A review by renpuspita
Tragedi Tiga Babak (Three Act Tragedy) by Agatha Christie

lighthearted mysterious slow-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Seperti judulnya yang memuat kata tragedi, ending di buku ini juga memuat tragedi dan "tragedi", walau tragedi yang terakhir itu nyaris kejadian, hehehe.

Gue baca Three Act Tragedy atau yang diterjemahkan jadi Tragedi Tiga Babak untuk #ReadChristie2025 reading challenge dengan tema di bulan Maret yaitu "performers". Kalau kamu ngefans banget sama Hercule Poirot, mungkin akan agak kecewa karena porsi Poirot tidak terlalu banyak. Di buku ini memang diceritakan kalau Poirot sudah pensiun (padahal ini buku ke-10 dari series Poirot berdasarkan tahun terbit) dan terlibat kasus ketika dia diundang makan malam di rumah seorang aktor teater ternama. Sebagai gantinya, tokoh utama buku ini adalah Mr Satterthwaite, seorang pengagum dan teman dari aktor bernama Sir Charles Cartwright dimana pembunuhan terjadi di rumah Sir Charles. Seorang pendeta, Mr Babbington, tewas setelah minum cocktail dan awalnya kematiannya dianggap karena Mr Babbington menderita penyakit. Tapi kasus kedua terjadi ketika teman sang aktor, Dr Bartholomew Strange juga meninggal setelah meminum port wine. Sir Charles bersama dengan Mr Satterthwaite dan Miss Hermione "Egg" Lyton Gore bersama - sama menjadi detektif amatir untuk menyelidiki kasus ini. Siapa pembunuh Mr Babbington dan Dr Strange? Motif si pelaku apa?

Porsi Poirot memang bisa dibilang sedikit dan bahkan terkesan sebagai pemeran pembantu. Pemeran utamanya ya Sir Charles yang membuktikan kemampuan beraktingnya yang handal sampai mampu merekontruksi kejadian di TKP dan Mr Satterthwaite yang membantu penyelidikan. Tapi jangan khawatir, Poirot juga punya andil untuk membantu duo ini walau Egg sempat kesal pas tahu Poirot ada. Karena Egg yang awalnya mendesak Sir Charles buat menyelidiki karena si cewek ini ada maksud tertentu. Ya, Egg naksir Sir Charles, meski beda usia mereka sangat jauh sampai 30 tahun! Terus terang aja, gue gemes baca interaksi Sir Charles dan Egg, karena mereka ini saling suka tapi denial. Apalagi gue pembaca romance kan dan gue akui Dame Christie itu bisa nulis romance dengan bagus kok. Saking kelihatan naksir, Mr Satterthwaite sampai geli sendiri dan Poirot pun bahkan kasih saran. Apa gue bilang, Poirot emang selain cocok jadi detektif juga pas banget jadi mak comblang!!

Menurut gue kurangnya porsi Poirot di buku ini malah jadi nilai tambah, karena cukup menarik membaca penyelidikan dari sudut pandang Sir Charles, Mr Satterthwaite dan Egg. Memang segi psikologisnya jadi kurang digali karena ini kan bukan Poirot yang menyelidiki. Tapi justru itu kelebihan buku ini. Selain ditulis dalam format tiga babak (Kecurigaan, Kepastian, Penemuan), penceritaan dengan sudut pandang ketiga serba tahu ini semacam kayak mengaburkan beberapa hal termasuk red herring yang sering dipakai untuk mengalihkan perhatian pembaca dari fakta yang ada. Mungkin kalau kamu udah sering baca karya misteri, siapa pelakunya sudah jelas. Tapi gue kan sering banget ya terkecoh sama twist di buku - buku Agatha Christie dan ternyata buku ini pun juga ada! Pelakunya memang "dia" setelah Poirot menjabarkan deduksinya yang luar biasa setelah mendapatkan laporan dari trio detektif amatir. Sebuah twist yang nantinya akan diulang juga di buku lain yang kebetulan gue juga udah baca jadi sebenarnya gue yang kaget tapi kaget yang "oalah iya ya bener juga". Motifnya pelakunya sendiri lumayan beda dan cara pembunuhannya sebenarnya sangat berdarah dingin. Tipe pelaku yang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang dia inginkan!

Tragedi memang akhirnya terjadi untuk beberapa tokoh tapi setidaknya masih ada harapan. Poirot boleh saja hanya muncul sedikit tapi ga memungkiri kalau kemampuan deduksinya sangat luar biasa. Betapa pelakunya ga bisa dibuat berkutik. Mr Satterthwaite sendiri juga sangat menarik dan pantas jadi salah satu tokoh utama plus sidekicknya Poirot. Salah satu buku Agatha Christie dengan tokoh Hercule Poirot yang gue rekomendasikan, apalagi dengan format penulisannya yang unik (ala drama) dan karakter - karakter yang juga sama menariknya.

"Sama sekali bukan apa - apa. Bukan apa - apa. Itu tragedi dalam tiga babak, dan kini telah berakhir, tirai telah ditutup"


Expand filter menu Content Warnings