prometheus's profile picture

prometheus 's review for:

Gadis Pantai by Pramoedya Ananta Toer
4.0

"Apa yang oh? kau ini aku tertawa tak boleh, begini salah, begitu salah, apa yang oh? Kami memang orang miskin, dan di mata orang kota kemiskinan pun kesalahan. Aku masih ingat pada hari-hari pertama. Bendoro bilang kami orang-orang jorok, tak tahu iman, itu miskin, kau mengerti agama?"

salah satu bagian yang kerap menghantui saya selepas menyelesaikan buku ini. feodalisme dan patriarki menjadi topik yang mendomimasi hampir seluruh bagian halaman-halaman hingga geram saya dibuatnya. menyakitkan hati pastinya namun menjadi kilas balik dan bagian dari sejarah untuk dipelajari, bagaimana feodalisme serta patriarki menjadi budaya kental yang menyelimuti masa-masa itu.

"Kau tidak mengabdi ke­ padaku, man, tidak, man! Kalau kau cuma mengabdi kepadaku, kalau aku tewas dan kau tinggal hidup, kau mengabdi kepada siapa lagi? Kau cari Bendoro baru kalau dia juga tewas? Tidak man, tidak. Kau mengabdi pada tanah ini, tanah yang membe­rimu nasi dan air. Tapi para raja dan para pangeran dan para bupati sudah jual tanah keramat ini pada Belanda. Kau hanya baru sampai melawan para raja, para pangeran dan para bupati. Satu turunan tidak bakal selesai, man. Kalau para raja, pange­ran dan bupati sudah dikalahkan, baru kau bisa berhadapan pada Belanda. Entah berapa turunan lagi. Tapi kerja itu mesti dimulai."