A review by aynsrtn
Baby-To-Be by Marina Yudhitia

emotional hopeful reflective medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes

4.0

Sebagai seorang doula—orang yang mendampingi ibu hamil, memberikan dukungan, membantu ibu hamil dalam membuat birth plan, dan membantu relaksasi saat persalinan [non-medis]—Adel malah justru tidak ingin menjalani komitmen pernikahan, termasuk kehamilan. Namun, suatu hari, Adel bertemu dengan Bo—seorang bangau pengantar ruh bayi—yang sedang tersesat. Pilihannya ada dua, yaitu Adel menemani Bo mencari siapa ibu pemilik ruh bayi yang dibawa Bo atau merelakan ruh bayi itu bersemayam di rahim Adel. Dari situ, petualangan Adel dan Bo pun dimulai.

Novel ini begitu realistis dengan konflik dan intrik yang sangat dekat dengan apa yang dirasakan para perempuan yang dipadupadankan dengan elemen fantasi. Tokoh Adel yang sifatnya kontradiktif dengan pekerjaannya, justru menjadi ajang journey bagi Adel. Character development-nya pun sangat terasa. Tidak hanya Adel saja yang "belajar untuk memahami", aku sebagai pembaca pun turut mengerti dan merasakan.

Ada beberapa perspektif mengenai kehamilan dan menjadi seorang ibu yang ditampilkan di sini: 1) perempuan yang mendamba kehamilan padahal sudah beberapa tahun menikah; 2) perempuan yang bergelut dengan trauma karena harus kehilangan bayinya karena KDRT; 3) perempuan yang bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) yang sedang hamil; 4) perempuan yang takut kehamilan akan membuatnya "kehilangan" dirinya sendirinya; serta 5) perempuan yang tidak percaya komitmen pernikahan termasuk kehamilan. Semua perempuan-perempuan ini begitu begitu dekat dan nyata.

Banyak pelajaran yang bisa diambil di novel ini. Tentang penerimaan trauma dan luka masa lalu, tentang proses kehamilan dan persalinan hingga mengurus bayi bukanlah hanya tugas perempuan, tetapi juga laki-laki, serta stigma yang melekat pada PSK yang mereka dianggap tidak pantas menjadi "ibu" hanya karena pekerjaan mereka dianggap hina.

Interaksi Adel dan Bo pun unik. Mereka bagaikan opposite attract yang justru paling memahami satu sama lain. Untuk bumbu romansa, awalnya aku kira Adel akan end game dengan [redacted], tapi ternyata novel ini lebih ke perjalanan Adel untuk membuka hati, bukan mendapatkan hati. Tapi, di epilog seperti sudah terlihat samar-samar arah hatinya, hehe.

Suka! 💐

Expand filter menu Content Warnings