Scan barcode
A review by ruangtitikkoma
Anwar Tohari Mencari Mati: Sebuah Novel by Mahfud Ikhwan
adventurous
informative
medium-paced
- Plot- or character-driven? Plot
- Strong character development? No
- Loveable characters? No
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? Yes
3.0
Sebagai novel, menurut saya buku ini terlalu memberikan pemaparan informasi yang kurang bisa membuat pembaca ingin tetap menikmati. Persoalan sastra Indonesia, nama-nama tokoh, politik, tidak semua tahu. Sebenarnya justru bagus, memberikan informasi pada pembaca hal-hal yang tidak semua tahu. Masalahnya, rasanya lebih kepada ‘memaksakan bisa diserap dengan cepat dan banyak dalam waktu singkat’ karena dituliskan semacam non-fiksi.
Membaca beberapa ulasan pembaca sebelum saya, banyak yang mengatakan buku ini membuatnya tertawa. Ternyata tidak saya dapatkan ketika membaca.
Pun jika dianggap sebagai sekuel, pertama saya lupa cerita “Dawuk” seperti apa. Tidak diberikan sedikit awalan, sehingga benar-benar bingung. Kedua, makin ke belakang sepertinya semakin jauh dari “Dawuk”. Saya bahkan berpikir, benarkah ini sekuelnya? Atau hanya mengambil nama tokoh, lalu membuat alur cerita berbeda? Jika di film, bisa jadi adalah “spin-off”.
Banyak ceritanya yang referensinya adalah hal-hal lampau, baik musik, politik, tokoh, film, dll. Tidak salah, tapi cukup membosankan. Pada akhirnya, saya kurang bisa mendapatkan kesenangan ketika membaca buku ini. Tapi siapa tahu juga, akan cocok dibaca lagi di waktu mendatang. Dan opini ini bukan berarti bukunya tidak bagus. Bisa jadi justru sangat bagus. Hanya saya yang mungkin kurang mampu menangkap dengan baik hal-hal seru di dalamnya.
Membaca beberapa ulasan pembaca sebelum saya, banyak yang mengatakan buku ini membuatnya tertawa. Ternyata tidak saya dapatkan ketika membaca.
Pun jika dianggap sebagai sekuel, pertama saya lupa cerita “Dawuk” seperti apa. Tidak diberikan sedikit awalan, sehingga benar-benar bingung. Kedua, makin ke belakang sepertinya semakin jauh dari “Dawuk”. Saya bahkan berpikir, benarkah ini sekuelnya? Atau hanya mengambil nama tokoh, lalu membuat alur cerita berbeda? Jika di film, bisa jadi adalah “spin-off”.
Banyak ceritanya yang referensinya adalah hal-hal lampau, baik musik, politik, tokoh, film, dll. Tidak salah, tapi cukup membosankan. Pada akhirnya, saya kurang bisa mendapatkan kesenangan ketika membaca buku ini. Tapi siapa tahu juga, akan cocok dibaca lagi di waktu mendatang. Dan opini ini bukan berarti bukunya tidak bagus. Bisa jadi justru sangat bagus. Hanya saya yang mungkin kurang mampu menangkap dengan baik hal-hal seru di dalamnya.