Scan barcode
A review by bungadinding
Pasangan Detektif by Agatha Christie
3.0
TBH? Baca buku ini agak kayak nonton kdrama Descendants of the Sun. #dor
Bukan tema/karakter-nya sih, jauh beda kalau itu. Tapi apa ya... strukturnya mirip. Ada satu "arc" atau plot besar yang diangkat, tapi selain itu di sepanjang alur ada "episode-episode kecil" yang konfliknya muncul dan selesai dalam waktu singkat.
(Kenapa nyambungnya jadi ke DotS? Soalnya aku baru selesai nonton drama itu, jadi pokoknya maklumi aja ya.)
Di buku ini, plot besarnya adalah ketika Tommy dan Tuppence mengambil alih kantor Agen Detektif Internasional untuk membongkar semacam sindikat penjahat dari Rusia (ehiya bener ga sih #GIMANA). Tommy menyamar jadi manajer kantor itu, Mr. Theodore Blunt, sementara Tuppence jadi sekretarisnya, Nona Robinson (kadang-kadang pakai nama samaran lain). Selagi berusaha membongkar penjahat Rusia yang becirikhaskan Nomor 16 itu, suami-istri Beresford ini juga menyelesaikan kasus-kasus klien yang datang ke kantor detektif mereka. Mulai dari mencari wanita hilang, mengungkap misteri pembunuhan, pencurian permata, dsb.
Kasus-kasus inilah yang jadi episode-episode kecil sepanjang buku ini. Jatohnya, buku ini kayak kumcer detektif yang masih ada benang merahnya si plot besar tadi. Beberapa kasus sebenarnya menarik, tapi karena selalu selesai maksimal dalam dua bab saja, every single time klimaksnya terasa kurang nampol. Kayak terburu-buru diselesaikan dan sering kali pakai deux-ex-machina, d'oh.
Aku udah baca buku pertama serial Petualangan Tommy & Tuppence, udah lupa kayak gimana cerita tepatnya tapi kesan yang aku ingat: aku lumayan suka. Sayangnya di buku ini, aku kok merasa mereka lebih sering kayak main-main daripada jadi detektif serius? Dan gimana mereka hampir selalu berhasil mengungkap misteri yang datang ke mereka seolah sebagian besar karena feeling dan keberuntungan aja, bukan penyelidikan atau deduksi yang "wah" gitu.
Hal lain yang mengganggu, terjemahan-nya kadang terasa "ngambang," tapi aku nggak cek ke bahasa aslinya jadi nggak tahu apakah perasaanku aja atau memang ada yang miss . .)a
Overall, kayak DotS lah, buku ini punya potensi buat jadi cerita yang lebih keren dan berbobot, tapi jatohnya ringan aja, nggak mengulik plot yang terlalu ribet atau mendalam. Oke kalau lagi malas baca cerita detetktif yang berat-berat.
Bukan tema/karakter-nya sih, jauh beda kalau itu. Tapi apa ya... strukturnya mirip. Ada satu "arc" atau plot besar yang diangkat, tapi selain itu di sepanjang alur ada "episode-episode kecil" yang konfliknya muncul dan selesai dalam waktu singkat.
(Kenapa nyambungnya jadi ke DotS? Soalnya aku baru selesai nonton drama itu, jadi pokoknya maklumi aja ya.)
Di buku ini, plot besarnya adalah ketika Tommy dan Tuppence mengambil alih kantor Agen Detektif Internasional untuk membongkar semacam sindikat penjahat dari Rusia (ehiya bener ga sih #GIMANA). Tommy menyamar jadi manajer kantor itu, Mr. Theodore Blunt, sementara Tuppence jadi sekretarisnya, Nona Robinson (kadang-kadang pakai nama samaran lain). Selagi berusaha membongkar penjahat Rusia yang becirikhaskan Nomor 16 itu, suami-istri Beresford ini juga menyelesaikan kasus-kasus klien yang datang ke kantor detektif mereka. Mulai dari mencari wanita hilang, mengungkap misteri pembunuhan, pencurian permata, dsb.
Kasus-kasus inilah yang jadi episode-episode kecil sepanjang buku ini. Jatohnya, buku ini kayak kumcer detektif yang masih ada benang merahnya si plot besar tadi. Beberapa kasus sebenarnya menarik, tapi karena selalu selesai maksimal dalam dua bab saja, every single time klimaksnya terasa kurang nampol. Kayak terburu-buru diselesaikan dan sering kali pakai deux-ex-machina, d'oh.
Aku udah baca buku pertama serial Petualangan Tommy & Tuppence, udah lupa kayak gimana cerita tepatnya tapi kesan yang aku ingat: aku lumayan suka. Sayangnya di buku ini, aku kok merasa mereka lebih sering kayak main-main daripada jadi detektif serius? Dan gimana mereka hampir selalu berhasil mengungkap misteri yang datang ke mereka seolah sebagian besar karena feeling dan keberuntungan aja, bukan penyelidikan atau deduksi yang "wah" gitu.
Hal lain yang mengganggu, terjemahan-nya kadang terasa "ngambang," tapi aku nggak cek ke bahasa aslinya jadi nggak tahu apakah perasaanku aja atau memang ada yang miss . .)a
Overall, kayak DotS lah, buku ini punya potensi buat jadi cerita yang lebih keren dan berbobot, tapi jatohnya ringan aja, nggak mengulik plot yang terlalu ribet atau mendalam. Oke kalau lagi malas baca cerita detetktif yang berat-berat.