Plot twist, penceritaan, sub-plot, karakter, dan sampul bukunya bagus dan apik, tapi akung seribu akung [aku ikutin tulisan terjemahannya], typo-nya kebangetan. Aku nggak tahu ini editornya dikejar deadline atau dari penerjemahnya, tapi huruf "d" kayaknya alergi kalau ketemu huruf "i" di buku ini. Alias semua kata: diam, pemandian, kejadian, kejadiannya, kediamannya, dst menjadi iam, pemanian, kejaian, kejaiannya. Huft, hadeuh. Seperti replace all semua karena semua kata di atas berubah di keseluruhan buku. Termasuk kata sayang menjadi "akung". Jujur, aneh banget. Apa nggak di-proofread dulu ya? Jadi, bikin bukunya kureengg padahal ceritanya udah bagus, huhu.
Akhir kata, jika menyukai cerita yang summer vibe yang dibalut dengan cozy mystery, buku ini direkomendasikan. Tapi, harus kuat aja sama ke-typo-annya.
Premisnya terlihat sederhana. Seperti cozy mystery pada umumnya, tetapi ternyata semakin dibaca, semakin kompleks, semakin banyak layer misterinya. Narasi yang dibawakan oleh Mu Soon sebagai narator yang bercerita dari sudut pandangnya sungguh segar, sering sarkas, sinis, dan bickering dengan Nyonya Hong Gan Nan—neneknya [iya, Mu Soon dinarasinya manggil neneknya dengan Nyonya Hong]. Dinamika cucu perempuan dan neneknya ini lucu dan menghibur. Apalagi adegan ia dan sang nenek jadi penguntit, itu peak comedy banget.
ps. aku curiga jangan-jangan neneknya memang punya bakat jadi detektif 👀
Selain dinamika Mu Soon dan Nyonya Hong, Mu Soon pun menjalin "kerja sama" dengan Si Tampan, Yoo Chang Hee, anak SMP yang kakaknya jadi salah satu korban hilang 15 tahun lalu. Ya, Mu Soon menjuluki Chang Hee dengan Si Tampan—pada dasarnya Mu Soon menjuluki semua orang di desa itu: Si Naga Bodoh, Si Wanita Muntah, Nyonya Pendeta, Si Pengganggu, dan masih banyak lagi. Mu Soon sama Si Tampan ini berasa kayak kakak-adik zone yang si Mu Soon kadang tetiba naksir padahal umurnya beda 6 tahun dari Si Tampan.
ps. mereka jadi tetiba bikin skuad detektif—tentu saja tidak disengaja—antara Mu Soon, Si Tampan, dan Nyonya Hong.
Plot twist, penceritaan, sub-plot, karakter, dan sampul bukunya bagus dan apik, tapi akung seribu akung [aku ikutin tulisan terjemahannya], typo-nya kebangetan. Aku nggak tahu ini editornya dikejar deadline atau dari penerjemahnya, tapi huruf "d" kayaknya alergi kalau ketemu huruf "i" di buku ini. Alias semua kata: diam, pemandian, kejadian, kejadiannya, kediamannya, dst menjadi iam, pemanian, kejaian, kejaiannya. Huft, hadeuh. Seperti replace all semua karena semua kata di atas berubah di keseluruhan buku. Termasuk kata sayang menjadi "akung". Jujur, aneh banget. Apa nggak di-proofread dulu ya? Jadi, bikin bukunya kureengg padahal ceritanya udah bagus, huhu.
Akhir kata, jika menyukai cerita yang summer vibe yang dibalut dengan cozy mystery, buku ini direkomendasikan. Tapi, harus kuat aja sama ke-typo-annya.
Moderate: Child death, Death, Violence, and Murder
Minor: Death of parent