A review by 3ciacath
Teh dan Pengkhianat by Iksaka Banu

4.0

Teh dan Pengkhianat adalah karya Iksaka Banu yang pertama saya beli lantaran mendengar interview-nya bersama Leila Chudori dalam salah satu program podcast Coming Home with Leila Chudori. Terus terang, jika ditanya genre favorit, saya pasti langsung menjawab fiksi sejarah. Makanya ketika tahu ada penulis yang (tanpa sengaja) mengkhususkan diri di genre tersebut, saya langsung tertarik. Pasalnya, tidak mudah menulis genre fiksi sejarah ini. Tidak boleh terpaku pada penyampaian fakta karena akan membuat fiksi menjadi membosankan dan cenderung berubah haluan ke non-fiksi, tapi berkhayal demi menghadirkan serunya naratif juga tidak boleh kelebihan karena akan mengurangi esensi pesan sejarahnya.

Nah, sudut pandang yang dihadirkan oleh Iksaka Banu dalam Teh dan Pengkhianat ini sih menurut saya sudah pas. Rentang waktu dari zaman VOC menguasai Banda hingga tahun 1950-an dimana repatriasi orang Belanda yang tersisa di Indonesia terjadi menghadirkan konteks yang cukup menyeluruh mengenai era kolonialisme di tanah Nusantara. Rentang waktu tersebut pun pas dengan tujuan Iksaka Banu menghadirkan kisah kolonial dari segala sisi, seperti misalnya, bahwa dalam kejahatan yang dilakukan oleh satu kelompok atau golongan, tidak menutup kemungkinan ada individu-individu yang secara nurani sebenarnya menentang, hanya saja mereka terikat struktur. Atau, dari kelompok korban, ada saja individu yang memanfaatkan keadaan, bermuka dua untuk kepentingan sendiri. Tentu kehadiran sisi lain era kolonialisme ini bukan untuk menganulir kejahatan yang terjadi, tapi memberi suara kepada yang tidak atau jarang terdengar dalam pencatatan sejarah.