A review by my_bibliotheca
Heaven by Mieko Kawakami

challenging dark emotional sad slow-paced

4.5

Aku sarankan sebelum membaca perlu mengetahui apa saja TW dalam buku ini. 
 
Mengandung kasus perundungan berat bahkan di bab pertama kita sudah disambut dengan adegan perundungan yang sangat di luar nalar. Ya, adegannya melampaui dan tidak hanya sebatas pukul memukul saja. Parah. Sangat tidak ramah untuk orang seperti aku, yang kesabarannya setipis tisu. 
 
Dituliskan menggunakan POV orang pertama yang tidak diketahui namanya dan hanya dijuluki Eyes karena sang tokoh utama ini memiliki lazy eye atau gangguan terhadap penglihatannya. Ia merasa karena hal itulah, semua orang di kelasnya membencinya walaupun yang dilakukannya sepanjang hari hanya duduk diam di bangkunya. 
 
Tapi, dalam satu kelas bukan hanya dia yang menjadi korban. Ada korban lainnya, Kojima yang menjadi bulan-bulanan sesama murid perempuan. Kojima dirundung karena penampilannya yang lusuh. Tapi, dijelaskan bahwa ia sengaja menciptakan penampilan seperti itu karena ada alasan pribadi. Sampai titik ini, pemikiran Kojima benar-benar membuatku kaget, terkejut, atau lebih tepatnya heran. Ada orang yang memiliki alasan tak terduga dibalik upnormalnya pilihannya tersebut. 
 
Kojima dan Eyes menjalin persahabatan yang diinisiasi oleh Kojima. Bermula dg bertukar tulisan di note di waktu-waktu tertentu tanpa menimbulkan kecurigaan yang lainnya. Banyak pengalaman menyenangkan ditumpahkan dari dua orang yang sama-sama menderita ini. Sebelum kita dibenturkan di ending yang begitu menyesakkan. Yah, endingnya bisa dibilang menyesakkan tapi juga bisa dibilang melegakan. Kalian nilai sendiri setelah membaca bukunya yaa. 
 
Satu hal lagi yang digali dan dijelaskan cukup dalam yakni mengenai ketidakberdayaan dan pemikiran Kojima dalam menanggapi semua adegan perundungan. Tanggapan Eyes lebih logis, tapi Kojima memiliki interpretasi yang sangat berbeda. Kojima berpikir bahwa yang merundungnya, justru merekalah yang lemah karena ketakutan tak bisa memahami apa yang berbeda di antara mereka. Tapi lebih dari itu, pemikiran Kojima benar-benar rumit. 
 
Terkadang aku merasa berang, karena di suatu waktu pemikiran Kojima menyulitkan Eyes dan yang terjadi adalah salah paham. Kupikir, jika berada di posisi Eyes, aku juga pasti sama bingungnya menghadapi Kojima. 
 
Ohh, mengenai judul bukunya aku rasa Mieko Kawakami suka menjungkir balikkan hubungan antara judul dan isinya. Karena isinya benar-benar serasa neraka dunia remaja. Dan satu fakta lagi, ternyata Heaven merupakan satu karya lukisan di museum yang oernah didatangi Kojima dan Eyes, tapi bahkan sampai akhir cerita Kojima gagal menunjukkannya pada Eyes.

Expand filter menu Content Warnings