A review by nikolinaza
The Ghost Bride by Yangsze Choo

5.0

The Ghost Bride (atau dalam versi terjemahannya, Pengantin Arwah) menceritakan kisah Li Lan, gadis berusia 17 tahun, yang dilamar sahabat ayahnya untuk menikahi putranya, Lim Tian Ching, yang meninggal sebulan lalu karena sakit. Li Lan diberikan jaminan bahwa semua hutang ayahnya akan dilunasi dan dia akan hidup serba berkecukupan dan mewah meski tiap malam dia akan didatangi hantu suaminya nanti. Li Lan tentu menolak, terlebih ketika perasaannya tertuju kepada sepupu Lim Tian Ching. Tidak kuat terus-menerus dihantui Lim Tian Ching dalam mimpinya, Li Lan mendatangi cenayang untuk mendapatkan ramuan serta mantra penolak arwah. Namun, satu kejadian membuat arwah Li Lan terpisah dari tubuhnya sendiri. Sebelum dia bisa kembali, dia harus mengunjungi Dunia Arwah dan menghadapi hantu Lim Tian Ching yang marah, memecahkan misteri dibalik kematian lelaki itu, juga intrik yang ada dalam keluarga Lim.

Mulanya aku sama sekali nggak berekspektasi tinggi terhadap buku ini, terlebih fantasi bukan tipe genre yang sering cocok denganku. Tapi, rupanya The Ghost Bride ini bukan sekadar fantasi rekaan. Di dalamnya ada unsur fakta sejarah, religi, dan budaya khas Cina-Malaysia yang menjadi dasar worldbuilding-nya, sehingga latarnya terasa nyata. Penulis sendiri merupakan keturunan Cina-Malaysia sehingga mampu mendeskripsikan dan menuliskan representasi budaya yang tepat melalui tokoh-tokoh di dalam buku ini.

Di sepanjang bagian pertama, alur cerita terasa sedikit lambat, tapi masih bisa aku nikmati dengan baik tanpa merasa bosan. Barulah ketika masuk ke bab kedua, saat Li Lan sudah memulai perjalanannya ke dunia para arwah, ketegangan mulai meningkat. Dunia para arwah di sini digambarkan paralel dengan dunia nyata, namun jauh lebih tidak hidup dan mengerikan. Terlebih lagi, nggak ada satu pun orang yang bisa sepenuhnya dipercaya. Ada sedikit nuansa horor yang meski tanpa ada hantu-hantu bermuka mengerikan, tetap saja bikin merinding.

Porsi roman dan aksi di sini seimbang. Aku suka bagaimana penulis membuat karakter Li Lan yang meski kerap ceroboh, tapi masih bisa bersikap rasional dalam mengambil keputusan, terlebih ketika dia dihadapkan dengan dua protagonis laki-laki yang mentereng dengan karismanya sendiri-sendiri. Meski dia sering dibantu salah satu protagonis laki-laki, dia tetap bisa bersikap mandiri dan berani saat ada bahaya datang. Adegan aksinya nggak seheboh cerita kung fu, tapi tetap menegangkan.

Yang membuat aku makin suka dengan buku ini: aku berhasil dapat edisi pertama paperback dengan desain dan bahan kover yang berhasil bikin bukunya kelihatan mewah ditambah deckled edges hanya dengan enam puluh ribu rupiah di Tokped :))

So what are you waiting for? Go read this book.