Scan barcode
A review by farbooksventure
To Kill a Mockingbird by Harper Lee
5.0
The one thing that doesn't abide by majority rule is a person's conscience.
Menghangatkan dan memanusiakan, tidak berlebihan memang kalau To Kill A Mockingbird begitu ternama bahkan setelah setengah abad pasca perilisan perdananya. Kisah keluarga Finch yang kehidupannya terusik setelah Atticus, sang kepala keluarga, memutuskan untuk membela Tom Robinson, seorang berkulit hitam, mengingatkan kita kembali akan kedudukan kita sebagai sesama manusia yang hidup di muka bumi. Aku rasa buku ini sangat penting untuk dibaca dan dihayati semua orang, apalagi dengan maraknya isu intoleransi belakangan ini.
Lucunya aku sempat coba membaca To Kill A Mockingbird dua tahun lalu. Aku malah menempatkannya di rak buku on-hold dan baru benar-benar selesai membaca buku ini di minggu kedua bulan Agustus 2018 karena seorang teman berniat meminjam bukunya. Aku tidak mengerti itu karena perubahan selera atau pengaruh mood, tapi membaca buku ini memang tidaklah mudah. Buku ini terasa draggy di beberapa bagian. Tidak sekali dua kali aku harus berusaha dalam menyeret diri yang bosan untuk menyelesaikan buku ini secepatnya.
Akan tetapi, pada akhirnya aku senang karena memutuskan untuk menyelesaikan To Kill A Mockingbird. Terlepas dari fakta bahwa membaca buku ini bukan sebuah pengalaman menyenangkan, pesan penting yang disampaikan dalam kisah To Kill A Mockingbird saja sudah pantas untuk dibaca semua orang dan diganjar dengan bintang 5.
Ulasan lengkapku tentang novel ini dapat ditemukan di sini