You need to sign in or sign up before continuing.

A review by jessdjhr
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin by Tere Liye

3.0

Rasa suka terhadap seseorang tidak selalu harus diucapkan. Walau nantinya, kami sendiri yang harus menanggung rasa tersebut. Ada kalanya dimana, perasaan kami lebih baik diasingkan. Bukan karena kami takut akan penolakkan tapi karena kami tidak ingin hubungan yang ada diantara kami menjadi rusak.

Selama membaca, tidak ada yang mengguncang perasaan saya (kecuali endingnya). Hal tersebut membuat buku ini sulit dibaca. Namun, yang dapat dipelajari adalah rasa kagum atau rasa cinta itu sulit dihilangkan. Mau itu perasaannya Danar atau perasaannya Tania.

Saya kurang ‘klop’ dengan cara berpikirnya Tania. Tapi wajar, karena memang ia diceritakan sebagai gadis dengan pola pikirnya yang masih keras kepala. Tania, seorang perfeksionis yang tidak ingin mengecewakan ibunya, dan Danar. Tania, bocah yang terperangkap dalam tubuh wanita beranjak dewasa. Tania, seorang perempuan yang mengerti kekejaman dunia. Tania, gadis yang hancur karena cinta pertamanya. Meski begitu, sejalannya waktu saya mulai mengerti alasan dibelakang tindakan-tindakan dia.

Danar, seorang malaikat bagai keluarganya Tania. Seorang yang terlihat begitu sempurna, begitu baik, begitu lemah lembut. Danar, pelaku dari patah hati pertama Tania. Danar, seorang pembohong, pada Tania, adiknya, hingga Kak Ratna. Danar, yang bingung mengenai perasaannya, apalagi karena ia seorang dewasa, telah jatuh cinta kepada bocah berkepang dua.