A review by blackferrum
The Life We Lead by Mosaicrile, Johana Melisa

informative lighthearted reflective slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? N/A
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.5

Actual rating: 3,5

Greget banget sama dampak dari konflik di buku ini. Bayangin orang yang paling sering disandari malah balik nusuk, rasanya kayak ugh. Tapi, untungnya, karakter Bethany nggak dibikin loyo macam kertas habis disiram air (a.k.a masalah). Kupikir lagi, ini NA, alih-alih YA.

Sebenernya lagi, aku agak lupa bagian romansanya gimana, hehe, karena emang banyakan porsi bahas pencarian jati diri dan ingatan Any, sih. Yang mana malah bagus. Perubahan Any yang awalnya nurut aja sama orang tua akhirnya mau mengubah kebiasaan dan mulai memperjuangkan keinginannya.

Nah, bahas soal karakterisasi, aku rasa agak ambigu. Well, okelah, yang kelihatan agak "goyah" itu Regan. Awalnya sinis banget, kan, tiba-tiba jadi soft banget. Iya, emang dijelasin kenapa dia begitu, tapi kayak nggak nyangka bakal secepet itu. Karakter yang aku lumayan suka malah si Priska. Yep, dia emang menjengkelkan, tapi perilakunya reasonable. Kayak jelas gitu lho, karena begitu, jadinya begitu. Terus di akhir juga bukannya ada drama nggak penting, tapi kayak yaudah, karena dia begitu mau dibikin kayak gimana lagi? Udah pas kan akhirannya begitu.

Ada juga yang bagiku agak sayang soalnya nggak dioptimalkan. Ino, kakak Bethany. Di awal emang kelihatan banget kontribusinya, tapi di pertengahan menghilang. Di akhir, waktu udah mau bubaran nongol lagi. Emang berpengaruh sih sama satu dua hal yang bikin Bethany bisa jadi karakter Bethany, cuman ya sayang itu tadi, nggak dimaksimalkan keberadaannya. Atau mungkin bakal ada ceritanya sendiri ya, jadi disimpen dulu? Entah.

Overall, aku suka sama jalan cerita. Minus bagian pemaparan rencana proker calon ketua BEM itu yang panjang banget, entah kenapa padahal dipotong pun tetap nggak bakal memengaruhi jalan cerita. Kalau tujuannya supaya memperlihatkan kelemahan cawakabem, rasanya nggak perlu dikasih penjelasan sedetail itu. Tapi, sisi lainnya, menunjukkan bahwa penulis punya wawasan yang luas (dan maybe di bidang yang itu--bahasan yang jadi topik bahasan rencana proker).