A review by my_bibliotheca
Where The Crawdads Sing by Delia Owens

adventurous challenging dark emotional hopeful informative mysterious tense slow-paced

4.75

Kya Clark atau biasa disebut sebagai si Gadis Paya merupakan orang yang paling tahu tentang bagaimana cara bertahan hidup. Ditinggal ibunya saat ia masih berusia 7 tahun, lalu disusul dengan kepergian keempat saudara kandungnya. Kya hanya hidup bersama ayahnya yang kasar dan tukang mabuk. Sampai akhirnya ayahnya juga memilih meninggalkan dirinya seorang diri di rumah tengah paya tanpa tetangga. Seorang bocah berumur 8 tahun hidup sendirian di tengah paya.

Hidup hanya dengan mengandalkan mencari remis dan ikan asap kemudian menjualnya ke pemilik pom bensin kapalnya, Jumpin'. Salah satu penolong hidupnya. Kemudian Tate, seseorang bocah lelaki yang sekitar 4 tahun lebih tua dari Kya juga banyak menolongnya. Orang lain? Orang lain banyak yang menggangga Kya sampah dan semakin mengucilkannya.

Di buku setebal 373 halaman ini sebagian besar merupakan perjuangan Kya bertahan hidup sekaligus menikmati kesendiriannya di tengah alam (paya). Narasi tentang bagaimana keindahan paya, cara Kya mencari bahan makanannya, ketertarikan Kya pada makhluk paya, naik turunnya kisah asmaranya dengan Tate, semuanya diramu dengan sempurna. 

Kehidupan Kya memang banyak kekurangan, tapi karena ia mencintai dan nyaman akan kesendiriannya bersama paya, aku serasa ikut hanyut dan rileks bersama semua kisahnya. Tapi tetap saja, miris melihat serangkaian kisah hidupnya. Sampai pada konflik dengan tewasnya Chase, salah seorang yang juga pernah bersamanya dan kasus itu menyeret nama Kya sebagai tersangka.

Menggunakan alur maju-mundur, selagi kita menyelami kebiasaan Kya yang sangat tertutup pada orang asing, kemudian beralih ke kemajuan penyelidikan tewasnya Chase sungguh membuat aku sengsara, bertanya-tanya bagaimana bisa seorang gadis paya yang pemalu itu membunuh Chase, seorang pemuda atletis dan merupakan kalangan orang yang disegani di kotanya.

Nah, di situ juga letak menariknya buku ini. Bahkan sampai akhir ceritapun pembaca harus menyimpulkan sendiri bagaimana endingnya, karena aku yakin penulis memang sengaja tidak menuliskan secara mendetail di bagian tersebut. Cukup membuat bingung, tapi yah kita terima saja begitu adanya.

Selain dari inti cerita yang menarik, banyak juga "ilmu baru" yang aku ketahui dari buku ini. Tentang ilmu alam pastinya. Salah satu contohnya ada tentang perilaku kunang-kunang dan belalang sembah betina yang kanibal memakan para pejantan payah. 

Buku ini sangat berpotensi memiliki rating 5🌟 dariku, tapi karena ada beberapa kekurangan, yah jadi ratingnya kurang dari itu. Masih terdapat cukup banyak typo di sana-sini yang cukup menganggu, bahasanya di beberapa narasi kurang luwes sehingga kurang mengikuti irama jalannya cerita, dan beberapa penggambaran tempat yang terlalu berputar-putar di kalimat yang itu-itu saja.  Oh, satu lagi, per paragrafnya sangat panjang dan font-nya kecil-kecil 😭 Lumayan menyiksa mata hehe. Tapi selebihnya, Where the Crawdads Sing sangat sangat okeeh 👍🏻