A review by hzboy
Middle School: Get Me Out of Here! by Laura Park, James Patterson, Chris Tebbetts

4.0

I read and write in Bahasa

Kelanjutan kisah Rafe yang akhirnya harus ditendang (ya, benar-benar ditendang secara harfiah) dari HVMS. Nakalnya Rafe yang kelewat batas (karena melanggar semua peraturan di HVMS) ternyata tidak dilihat sebagai kenakalan remaja biasa. Seorang gurunya, Bu Donatello, merekomendasikannya untuk mendaftar pada salah satu sekolah seni yang berada di wilayah tersebut. Namun ternyata keadaan berkata lain. Sebuah bencana datang yang berarti bahwa keluarganya harus pindah ke kota yang lebih besar, tinggal bersama neneknya, dan impian Rafe untuk sekolah di Sekolah Seni Airbrook juga harus kandas. Apakah Rafe akan tetap berbuat keributan yang sama di sekolah barunya di kota?

Gaya Bahasa dan Kosa Kata
Cerita dikisahkan dari sudut pandang orang pertama, yakni Rafe itu sendiri. Karena disini dikatakan bahwa tokoh utama masih berusia 13 tahun, maka tentu diksi yang digunakan pun juga mudah dipahami. Pembawaannya sangatlah kocak dan cerdik. Permainan imajinasi yang bertumpu pada kekuatan deskripsi aku akui adalah salah satu titik menarik dari buku ini.

Plot
Rafe bercerita menggunakan plot maju, karena buku ini adalah kisahnya ketika berada di sekolah baru di kota.

Penokohan
Selain Rafe, ada pula Nenek Dotty, Ibunya (Jules), Adiknya (Georgia), dan dua orang temannya, Leo dan Matty. Kalau sudah membaca buku pertama, mungkin pembaca sudah tahu siapa itu semua tokoh tersebut, keculai Matty yang merupakan tokoh baru dalam buku ini. Semua tokoh memiliki keunikan sendiri-sendiri dan mempunyai alibi yang cukup beralasan mengapa Rafe membenci mereka (kecuali Ibunya). Penilaian dilakukan oleh Rafe sebagai bocah berusia 13 tahun. Jadi,jangan sampai heran jika Rafe mengomentari hal-hal kecil menjadi lucu dan imajinatif.

Yang Menarik
Ah sepertinya aku belum bilang kalau buku ini sungguh imajinatif karena didukung dengan ilustrasi yang menarik. Sederhana karena memang penulis dan ilustrator ingin menciptakan citra bahwa gambar-gambar tersebut memang karya Rafe itu sendiri. Lucu, tentu saja, karena ilustrasi yang ada benar-benar seperti isi kepala Rafe akan suatu hal yang terjadi di sekitarnya itu.

Menurutku, tidak ada yang salah dengan versi terjemahannya. Ringan dan khas anak-anak sekali. Aku suka cara Rafe bercerita dengan bumbu-bumbu imajinasinya karena itu lah yang membuat anak-anak menjadi seorang anak-anak.